Pada suatu saat dia berfikir dan berbicara di dalam hatinya.
" Kenapa keluargaku seperti ini? Tidak seperti keluarga teman-temanku yang sering mereka ceritakan bahwa keluarga temannya itu seru- seru" Refi berbicara sendiri di dalam hatinya
Lalu saudara kembarnya menjawab " Kamuu gak boleh berfikiran seperti ituu, kan ada aku yang selalu berada disampingmu "
Refi tetap saja bingung memikirkannya, walaupun sudah diberi motivasi oleh saudara kembarnya. Akhirnya Refi pun bisa tenang dan lanjut asyik mengobrol dengan saudaranya layaknya seorang yang benar-benar mengobrol dengan manusia biasa.
Refi bagaikan burung yang disimpan dalam sangkar yang sangat kecil, dia tertekan, ingin bebas dari kehidupannya yang begitu-gitu saja, perlu kasih sayang, perhatian. Dia ingin bebas, ingin semuanya berakhir namun apa daya, dia hanya bisa menjalani kehidupannya yang gak ada artinya bagi dia. Saudara kembarnya pun turut merasakan yang dia rasakan, saudaranya hanya bisa membantu dia lewat percakapan antara mereka berdua dan tidak lebih.
Semenjak kelas 6 SD Refi diikutkan bimbingan belajar agar dia bisa lulus dengan nilai yang baik itu yang diharapkan orangtuanya, dan Refi ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia itu butuh perhatian dan dukungan yang lebih dari orangtuanya. Namun sejak diikutkan bimbingan belajar, Refi mulai diikuti oleh makhluk-makhluk yang jail, yang suka mengganggu Refi ketika pulang dari bimbingan belajar.
Ada dimana ketika Refi baru saja selesai dari sekolahnya dan harus langsung pergi ketempat bimbingan belajar dengan keadaan yang kurang sehat dia diganggu oleh sesosok makhluk hitam besar dipinggir pohon, dia mengancam kalo Refi bakalan mati penasaran. Refi pun mulai berdoa, memohon agar tidak diganggu dan meminta bantuan saudaranya agar dia tidak diganggu oleh sesosok hitam besar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANEH ?!
Mystery / ThrillerTiba-tiba Refi melihat sesosok bayangan hitam jalan menuju ujung lorong yang mengarah ke gudang disertai dengan suara suara yang asing didengar. Terdiammm... Kaku rasanya ketika melihat sesosok itu, seperti terkena kutukan. Sontakpun Refi segera mem...