Dua

22 3 0
                                    

Pagi ini Rhena sudah rapi dengan seragam sekolahnya padahal waktu masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Entah mengapa hari ini moodnya sangat bagus. Rhena pun menuruni tangga dan melihat bundanya yang sedang memasak nasi goreng kesukaannya.

"Bunda!" sapa Rhena sambil berlari menuju bundanya
"Eh tumben kamu udah bangun Re, biasanya tunggu dibangunin dulu baru bangun" ucap bundanya
"Ih bunda mah, giliran aku bangun telat aja diomelin, bangun cepet dikomentarin" jawab Rhena sambil mengerucutkan bibirnya
"Hehe, kan tumben Re kamu bangun cepet kaya gini. Kalau tiap hari kamu bangun sendiri, bunda ngga perlu repot repot bangunin kamu lagi" ucap bundanya

Rhena hanya menjawabnya dengan deheman lalu dia menaruh tasnya di kursi meja makan.
"Kamu bangunin abangmu dulu aja sana Re" suruh bundanya
"Siap bunda!!" jawab Rhena semangat.

Rhena berjalan ke kamar Reyhan dan masuk ke kamar Reyhan tanpa mengetuk pintu.
"ABANG! BANGUN KITA TELAT UDAH JAM SETENGAH TUJUH!" teriaknya kencang.
Reyhan yang kaget langsung bangun dan buru - buru masuk ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Rhena yang melihat itu tertawa cekikikan dan pergi menuju ruang makan

"Udah bangun tuh bun abangnya" ucapnya sambil tertawa
"Kamu kenapa ketawa? Abis jahilin abangmu lagi ya? Ngga kapok kapok ya kamu Re" ucap bundanya heran. Walaupun Rhena sangat sering diomeli Reyhan, Rhena tidak pernah kapok untuk menjahili abangnya itu.
"Lagian lucu bun kalo jahilin abang, bunda juga coba deh jahilin abang sekali kali" ucapnya

Bunda Rhena menggeleng - gelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Rhena. Dia tahu jika kedua kakak beradik itu sangat menyayangi satu sama lain walaupun mereka sering bertengkar. Buktinya, saat Reyhan sakit, Rhena pasti selalu memberikan Reyhan bubur dan menjaganya setiap malam.

Reyhan menuruni tangga dengan berlari, dia terlihat ngos - ngosan.
"Re, ayo berangkat! Udah telat nih, hari ini gue ada ulangan" ucap Reyhan sembari mengatur napas.
"Hah? Sekarang kan masih jam enam kurang bang, kepagian kalo berangkat sekarang" ucap bunda

Reyhan yang bingung saat mendengar ucapan bundanya pun melihat jam yang ada di pergelangan tangannya dan benar, jamnya masih menunjukan pukul 5.45 pagi. Dia pun menatap tajam Rhena dan yang ditatap hanya cengengesan dan mengangkat jari yang dibentuk angka dua.
"Hehe, peace abang Reyhanku yang ganteng, lagian lu dibangunin ngga bangun bangun sih" ucap Rhena cengengesan.

Reyhan hanya memasang wajah datarnya dan berjalan menuju meja makan. Dia mendudukan bokongnya di atas kursi dan mulai menjewer telinga adiknya yang berada di sampingnya.
"ADUH ABANG! SAKIT" teriak Rhena kesakitan
"Makanya Re, jangan suka jailin gue, jailin bunda aja sono" ucap Reyhan
Bunda yang mendengar itu hanya menggeleng - gelengkan kepalanya sambil menatap Reyhan.

"Udah udah, kalian berantem mulu nih, sarapan dulu" ucap bundanya lembut
Akhirnya, Reyhan melepaskan jewerannya dan mulai makan, begitupun dengan Rhena.
"Oh iya, bun, ayah kapan pulang?" tanya Rhena pada bundanya.
"Katanya sih lusa bakalan pulang Re" jawab bunda.
"Oh gitu, bilangin ayah oleh oleh makanannya jangan lupa ya bun!" ucap Rhena
"Yeu makanan mulu lu, pantes gendut" ucap Reyhan. Sebenarnya Rhena itu tidak gendut malah tubuhnya bisa dibilang ideal untuk seukuran anak SMA sepertinya. Namun Reyhan selalu menggodanya dengan mengatainya gendut.
"Hilih gue ga gendut ya bang, gua kan body goals" ucap Rhena sambil memeletkan lidahnya.

Setelah itu, mereka bertiga memulai sarapannya dengan obrolan obrolan hangat dan menarik.

⭐⭐⭐

Setelah sampai di sekolah, Rhena langsung turun dari motor dan menuju ke kelasnya. Saat sedang berjalan, ada seseorang yang mencekal tangannya.
"Eeh.. Apaan si nar..." ucapannya terpotong saat melihat orang itu.
"Ke kelas bareng gue aja" ucap orang itu
"Hah? Kita kan beda kelas Rak" ucap Rhena. Ya, yang mencekal tangannya adalah Raka, orang yang kemarin makan bersamanya di kantin.
"Emang beda, tapi kan sebelahan Re" ucap Raka
"Hah? Emang iya? Kok gue ga tau sih?" tanya Rhena kebingungan
Raka hanya mengendikan bahunya tidak tahu, lalu dia kembali melanjutkan langkahnya bersama Rhena.
"Emangnya lu masuk kelas mana?" tanya Rhena
"Gue masuk kelas X Mi..." ucapan Raka terpotong karena ucapan seseorang.

My Secret KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang