"Lo itu kenapa ngeyel sih? Kata gue juga apa,jangan dulu main Rangga kaki lo masih belum bener bener pulih,sekarang liat kan? Kalo udah kayak gini,lo baru sadar." cerocos Nara panjang lebar.
"Kan gue ngewakilin sekolah Nar,gue juga kapten basket masa gue nggak ikiutan?" Rangga berusaha mengelak.
"Ya kan masih banyak yang lain! Mereka ngerti keadaan lo,mereka juga nggak maksa.Lo nya aja yang susah di bilangin,sekarang gini kan?!" ucap Nara marah.
"Yaudah iya maaf."
"Maaf maaf! Lo pikir dengan lo minta maaf kaki lo bisa langsung pulih? Nggak kan?!"
"Vin,bantu gue.Lo bopong nih temen lo bawa ke mobilnya,sekarang kita langsung ke dokter yang kemarin cek keadaan dia." ujar Nara pada Kelvin yang sejak tadi diam didalam UKS bersama Fathan menunggu Rabgga.
"Mana kunci mobil lo?!" tanya Nara dengan nada tidak santai.
Rangga merigis melihat Nara marah marah."Serem banget sih, jangan kayak gitu lah."
"JANGAN BANYAK OMONG! CEPETAN MANA?!"
"Astagfirullah, mimpi apa gue semalam lo jadi kek macan gini." Rangga mengelus dadanya.
"RANGGA! JANGAN BERCANDA! CEPET MANA?!" Nara memelototi Rangga, ia sudah terjanjur emosi dengan laki laki itu.
"Iya iya ampun,kunci mobil gue ada di tas."
"TASNYA DIMANA?!" Tanyanya ngeas.
Kelvin dan Fathan hanya geleng geleng kepala melihat Nara yang marah marah.
"Di kelas sayang di kelas,udah dong jangan ngegas mulu." jawab Rangga lembut.
Nara memutar bola mata malas,ia berdecak kesal.
"Lo berdua bawa aja dulu si Rangga ke parkiran,nanti gue nyusul." suruh Nara, diangguki keduanya.
*****
Setelah pergi ke dokter spesialis yang dulu sempat mengobati kaki Rangga,Nara membawa pulang Rangga kerumahnya.Kaki Rangga tidak terlalu cedera serius sekarang pun ia bisa jalan meskipun terlatih.
Saat sampai di ruang utama rumah Rangga,mereka langsung di sambut oleh Mbak Rina yang baru saja turun dari tangga.
"Lho den Rangga kenapa lagi?" tanyanya khawatir.
"Gapapa kok,tadi pas lagi basket Rangga jatuh mbak." jelas Rangga seraya tersenyum pada mbak rina.
"Kok bisa? Kan kaki aden masih belum sepenuhnya pulih,kenapa malah ikutan basket?" tanyanya.
"Tau nih mbak,Rangga keras kepala susah dibilangin." sahut Nara.
"Eh den,itu didalem ada non Ariana dia nungguin aden dari tadi." ujar Mbak Rina.
Rangga merenyit,sedangkan Nara raut wajahnya sudah berubah saat mendengar nama Ariana.
"Oh ya? Sekarang dia dimana?" tanya Rangga.
"Ada dikamar aden,lagi tidur kalo nggak salah tadi mbak liat."
Tangan Nara yang sedari tadi menggengam lengan Rangga langsung melepaskan begitu saja secara kasar membuat Rangga refleks berpegangan pada dinding.
"Eh Rangga udah pulang." tiba tiba saja Ariana datang dari arah tangga,terlihat wajahnya yang khas bangun tidur.
Ariana mendekati Rangga,tiba tiba saja Ariana memeluk Rangga manja membuat Nara yang melihatnya emosi seketika,namun ia tengah berusaha menahannya agar tidak meledak saat itu juga.
"Gue pulang." pamit Nara dengan nada datarnya, Rangga sudah mengetahui semuanya akan seperti ini ia hendak menahan Nara namun Ariana memeluknya begitu erat sampai ia merasa pengap.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANARA
Teen Fiction15-05-2019 #68 in teenfiction 15-05-2019 #79 in fiksiremaja 18-8-2021 #26 in fiksiremaja Benci dan cinta itu beda tipis jadi hati hati kalo benci sama seseorang jangan terlalu membenci karena biasanya dari benci bisa saja menjadi cinta. Belum Revisi...