Keesokan harinya dia tidak sekolah karena masih berduka, esok lusa Refi baru pergi ke sekolah. Sekolah yang berlantai 3, dan cukup seram. Ketika sedang berjalan dia melihat ada sesuatu yang janggal di suatu tempat yakni di sebelah ruang musik di ujung lantai 2. Awalnya dia takut peristiwa seperti kemarin terulang kembali, namun semua itu terkalahkan karena sifat penasaran dan pemberani yang melekat kuat pada dirinya dia menghampri sesuatu yang janggal tersebut, ternyata dia melihat sesosok wanita berambut panjang dengan mata yang hanya sebelah bercucuran darah, mukanya tak karuan disertai bekas cakaran pada pipinya, dan mulutnya yang sobek.
Awalnya Refi agak takut ingin mengobrol dengannya, tetapi setelah diberitahu dengan saudaranya bahwa sesosok makhluk itu tidak apa-apa, dan tidak mengganggu, lalu saudaranya mempersilahkan Refi untuk mengobrol dengan sesosok makhluk tersebut, akhirnya Refi memulai pembicaraan dengannya.
" Halo kamu namanya siapa ? boleh kenalan ? nama aku Refi. '' tanya Refi ke sesosok perempuan tersebut.
" .... " tak ada jawaban yang diungkapakan oleh sesosok wanita tersebut.
" Kamu kenapa, ngobrol aja sama aku " tanya Refi kembali.
" ... Sari, kamu gak akan nyaman, gak akan nyaman, gak nyaman.... " jawab sesosok perempuan itu dan langsung pergi entah kemana.
Refi bingung jawaban dia kenapa gitu, apa yang salah dengannya. Apa aku yang salah, aku gak buat apa-apa kok. Lalu Refi mencoba untuk menanyakan kepada saudaranya. Tak ada jawaban, saudaranya pun tidak tahu kenapa dia seperti itu, lagi sibuk-sibuknya memikirkan hal tersebut, tiba-tiba ada yang memanggil Refi dari kejauhan, namun Refi belum melihatnya. Ternyata itu temannya yang melihat dia di ujung lorong, Refi pun agak panik.
" Refi, Refiii.... kamu ngapain disitu ? pagi-pagi gini lagi. " tanya Badi temannya.
" Iyaaa, hmm... enggak kok, ayo kekelas bentar lagi masuk lho." Jawab Refi mengalihkan pembicaraan Badi.
" Ayo, ayo. Eh iya bentar lagi masuk " Badi menjawab sambil berjaln dengan tergesa-gesa kearah Refi.
TENG... TENG... TENG... (bel masuk)
Refi belajar seperti biasa dengan teman-teman yang cukup baik dan ada yang emang kurang baik. Dia sangat aktif disekolah tetapi dia jarang bergaul, pendiem, dan malu. Bisa dibilang dia agak nolep ya, walaupun gitu dia lumayan lho punya banyak teman dan sahabat. Pada saat pembelajaran tiba-tiba ada yang ingin mengajaknya mengobrol yaitu temannya sari, tetapi Refi takut dan malu kalo keliatan berbicara sendiri. Refi tak sadar dan keceplosan bilang kepada temannya Sari " Nanti aja ngobrolnya, aku lagi belajar " dengan suara yang agak keras, sehingga banyak orang yang seketika menoleh kearahnya. Beberapa temanya ada yang sudah mengetahui bahwa Refi itu indigo, terutama sahabat dekatnya. Tetapi bsnyak juga yang belum mengetahuinya, sehingga dia benar-benar malu.
TENG... TENG... (bel istirahat)
Jam pun sudah menunjukkan waktu istirahat, Refi pun makan dengan temannya Badi dan sahabatnya Ratih. Refi pun bersikap seperti biasa seolah -olah tidak terjadi apapun dengannya. Namun apa boleh buat, sahabatnya merasakan ada yang aneh dengan Refi, langsung saja dia bertanya .
" Refi kamu kenapa? yakin nih gak mau cerita ?! " kata Ratih dengan penuh rasa penasaran.
Badi pun turut bertanya" Iya fi, kok tadi kamu aneh? Emang ada masalah lagi ya? "
" Enggak kok, gak ada apa-apa. Sans " jawab Refi dengan kalem.
" Heilah fi, kamu tuh ketahuan kalo ada masalah, cerita aja napa. Kek sama siapa aje lau " jawab Ratih dengan penuh semangat ditambah penasaran.
"iya ih iya" dijawab Badi yang menyimak saja, karena dia belum tahu kalo Refi itu punya kelebihan .
" oke, oke " akhirnya Refi memutuskan untuk cerita.
Refi memulai ceritanya dengan memberitahukan kelebihannya kepada mereka terutama Badi yang belum mengetahuinya, bahwa Refi itu anak indigo.
" Whutt... ? " kata Badi karena kaget mengetahui hal tersebut .
" Iya, memangnya kenapa ? " jawab Refi dengan penuh penasaran dan dan agak takut jika dia tidak bisa diterima oleh temannya.
" Gak kok gak apa, cuman kaget aja gituu... " jawab Badi.
Setelah itu Refi melanjutkan ceritanya seputar saudara kembarnya yang selalu membantu, mendukung, dan mungkin bisa dibilang teman curhat walaupun ya kalo ada yang melihat, Refi seperti orang aneh serta akan banyak yang berpikiran dia itu mungkin stress, dan gila.
" Seruu dongg... ? Enak ih bisa begitu " tanya Ratih
" Ih yakali seruu, ada-ada aja kamu.
Eh iya sih agak seru, tapi yaa gitu. Ngobrol sama orang yang gak keliatan, agak serem yaa. " jawab Badi dengan kebingungan.
" Hmmm... Ya gitu, kalian bisa pikir sendiri rasanya. " jawab Refi.
Lanjut dengan masalah ditempat bimbingan belajar, bahwa Refi melihat sesuatu yang menyeramkan, dan diancam. Mereka yang mendengar ceritanya langsung gemetar geli, merinding, dan takut untuk melewati tempat tersebut.
Baru saja ingin melanjutkan cerita, tiba-tiba bel pun berbunyi.
TENG... TENG... (bel masuk)
Mereka bertiga harus segera masuk ke kelas.
" Eh ges udah bel, lanjut nanti aja ya ? " tanya Refi kepada mereka .
" Lanjut ajaa eh, gak akan lama ini kann " Jawab Badi dengan penuh penasaran dengan cerita Refi.
" Udah masuk tauu, lagipula abis ini pelajaran killer " kata Ratih.
" Oh iya iya, ayo eh masuk " jawab Refi sambil membereskan bekalnya.
" Iya iya " jawab Badi dengan panik. Dan akhirnya mereka pun bergegas meniggalkan tempat tersebut dan langsung ke kelas.
Ketika dikelas Refi mengalami hal yang tak terduga, dia mendengar suara-suara yang bising disertai bisikan mencekam. Bisikan tersebut menuntut Refi untuk segera pergi dari kelas dan langsung menuju ke samping ruangan musik. Awalnya Refi mengabaikan saja suara tersebut, seperti tidak ada apapun yang terjadi, namun suara tersubut makin mengganggu Refi sampai-sampai tidak dapat konsentrasi. Akhirnya Refi memutuskan untuk izin ke gurunya dan segera menuju ke samping ruangan musik.
'' Ada apa? tadi itu kamu sari atau temanmu? " tanya Refi dengan penuh kegelisahan.
" Tadi itu sari beserta teman-temannya ? " jawab saudaranya Refi.
" Apakah itu benar ? " kata Refi.
" ... iyaa " jawab sari.
" Lalu ada apa kamu menggangguku sejak sebelum istirahat ? " tanya Refi dengan penuh penasaran.
" JANGANNN DIAMM.... " kata Sari.
" Jangan suka mengurung diri, nanti kamu akan menyesal... " kata teman-teman Sari.
" Diam? menyesal apa ? maksudnya apa inii " tanya Refi.
" ... '' tak ada jawaban lagi dari mereka.
Setelah itu Refi mulai berpikir dan mencari tahu kenapa mereka bertingkah seperti itu dan menyuruh dia untuk tidak mengurung diri dan lebih banyak aktivitas . Tidak lama setelah itu Refi langsung pergi kekelas lagi, karena takut kelamaan.
Setelah sampai dikelas Refi kembali memikirkan peristiwa tadi, dia berpikir bahwa hal tersebut ada kaitannya dengan makhluk yang dia temui ketika bimbingan belajar.
Terlalu lama berpikir tentang itu dia jadi terlalujauh dan berpikiran yang aneh-aneh, karena itu dia menjadi sangat takut dengankeahliannya tersebut dan semakin depresi akibat banyak pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANEH ?!
Mystery / ThrillerTiba-tiba Refi melihat sesosok bayangan hitam jalan menuju ujung lorong yang mengarah ke gudang disertai dengan suara suara yang asing didengar. Terdiammm... Kaku rasanya ketika melihat sesosok itu, seperti terkena kutukan. Sontakpun Refi segera mem...