Pagi kami berkumpul menghadap piring dan memegang sendok sambil sesekali menyuap ditemani cahaya surya yang menyinari hari dengan hadirnya sedikit obrolan.
"Zia, mama hari ini mau ke swalayan sama ade, kamu mau ikut gak? Toh kamu libur juga kan? Sedikit dunia luar mungkin akan membawa otak mu tenang"
"ngapain sii ma ke swalayan? Kenapa gak suruh bibi aja males banget harus ngantri di kasir" jawabku malas
"ish kamu! bibi lagi mama suruh beresin garasi biar pas papa dateng nyimpen mobilnya langsung di dalem, sambil mama mau beli stok cemilan, temen temen kamu kan suka banget ngemil" kata mama sambil menyenggol bahu dan sedikit tertawa mengejek
"ehehee iya iya maaf mama ku yang cantik jago masak dan ngertiin anak aku ikut kalo gitu" balasku sambil memeluk mama**
Tepat pukul 10.12 a.m kami berangkat ke swalayan. Setelah 15 menit perjalanan tibanya kami langsung saja mencari barang yang harus dibeli. Namun tidak sengaja kami melewati sebuah toko buku, langsung terlintas dibenakku pada Tere Liye dan berpikir untuk mencari sebuah novel.Ketika aku melihat lihat rak buku sambil berjalan layaknya seekor kepiting tanpa sengaja aku menabrak seorang lelaki dari arah berlawanan. Seketika kami pun meminta maaf berbarengan. Aku menjatuhkan buku yang sedang dilihatnya, langsung saja aku ambilkan buku tersebut sambil mengucap maaf untuk kedua kalinya. Tanpa kata dia hanya memberi senyuman manis dengan lesung di pipi kanannya langsung ku balas senyum, namun hati tak karuan. Dia manis tampan pintar pula kelihatannya. Aku emang orang yang gampang nilai orang walaupun kenyataannya terkadang salah, wajar mungkin jika aku berpendapat. Tak lama dari itu dia mohon pamit terlebih dahulu dengan alasan ada tugas yang harus diselesaikan segera. Aku mengiyakan. Namun ketika dia pergi angin berbisik sesal kenapa aku tidak mengetahui namanya terlebih dahulu. Desisan angin kembali berbisik jika jodoh pasti kembali.
Dering telepon menyadarkan lamunanku. Ku buka layar hp tertuliskan kontak mama masuk, ku angkat sedikit bercakap setelah selesai bergegas aku ke kasir dan pergi ke tempat dimana mama dan adikku menunggu.
**
Tiba di rumah, aku duduk di meja makan meneguk air dingin.
"zi kamu ke toko buku beli buku pelajaran apa?" sedikit mama membuka obrolan sambil merapikan belanjaan.
Aku malah nyengir menatap mama sambil menyimpan gelas ke atas meja.
"heuh? " mama kembali bertanya tanpa melihatku"hehe mah zi beli novel bukan buku pelajaran"
Jawab aku sedikit tegang
"hiih kamu terus aja ngumpulin novel orang udah banyak juga" balas mama sambil sesekali melihat ku
"kan tiap beli juga beda judul ma" sedikit membantah aku menjawab
"beda dari mana orang tiap mama liat juga judulnya banyak yang sama Tere Liye misalnya? " jawab mama santai
Aku tertawa dan berusaha menahannya agar tidak terlalu keras
"ya ampun mama itu nama pengarangnya bukan judulnya"
"ohh ya kan mama gak tau"
"so tau sii mama nii"
"udahlah ayo sholat dulu udah mau akhir"
"iya ma"Teman teman jangan lupa tinggalkan jejak yaa gerakan jarimu untuk beramal
KAMU SEDANG MEMBACA
Bantu Aku Melupakan
Teen Fictionaku pecandu rindu ketika surya tak ku dapat namun temu menyadarkan qalbu saat langit menjadi penyatu