TENG... TENG... TENG... (bel pulang)
Refi langsung pulang karena ingin mencoba cari-cari perhatian kepada ibunya, dia meminta bantuan kakaknya lagi agar berhasil dan demi mereka yang kurangnya perhatian seorang ibu. Akhirnya usaha tak menghianati hasil, ibunya mulai bisa perhatian karena sudah mendengarkan keluh dan kesah dari kedua anaknya yang sangat prihatin untuk didengar, oleh sebab itu hati ibunya tersentuh dan mulai memberikan perhatian yang lebih walaupun belum sempurna.
Keesokan harinya Refi sangat senang dan mencurahkan isi kesenangan hatinya kepada sahabatnya. Mereka turut senang karena bisa merasakan auranya yang berbeda dari biasanya disertai wajah yang berseri-seri.
TENG... TENG... (bel istirahat)
Setelah jam istirahat Ratih menerima surat yang tidak tahu siapa pengirimnya. Akhirnya Ratih pun membukanya dan surat itu pun berisi tentang Refi yang akan mati dalam waktu dekat ditambah lagi surat itu ditulis dengan warna merah dan berbau amis, ternyata itu ditulis dengan darah. Karena hal tersebut Ratih mual dan ingin muntah dan memutuskan untuk tidak memberitahukan surat itu kepada Refi dan Ratih segera memberitahukan Badi agar tahu masalahnya apa. Akhirnya mereka memutuskan untuk melupakan suratnya, membakar surat tersebut dan senantiasa berdoa agar hal tersebut tidak terjadi.
Pada suatu hari Refi dan keluarga kecilnya pergi untuk jalan-jalan, bersenang-senang. Refi sangat menanti-nantikan peristiwa seperti ini bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga, canda tawanya, dan lain sebagainya yang belum dia rasakan selama ini. Mereka menghabiskan waktu sampai larut malam. Refi sangat-sangat senang dan tidak akan melupakan peristiwa ini yang sangat berarti dalam hidupnya.
3 hari kemudian berjalan seperti biasa namun berbedanya pada keluarga yang sudah bisa berbaur satu sama lain.
Keesokan harinya Refi melakukan aktivitasnya dengan penuh tenaga dan maksimal tanpa adanya hambatan apapun, minggu-minggu ini benar-benar minggu yang terbaik dalam hidupnyaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANEH ?!
Mystery / ThrillerTiba-tiba Refi melihat sesosok bayangan hitam jalan menuju ujung lorong yang mengarah ke gudang disertai dengan suara suara yang asing didengar. Terdiammm... Kaku rasanya ketika melihat sesosok itu, seperti terkena kutukan. Sontakpun Refi segera mem...