Pagi ini suasana kelas tampak ricuh. Karena sejak selesainya upacara bendera hingga kini, memasuki jam pelajaran ke 2 tidak ada guru yang masuk mengajar. Sebetulnya sudah ada guru yang menyampaikan tugas untuk di kerjakan, namun tak seorang pun terlihat berminat. Lagian murid mana sih yang akan mengerjakan tugas disaat gurunya tidak masuk kelas?
Bel pergantian jam berbunyi kembali. Mereka bersiap mengganti pakaian Osisnya menjadi pakaian Olahraga. Tidak masalah dengan jadwal olahraga yang terjadwalkan dihari Senin, karena di hari Senin jadwal yang mereka bawa terbilang tidak berat.
Semua siswa, ah tidak lebih tepatnya siswa perempuan keluar kelas untuk menuju kamar mandi dengan membawa seragam olahraganya masing-masing. Dan siswa laki-laki? mereka semua mengganti pakaiannya di dalam kelas.
Hari ini materi yang disampaikan adalah mengenai bola basket. Tentu saja hal ini membuat Zeva bersemangat. Dia jagonya dalam hal basket.
"Silahkan lari lapangan 3 kali lalu kalian pemanasan terlebih dahulu!" Perintah Pak Tono selaku guru olahraga.
Zeva, Thea, dan Jeylan lari secara bersamaan. Satu putaran telah mereka lewati, kini berganti pada putaran ke dua. Di putaran kedua Zeva dikejutkan oleh suara laki-laki dari arah sampingnya.
"Tali sepatu lo lepas!" Suara itu memperingati Zeva. Sontak Zeva menundukkan kepalanya, tidak hanya Zeva tetapi Jeylan dan Thea pun ikut menundukkan kepalanya.
Ah, ternyata benar. Sepertinya Zeva harus menepi sebentar untuk memperbaiki tali sepatunya yang terlepas. Tidak lucu jika nanti dia terjatuh akibat menginjak tali sepatunya sendiri.
"Cie cie cie"
"Perhatiannya, aw dedek juga maw dong bang!"
Goda Jeylan dan Thea bersamaan.
Dengan senyum yang tertahan dan juga pipi yang hampir bersemu merah, Zeva kembali berdiri untuk melanjutkan larinya "apa sih?!" Ucapnya sebelum kembali lari.
Di putaran terakhir, ketiganya tidak sepenuhnya mengelilingi lapangan. Mereka memotong jalan sehingga hanya memutari 3/4 lapangan. Lagian Pak Tono juga tidak mengawasinya berlari.
Setelah berlari, semua siswa melakukan pemanasan untuk merenggangkan otot-otot yang kaku. Pemanasan dipimpin oleh Yudha, anak termager di kelas. Jadi, bisa dibayangkan seamburadul apa pemanasan ini.
"Baik cukup! Perhatikan sini dulu!" Ucap Pak Tono terhenti karena melihat muridnya masih ada yang ngerumpi, khususnya perempuan.
"Hari ini kita akan latihan dasar bola basket dulu." Lanjut Pak Tono dengan menerangkan apa saja yang menjadi gerakan dasar pada bola basket.
Pak Tono meninggalkan muridnya sebentar untuk berlatih bola basket. Hal itu membuat sebagian besar siswa menjadi duduk-duduk santai dengan bercerita, bukannya malah latihan bermain bola basket. Tetapi, hal itu tidak berlaku untuk Zeva. Si penyuka basket.
"Payah lo! Ambil ah!" Sambat Thea pada Kiki yang notabenya menjadi teman sepasang dalam berlatih passing akibat bola basketnya meleset.
Dengan kesal Kiki berlari kecil mengambil bola basketnya yang berada tak jauh darinya. Jika diukur mungkin hanya 2 meter saja.
"Ihhh balikin bolanyaaaaa!" Rengek Zeva sambil berusaha merebut bolanya kembali.
Bola basket Zeva dan Jeylan direbut oleh Apen saat sedang menggelinding akibat tidak tepat sasaran.
"Ck! balikin ga?!" Tegas Jeylan dengan mata melotot dan juga berkacak pinggang.
"Nih ambil!" Seru Apen yang mendribble bolanya. Hal itu membuat Zeva sulit dalam mengambil alih bola latihannya karena Apen juga memasang gerakan pivot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carry The Day
Teen FictionApa jadinya jika menyukai seseorang dalam diam selama bertahun-tahun lamanya? Memendam perasaan seorang diri dengan adanya secuil harapan untuk dibalas. Dilakukan dengan tidak baik dan hanya bisa pasrah menghela nafas. Akankah perasaan ini terbalask...