Nganterin Laptop

180 6 0
                                    

Setelah menghabiskan cukup banyak waktu dan tenaga, akhirnya semua pekerjaan rumah sudah tuntas dikerjakannya.

Tuk tuk tuk

Karena tidak ada jawaban, Lita membuka pintu bercat biru tua itu. Terlihatlah Argan yang sedang bermain PS.

"Kak" panggil Lita di ambang pintu

"Apaan! Ganggu urusan orang aja" balas Argan masih sibuk dengan permainannya

"Rumah udah aku beresin, baju baju nya kakak udah aku cuci. Sekarang Lita boleh istiraht ya"

"Hm terserah kamu aja" balas Argan

Sebuah senyuman terukir di sudut Lita, saat ia hendak menutup kembali pintu itu

"Eh eh..masih kurang satu yang belum kamu kerjain" kata Argan dengan mata masih menatap Ps nya

"Apa lagi kak? Perasaan udah semua deh" kata Lita yang kembali berdiri di ambang pintu, jika dutanya apakan ia kesal? Tentu

"Tu, laptopnya si Nanda ketinggalan. Tolong balikin ke dia, katannya mau dipake" jelas Argan yang menunjuk sebuah Laptop hitam di meja berlajarnya

"Inget! NANDA yang COWOK, bukan ANANDA yang CEWEK! Ntar kamu salah lagi!" ucapnya lagi dengan penekanan

"Kok gak kak Nandanya sendiri sih yang ambil" jawab Lita yang mendengus kesal, pasalnya jam telah menunjukkan angka delapan. Ditambah dirinnya belum mandi dan pastinnya tubuhnya terasa lengket dan tak nyaman

"Dia lagi banyak tugas" balas Argan

"Kakak aja yang balikin. Ini kan udah malem kak, Lita juga belum mandi dari tadi" jelas Lita dengan nada memohon

"Kamu gak liat kakak lagi apa? Udah cepetan anterin. Baru jam delapan juga, kalo masalah mandi bisa entaran, ini lebih penting" jawab Argan yang masih tak mau kalah

"Tapi nanti kalo ayah pulang duluan gimana? Lita gak mau di kunci di luar lagipula kan rumahnya kak Nanda itu jauh lebih jauh dari sekolahannya Lita malahan, nanti kalo di jalan ada preman terus Lita di apa apain gimana?" jelas Lita panjang lebar berharap kakakknya yang satu itu mengasihinnya, lagian tega banget.

"Udah tenang aja, ntar kakak bilang ke ayah. Soal preman tinggal tendang aja itu nya ntar juga tepar" jelas Argan

"Tapi--"

"Udah jangan banyak alesan. Cepetan!"

"Iya kak" dengan terpaksa Lita mengambil laptop yang terletak di meja belajar Argan dan membawannya keluar

"Oya kak" tampak Lita yang kembali menongolkan kepalannya membuat Argan berdecak kesal untuk ke sekian kalinnya

"Apaan lagi sih!"

"Mmm Lita ke rumah kak Nandanya pake apa?"

"Ya pake kaki lah! Masa pake pantat, kamu mau jadi suster ngesot?"

"maksudnya Lita ke sana naik apa?" tannya Lita lagi

"Kamu minta kakak yang mikir gitu? Masa kamu harus tanya kakak dulu mau naek apa? Sekarang coba kakak tanya, kamu emang punya motor atau mobil? Enggak kan?" jelas Argan yang menghentikkan aktifitasnnya dan menatap Lita, sementara Gadis itu langsung membalasnya dengan gelengan

"Kamu tau kan maksud kakak apa?" lagi lagi Lita hanya menggeleng. Hal itu lantas membuat Argan menepuk jidatnya sendiri

"Ampun dah gini amat ya hidup gue. Udah ditinggal mati ortu, di bawa ke panti kumuh, sekamar sama bocah ileran, orang orangnya pada gak beres semua, sekarang harus punya adek lola plus tolol plus dongo kek dia...ya tuhan" ucap Argan yang mengusap mukannya dengan kedua tangannya

Tulisan dari: KARLITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang