Tentang Nilai

379 8 0
                                    

    

Angin terus berhembus dengan semilirnya yang menyejukkan dan menerbangkan setiap helai rambut panjang itu ke udara. Si pemilik rambut hanya bisa menghirup napas panjang panjang dan menghembuskannya ke udara secara perlahan dan kemudian kembali menerawang pemandangan sekitarnya dari atas rooftop sekolah, bahkan sekarang kakinya sudah menginjak pagar pembatas. Di lentangkannya ke dua tangannya lebar lebar sembari menutup mata dan kemudian membukkanya lagi secara perlahan bersamaan dengan hembusan napas.

"Satu....dua....tiga"

"CARLITAA"

Dengan dengusan kesal si pemilik nama segera mengatupkan kembali tangnya yang tadinya melentang. Dan kemudian mulai menengok kebelakang. Ujung bibirnya terangkat ke atas membentuk senyuman tipis.

"Ada apa?" tanya gadis bernama Lita tersebut

"Turun!!"

Lita hanya mengernyitkan keningnya, menatap sahabatnya yang malah menatapnya tajam.

"Turun sekarang Lita"

Lita segera turun dari pagar pembatas dan menghampiri sahabatnya itu.

"Kamu ngapain naik naik ke situ! Kamu mau coba bunuh diri? Emang kamu nggak mikir masa depan kamu? Kamu pikir mati itu enak apa? Jangan coba coba kayak gitu lagi, kalau nggak ak---"

Sebelum sahabatnya melanjutkan ocehanya, Lita segera meletakkan jari telunjukknya di bibir sahabat nya yang banyak bicara itu.

"Shindy...siapa yang mau bunuh diri? Pemikiran kamu jangan cetek cetek amat dong."

Shindy menyingkirkan telunjuk Lita yang berada di bibirnya dan mulai berkacak pinggang.

"Terus kalau nggak bunuh diri, buat apa coba kamu naik naik ke situ...kalau kamu jatuh beneran gimana?" jelas Shindy

"Beneran suer deh aku nggak mau bunuh diri, aku cuma menikmati pemandangan aja" jawab Lita mengacungkan dua jarinya sejajar telingannya.

"Terus? Ngapain kamu tadi pake ngitung satu dua tiga?" tanya Shindy dengan mata memincing menatap Lita penuh curiga.

"Aku lagi ngitung mobil putih yang lewat" jawab Lita berkedip dua kali

"Kayak bocah aja sih kamu. Mobil putih lewat aja pake di hitung, sekalian tuh pasir putih di pantai kamu hitung" Kata Shindy

"Ishhh, kamu tu ya...ngerti aja aku ada di sini. Padahal aku pengen sembunyi dari kamu" Kata Lita dengan sedikit cekikikan

"Kamu itu jadi sahabat aku udah dari kelas delapan, jelas aku tahu semua tentang kamu. Emang kamu pikir selama ini aku nggak tahu kalau kamu sering kesini?" Jelas Shindy

"Iya iya iya udah kita ke kelas aja yuk, tiga menit lagi bel" ajak Lita

"Yaampun kamu itu sahabat aku nggak sih? Gak pengertian banget, aku ini baru dateng Lita...emang kamu pikir naik tangga dari bawah sampai atas sini itu nggak capek apa? Kamu nggak lihat aku masih ngos ngosan?" omel Shindy lagi

"Siapa suruh kamu kesini? Udah tahu capek" balas Lita yang langsung pergi meninggalkan Rooftop

"Ish dasar nggak pengertian sama sahabat sendiri" dumel Shindy

"Eh...Tungguin napa Lit" teriak Shindy yang langsung mengejar Lita

***


Mereka berdua pun segera masuk ke dalam kelas, kebetulan sekali mereka berada di kelas yang sama yaitu kelas 11 IPS1.

Suasana kelas begitu riuh, para siswa masih asik dengan gurauan mereka masing masing.

Tulisan dari: KARLITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang