Takdir selalu mempermainkan setiap insan, untuk membuktikan, kita bertahan pada hubungan atau justru pergi karena tak tahan.
🍒🍒
"Langit ngga pernah pergi, gu--gue
sa-y--ang lo D--dara,""ARSENNNNNNNN!!!! ARSENN BANGUNN HIKSS, ARSENN, GUE SAYANG LO, JANGAN TINGGALIN GUE LAGI! LO HARUS KUAT ARSEN! TOLONGGGG... TOLONGG...,"
Beberapa warga sekitar menolongi Arsen yang sudah berlumuran dengan darah, mereka mengangkat Arsen ke dalam taksi, untungnya ada supir taksi yang mau membantu mereka. Fanda pun memangku kepala Arsen, dia hanya berdoa dan sisanya menangis.
"Harusnya gue yang di posisi lo, Sen."
"Pak, rada cepetan ya bawa mobilnya."
"Baik, Non."
Terpampang jelas nama rumah sakit Fatmawati Jakarta.
"Susterrr, susterrr tolonggg."
Beberapa perawat mendorong brankar dan langsung membawa Arsen ke UGD.
"Nona tunggu di sini dulu, ya, kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien."
"Tapi Sus, saya---"
"Pasien harus segera ditanganin."
Fanda hanya bisa menunggu di ruang tunggu. Lagi lagi ia menangis. Arsen. Kenapa harus Arsen? Kenapa harus langitnya yang berada di dalam saat ini?
Tuhan, jangan kau ambil dia dariku untuk saat ini.
Cklekk...
"Dok, bagaimana keadaan Arsen? Baik-baik saja, kan Dok?"
"Apa anda keluarga pasien? Kami harus membicarakannya di ruangan."
"Eumm, saya adiknya, Dok, iya Adik pasien, gimana keadaannya Dok?"
"Mari ikut saya."
Fanda pergi mengikuti langkah sang dokter, sesampainya di ruangan.
"Pasien mengalami pendaharan otak karena terkena benturan aspal yang kuat, benturan ini bisa menyebabkan kerusakan otak hingga permanen akibat tekanan berlebih di otak."
"Separah itu, Dok? Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkannya?"
"Pasien juga menderita kanker hati stadium C, di mana terda--"
Ucapan sang dokter terpotong oleh keterkejutannya Fanda, "kanker hati? Jadi...," lagi, air mata Fanda ia biarkan mengalir begitu saja.
"Kanker ini sudah menyebar hingga pembuluh darah, kalau dilihat dari pemeriksaan, pasien mengikuti radioterapi. namun, sepertinya sudah lama pasien tidak melakukannya lagi."
Jadi, ini alesan lo ninggalin gue, Sen?
"Dok, saya mohon, lakukan yang terbaik untuk Arsen Dok. Saya gak mau kehilangan dia!"
"Maaf, Nona, hanya Tuhan yang dapat menyembuhkan pasien saat ini, pasien mangalami koma. Sebaiknya anda banyak berdoa untuk kesembuhan pasien, saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia ✔
Teen Fiction[COMPLETED] Bernostalgia itu indah walau harus mengundang air mata tanpa diminta