Ketika fajar hari kedelapan menyingsing, Bisma mengatur balatentara Kurawa dalam formasi Kurmawyuha atau Kura-kura.Di pihak Pandawa, Yudhistira memerintahkan Drestadyumna agar menyusun pasukannya dalam formasi trisula atau tombak bermata tiga. Mata pertama dipimpin Bima, mata ketiga dipimpin Satyaki dan mata yang tengah dipimpin Dharmaputra.
Pada hari itu, Bima membunuh delapan putera Dretarastra, yaitu: Sunaba, Adityaketu, Wahwasin, Kundadara, Mahodara, Aparajita, Panditaka dan Wisalaksa.
Sunaba, Adityaketu, Aparajita dan Wisalaksa gugur dengan kepala terpenggal, sedangkan yang lainnya gugur karena senjata panah yang diluncurkan Bima.
Setelah menyaksikan kematian mereka, Duryudhana memerintahkan para saudaranya yang masih hidup untuk membunuh Bima. Namun tak satu pun putra Dretarastra yang berani maju menghadapi Bima setelah mereka menyaksikan kematian delapan saudaranya.
Sementara itu, Sangkuni putra Subala, dengan didampingi oleh putra Hredika dari kerajaan Satwata, menyerbu pasukan Pandawa. Pasukan penyerbu tersebut merupakan kavaleri gabungan dari berbagai kerajaan di India, seperti Kamboja, Sindhu, Mahi, Aratta, dll.
Untuk menandinginya, Irawan putra Arjuna maju ke medan laga sambil membawa pasukan berkuda dalam jumlah besar. Dengan pedang dan panah, Irawan berhasil membunuh para saudara Sangkuni, kecuali Wresaba.
Setelah pasukan putra Subala kacau balau, Duryudhana mengirim raksasa Alambusa untuk membunuh Irawan. Kemudian terjadilah pertempuran sengit antara Irawan melawan Alambusa.
Keduanya sama-sama menggunakan kekuatan sihir, sama-sama sakti dan saling menghancurkan.
Saat Irawan memunculkan seekor naga raksasa, Alambusa menanggapinya dengan menjelma menjadi seekor burung garuda raksasa. Burung siluman tersebut berhasil membunuh naga siluman yang dipanggil Irawan. Hal itu membuat Irawan terpaku menyaksikan kekalahannya. Pada saat itu juga, Alambusa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memenggal leher Irawan.
Hari itu Arjuna sedih karena kehilangan Irawan, salah satu putranya. Irawan tewas setelah bertempur sengit melawan Alambusa.
Melihat Irawan terbunuh, Gatotkaca tak bisa menahan kemarahannya.Ia berteriak lantang lalu maju menggempur dan mengobrak-abrik formasi balatentara Kurawa hingga kacau-balau. Duryudhana segera mendekat dan menerjang Gatotkaca. Raja Wanga dan pasukan gajahnya menggabungkan diri dengan Duryudhana. Pertempuran berlangsung seru.
Duryudhana membunuh banyak prajurit Gatotkaca. Sebaliknya, Gatotkaca juga berhasil menghancurkan pasukan gajah Raja Wanga. Akhirnya Gatotkaca melepaskan anak panah sakti ke arah kereta Duryudhana. Tepat saat itu, gajah yang dinaiki Raja Wanga lewat di samping kereta Duryudhana. Akibatnya, gajah itulah yang terkena panah. Gajah yang perkasa itu langsung rubuh ke tanah, menguak keras lalu mati
Bisma cemas melihat Duryudhana yang hanya bisa bertahan, tidak mampu membalas serangan. Ia segera mengirimkan bala bantuan yang dipimpin Drona. Sementara itu, Gatotkaca tetap menyerang dengan garang. Bala bantuan terus mengalir bagi Kurawa. Sebab itu, Yudhistira juga mengirimkan bala bantuan yang dipimpin Bima untuk menolong Gatotkaca. Pertempuran semakin seru.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATARAYUDHA DI KURUHSETRA
Historical Fictioncerita ini didekasikan bagi yang menyukai cerita Mahabharata. Cerita disini diambil dari berbagai sumber. Perang Batarayudha di Kurukshetra, yang merupakan bagian penting dari wiracarita Mahabharata,dilatarbelakangi perebutan kekuasaan antara lima p...