Bisma akhirnya roboh pada pertempuran hari kesepuluh. Meskipun belum meninggal tapi tokoh tua itu terbaring di atas ratusan panah yang menembus tubuhnya. Bisma masih ingin melihat pertarungan antara Kurawa dan Pandawa sehingga menunda kematiannya.
Karna pergi menemui Bisma yang terbaring di atas panah dan muncul melupakan semua dendam untuk menyampaikan rasa prihatinnya. Bisma mengaku bahwa ia hanya pura-pura mengusir Karna supaya tidak bertempur melawan Pandawa.
Bisma mengetahui jati diri Karna sebagai kakak para Pandawa setelah diberi tahu oleh Narada (maharesi kahyangan). Seperti halnya Kresna dan Kunti, Bisma juga menyarankan supaya Karna bergabung dengan para Pandawa. Namun sekali lagi Karna menolak saran tersebut. Karna memasuki medan laga membela pasukan Kurawa.
Kehadiran Karna sejak hari kesebelas segera membangkitkan semangat pihak Kurawa. Karna menyarankan agar Duryodana memilih Drona sebagai pengganti Bisma, dengan alasan Drona merupakan guru sebagian besar sekutu Kurawa. Dengan terpilihnya Drona maka persaingan antara para
pendukung Kurawa memperebutkan jabatan panglima dapat dihindari. Karna tampil dalam perang besar tersebut sebagai pendamping Drona.
Karna dan Duryudhana berencana untuk menangkap Yudistira hidup-hidup. Menurut mereka, membunuh Yudistira di medan laga hanya membuat para Pandawa semakin marah, sedangkan dengan adanya Yudistira para Pandawa mendapatkan strategi perang.
Ketika Duryudhana mengungkapkan niatnya dengan terus terang, Mahaguru Drona merasa tertipu. Dalam hati ia mengutuk Duryudhana. Tetapi, apa pun niat Duryudhana, ada satu hal yang pasti, yaitu: ia tidak akan membunuh Yudhistira. Hal itu membuat Drona merasa agak lega .Demikianlah, ia berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk menangkap Yudhistira hidup-hidup dan menyerahkannya kepada Duryudhana. Tetapi, rencana itu sampai ke telinga Pandawa melalui mata-mata mereka. Karena itu, Pandawa semakin waspada dan selalu menugaskan beberapa prajurit yang perkasa untuk mengawal Yudistira.
Drona membantu Karna dan Duryudhana untuk menaklukkan Yudistira.
Pertempuran di hari kesebelas berlangsung dengan seru. Di bawah pimpinan Drona, pasukan Kurawa unggul. Mereka berhasil membelah formasi pasukan Pandawa menjadi dua, menembus ke pusat formasi dan langsung berhadapan dengan Dristadyumna. Terjadilah pertarungan satu lawan satu di seluruh medan pertempuran. Sadewa melawan Sangkuni yang ahli siasat dan tipu muslihat di meja perjudian maupun di medan pertempuran.
Di tempat lain, Bima melawan Wiwimsati, Salya melawan Nakula, Kripa berhadapan dengan Dristaketu, Karna melawan Wirata, Satyaki berhadapan dengan Kritawarma, dan Paurawa melawan Abhimanyu. Dalam situasi demikian, Drona memerintahkan pasukan Kurawa untuk langsung menyerang dan menangkap Yudhistira. Yudhistira menyambut serangan Drona dengan tangkas dan membalasnya dengan melepaskan anak panahnya, Drona membalasnya hingga busur Yudhistira patah. Tiba-tiba Dristadyumna mendekat, berusaha menghalangi laju kereta Drona. Tetapi ia dengan mudah dikalahkan oleh Drona.Para Pandawa cemas karena Yudistira akan menjadi tawanan perang. Melihat hal itu, Arjuna turun tangan dan menghujani Drona dengan panah dan menggagalkan rencana Duryudhana menangkap Yudistira.Pertempuran antara Drona dan Arjuna tidak berlanjut karena saat itu matahari telah tenggelam.
Pertempuran hari kesebelas sudah berakhir. Rencana untuk menculik Yudhistira gagal. Drona melaporkan itu kepada Duryudhana. Ia mengalami kesulitan besar karena Arjuna masih hidup. Mereka harus mencari siasat lain untuk menculik Yudhistira.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATARAYUDHA DI KURUHSETRA
Historical Fictioncerita ini didekasikan bagi yang menyukai cerita Mahabharata. Cerita disini diambil dari berbagai sumber. Perang Batarayudha di Kurukshetra, yang merupakan bagian penting dari wiracarita Mahabharata,dilatarbelakangi perebutan kekuasaan antara lima p...