ㅡFive

4.2K 587 100
                                    

"Jae,aku gak bisa gerak." keluh Rose seraya mencoba menggerakkan sedikit tubuhnya yang mulai terasa pegal,karena terus berada dalam kungkungan Jaehyun.

Bukannya menjauh,Jaehyun malah mengeratkan pelukannya pada Rose. Kedua tangannya mendekap perut Rose dengan erat,sementara kepalanya ia tumpukan pada ceruk leher sang gadis.

"Gapapa,gini aja terus. Biar hangat."

Mendengar balasan Jaehyun,Rose hanya bisa menghela nafas pelan seraya menggelengkan kepalanya.

Setelah mengajak Rose untuk berenangㅡah,lebih tepatnya bermain air di danau. Bukannya mengantar gadis itu pulang,Jaehyun malah mengajaknya untuk bermalam di tepi danau. Tanpa Rose ketahui,Jaehyun sudah mempersiapkan segala rencana begitu matang. Terbukti dengan adanya tenda di bagasi pria itu,serta baju ganti miliknya yang sengaja ia bawa lebih dipersiapkan khusus untuk Rose.

Di bawah cahaya rembulan keduanya duduk manis tepat di depan tenda,berhadapan langsung dengan api unggun hasil kerja keras keduanya sore tadi. Dengan posisi Jaehyun yang memeluk mesra Rose dari belakang.

Namun malam itu terasa hening, hanya diisi oleh suara serangga malam yang memenuhi tempat itu. Baik Jaehyun dan Rose bungkam,tak ada obrolan diantara keduanya.

"Mau masuk tenda sekarang?" tawar Jaehyun,tak lama setelah menyadari api unggun yang perlahan kian mengecil. Rose langsung mengangguk,menyetujui tawarannya.

Tak jauh berbeda seperti saat diluar tadi,lagi-lagi keduanya berbaring dengan posisi Jaehyun yang memeluk Rose dari belakang. Hanya saja,kali ini kepala Jaehyun bertumpu pada kepala Rose.

Begitupun suasana diantara keduanya yang masih berlangsung hening. Rose yang biasanya mendominasi obrolan,hari ini entah kenapa gadis itu lebih banyak diam.

Bukannya tak ingin membuka pembicaraan,hanya saja seharian ini Rose sibuk menenangkan detak jantungnya yang menggila akibat segala perlakuan manis yang Jaehyun berikan untuknya. Sebelumnya keduanya memang tidak pernah menghabiskan waktu bersama hingga selama hari ini.

Kalaupun bertemu,seringnya mengenai urusan ranjang,atau hanya sekadar makan bersama.

"Rose," panggil Jaehyun akhirnya,memecah keheningan diantara keduanya. Rose yang sedikit terkejut,menyahuti panggilan Jaehyun hanya dengan deheman.

"Ada seorang pria yang sudah memiliki kekasih,tapi ia jatuh cinta pada gadis lain yang tak sengaja menjadi teman ranjangnya. Menurutmu apa yang harus dilakukannya?"

Rose terdiam,lidahnya terasa kelu.
Ia bukanlah gadis bodoh yang tidak memahami kata demi kata yang baru saja keluar dari bibir Jaehyun.

Sesaat ia terdiam,mencoba memutar otak untuk mencari jawaban terbaik yang dapat ia berikan.

"Kenapa ia tidak melepaskan kekasihnya lalu menyatakan perasaan pada gadis yang baru saja membuatnya jatuh cinta?"

Rose tahu betul,apa yang baru saja ia katakan merupakan hasrat terbesar yang ada dalam dirinya saat ini. Meskipun ia harus mengorbankan perasaan gadis lain,Rose mencoba tidak menghiraukannya.

Sekali saja. Rose ingin egois akan kebahagiaan yang begitu ia damba.

Jaehyun menghela nafas,sebelum akhirnya sebuah kalimat menyakitkan keluar dari bibirnya.

"Tidak bisa. Pria itu juga masih mencintai kekasihnya."

Saat itu juga hati Rose terasa tertusuk ribuan duri tajam. Kenyataan itu seolah menamparnya akan kenyataan yang ada.

Bagaimanapun ia hanyalah sosok baru dalam hati Jaehyun,tidak akan semudah itu mengusir Ratu hati yang jauh lebih lama mengisi hatinya.

"Kalau begitu kenapa ia tidak melepaskan gadis yang baru ia temui?"

Rose terbelalak seraya menutup mulutnya,ikut terkejut akan kalimat yang baru saja terucap dari bibirnya.

Tidak. Rose tidak bermaksud untuk mengeluarkan kalimat itu. Tidak disaat segala yang Jaehyun berikan masih menjadi candu terbesar dalam dirinya. Tidak disaat ia masih membutuhkan Jaehyun.

Cukup lama Jaehyun terdiam. Kalimat yang terucap dari bibir Rose benar-benar mengejutkannya.

"Kamu...ingin pergi dariku?" tanya Jaehyun dengan suara yang bergetar dan terdengar begitu lirih.

Rose tak membalas,meski batinnya sudah menjerit berkata tidak. Namun entah kenapa,untuk mengeluarkan satu huruf dari bibirnya saja ia tak mampu. Seolah gadis itu lupa cara untuk berbicara.

Tanpa disangka,dalam waktu yang begitu singkat Jaehyun sudah merubah posisinya menjadi diatas Rose. Kedua tangannya bertumpu tepat di sebelah kedua tangan Rose,sementara matanya menatap lurus pada manik mata Rose yang juga tengah menatapnya.

"Rose,aku tahu ini semua benar-benar gila. Aku tahu ini egois,tapi aku tidak bisa lagi untuk menahannya."

Kata-kata itu keluar dengan begitu cepat dari bibir Jaehyun. Bahkan Jaehyun sendiri ikut terkejut. Ia bahkan belum menyiapkan kalimat terbaik,namun bibirnya malah langsung berbicara di luar kendalinya.

"Would you be my second love?"

×××


Kalo respon di part ini masih mengecewakan...kemungkinan aku ga usah lanjutin lagi aja,ya.

[ii] SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang