"Aku akan memilih apabila kedua pilihan tersebut tidak akan ter sakiti di akhir cerita. Jujur, aku butuh mereka dan tak ingin membuat mereka kecewa. Aku hanya ingin kebahagiaan di masing-masing pribadi kami. Maka dari itu, untuk kali ini saja aku ta...
Pagi datang lagi, cahayanya selalu berhasil membuat mimpiku berantakan.
Kembali lagi di pagi hari. Kemarin bukan mimpi. Aku percaya itu. Buktinya, sekarang aku masih mengenakan baju yang di berikan June malam itu dan kakaotalk ku menyimpan id Jimin.
Park Jimin
Hey fans~
Apa maksudnya? Jangan bilang dia tahu aku fans beratnya.
Park Jimin
Setidaknya kemarin kau teriak saja di hadapanku. Oh ya, satu lagi. Jangan pernah mengganti status kakaotalk mu!
Yang benar saja. Aku lupa mengganti status ku yang bertuliskan "사랑해 박지민". Aku benar-benar malu.
Jung Mi Young
T_T Padahal aku sudah berusaha menahan tangis kemarin
Park Jimin
Hari ini ke kampus?
Jung Mi Young
Hey, kita baru berkenalan kemarin-_-
Park Jimin
Terserah aku. Nanti ku hubungi lagi. Bye~
Tanpa sadar senyum mungil memeluk bibir ku. Menenggelamkan sebagian bibir atas dan memperjelas kerutan kantung mataku.
Aku semangat. Jimin sudah memberi ku mantra ampuh untuk mengusir "kemalasan"-ku.
Dengan sesegera mungkin aku berlari ke kamar mandi. Sebelum itu aku sempat mampir ke lemari imut milikku. Menyiapkan barang-barang apa saja yang harus ku bawa.
Setelah 14 menit berlalu, aku keluar dari kamar mandi dengan senyum simpul dan lesung pipi yang dalam. Masih dengan senyuman aku pun berjalan ke arah kasur yang telah menyediakan pakaian ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Manis," gumam ku saat menatap setiap sudut tubuh ku dari pantulan cermin. Yah, kuning yang manis nan imut.
Seperti biasa, setelah semuanya beres aku akan ke dapur untuk sarapan. Apa kalian tau? Yang aku harapkan saat ini hanyalah kehadiran seorang ayah yang nyata untuk ku. Aku ingin ia duduk bersama ku dan eomma di meja makan ini.