(1) Déprimée

12 3 0
                                    

Jam telah menunjukkan pukul satu malam lewat lima belas menit,yap ini sudah sangat lewat dari jam tidur.semua orang telah terlelap pulas dalam gelungan selimut tapi tidak dengan seorang gadis yang kini masih terjaga dan tidak berniat untuk memejamkan mata barang sejenak,lebih tepatnya tidak bisa memejamkan matanya.dia sama sekali tak dapat tidur,telah meminum obat tidur tapi tetap tak berefek.

Gadis itu menangis meringkuk di tempat tidur sambil sesekali menjambak rambutnya.gadis itu berteriak tanpa suara sambil memegang dadanya yang terasa amat sesak.sesak di dadanya seakan-akan membuat seluruh tubuhnya hancur,terus-menerus menangis tanpa suara.dikepalanya terdengar suara bisikan cemooh dan teriakan pertengkaran,gadis itu menutup telinga berusaha menghilangkan suara suara yang terus terngiang dikepalanya.

wajah gadis itu telah tampak sangat pucat,bibir yang biasanya berwarna peach kini telah menjadi pucat.perlahan gadis itu meraih sebuah silet yang terletak di atas nakas tempat tidur.diarahkannya silet itu ke lengan tangannya,digoreskan perlahan ke kulit seputih susunya.darah merah mulai menetes dari lengannya.gadis itu memejamkan matanya berusaha menahan rasa sakit yang mulai terasa.

Rasa sakit yang di rasakannya tetap tak bisa menghilangkan rasa sesak di dadanya.tampak di seluruh lengannya goresan luka yang telah mengering dan kini luka itu bertambah lagi seiring dengan rasa sesaknya malam ini.lagi lagi gadis itu kembali meraung menangis dalam diam sambil menjambak rambut dan memegang dadanya yang sesak.

Sekilas keinginan untuk mengakhiri hidupnya terlintas.pikiran dan hatinya berkecamuk,bertentangan.dan lagi lagi selalu pikirannya yang akan menang.pikirannnya selalu percaya jika dia akan bahagia pada waktunya,tapi kapan?apakah dia harus menunggu hingga dia tua nanti?atau akan selamanya dia seperti ini?

"I'm tired,my life very hard,oh god why i'm always stuck at the depression?please let me die if my life always like that"suara parau keluar dari mulut gadis itu

Dia putus asa benar benar putus asa,ini telah sekian kalinya dia menangis akan rasa sesak yang selalu hadir setiap malamnya.

"I want sleep but why my eyes can't close?"
Gadis itu meringkuk sambil menarik selimut.

Gadis itu bernama Wang Hara.gadis yang telah bertahun tahun mengalami depresi.gadis yang kini meringkuk ditempat tidur sambil terus menangis.hara berharap dia akan lelah kemudian tertidur,ya hara harap begitu.

***

Pagi hari pukul lima tepat.hara terbangun dari tidurnya,ya akhirnya tadi malam dia bisa tertidur walau saat dia tertidur jam telah menunjukkan pukul tiga.hanya dua jam dia tertidur dan itu sudah dirasanya cukup karena jujur saja sudah selama dua hari terakhir ini dia tak dapat tidur.saat dia berusaha untuk memejamkan matanya bayangan bayangan pertengkaran terlintas begitu saja membuat matanya kembali terjaga.

Hara bersyukur saat tadi malam dia tidur bayangan itu tak muncul,mungkin karena dia tidur tanpa sadar dan tubuhnya yang terlalu lelah hingga akhirnya bayangan itu tidak muncul.walau begitu nafas yang hara tarik selalu berat.

Hara bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan menuju kamar mandi.hara melihat pantulan dirinya dicermin westafel.dan yaampun,hara tampak sangat berantakan.kantung matanya yang kini agak menghitam ditambah agak bengkak karena terlalu banyak menangis,rambut yang sangat berantakan,mukanya yang tampak tirus dan sangat pucat.hara lagi lagi menghela nafasnya berat.

Skip

Hara berjalan keluar dari kamarnya.kini dia telah memakai seragam sekolahnya.hara berjalan ke arah pantry dan mulai mengambil roti lalu mengoleskan selai anggur diatas roti itu.hara memakan roti itu sambil termenung.melihat roti ini hanya mengingatkannya tentang keluarganya.hara pun meletakkan kembali roti yang baru digigit dua kali diatas meja makan lalu berjalan keluar dari apartemennya menuju sekolahnya.

***

Hara kini terduduk didalam bus,menatap kearah luar jendela bus.ya hara berangkat ke sekolah menggunakan bus.jalanan tampaknya lebih menarik dibanding apapun,setidaknya tidak ada pandangan merendahkan yang tertuju ke arahnya.

Tak berapa lama kemudian bus yang ia tumpangi telah sampai di sekolahnya.hara turun kemudian menatap gedung sekolahnya.menarik nafas pelan lalu berjalan memasuki sekolahnya.pandangan merendahkan serta bisikan cemooh yang tertuju ke arahnya dapat didengarnya jelas.hara menundukkan kepalanya,ya dia tak dapat melakukan apapun selain menundukkan kepalanya.

Ingin rasanya dia melontarkan kata-kata makian pada mereka yang terus berbicara mengenai apa yang terjadi pada keluarganya.namun apalah daya,jika dia mengeluarkan suaranya yang ada orang orang malah semakin berkata jelek tentangnya.hal itulah yang membuatnya jarang mengeluarkan suara,membuat orang banyak berpikir jika dia bisu.setidaknya itu masih lebih baik,jadi dia tidak perlu repot-repot lagi menjauhi orang orang karena mereka yang akan lebih dulu menjauh darinya.

Pandangan merendahkan masih saja tertuju padanya bahkan hingga dia duduk di kursinya.dia hanya duduk,dipojok paling belakang kelas sendirian.ya sendirian,dia sendirian dikelas ini bahkan didunia ini dia sendirian.selalu sendirian,tanpa ada siapa pun yang menemani.jangan banyak bertanya dimana keluarganya,nanti akan ada saatnya dia menceritakannya pada kalian.

***

Bel istirahat berbunyi kencang diseluruh sekolah.semua siswa dan siswi keluar kelas menuju tujuan mereka masing masing.tapi tidak dengan hara,dia kini hanya duduk sambil menatap luar jendela.ya kebiasaannya yang entah kenapa selalu dilakukannya.

Hara bosan,sungguh dia bosan,bosan pada hidupnya,bosan pada semuanya.entah sampai kapan dia harus menjalankan kehidupan yang dirasa terlalu menyiksanya.

Dari arah pintu dapat hara lihat rombongan minhe.minhe,seorang gadis cantik tapi dengan mulut dan pemikiran yang dangkal,mulut cantiknya hanya bisa menjudge orang lain.

Minhe menoleh kearah hara yang menatapnya.sebuah senyum menyeringai tampak diwajah minhe,dengan perlahan minhe menghampiri hara.

"Look girl,ada gadis pembawa sial yang udah berani mengangkat kepalanya untuk menatap tajam orang lain"kata minhe sambil menatap hara merendahkan

"Wah wah,sepertinya gadis pembawa sial ini udah ngak punya muka lagi ya?udah tebel kali ya mukanya?"lanjut minhe lagi

"Kadang gue suka heran deh girl,kok masih punya muka gitu ya buat tetep sekolah,kenapa ngak bunuh diri aja sih?"kata minhe lagi diiringi dengan cekikikan teman temannya

"Kok diem aja?ups maaf gue lupa situ bisu"kata minhe sambil tertawa diikuti dengan tawa teman temannya

"Bye gadis bisu pembawa sial"kata minhe sambil berjalan pergi menuju mejanya bersama teman temannya

Ya itulah alasan kenapa hara tidak ingin membuka suaranya,dia sudah dianggap bisu oleh seluruh sekolah.padahal suaranya masih ada kok,hanya saja dia terlalu lelah untuk membuka suaranya dan meladeni mereka.

Hara lagi lagi menghela nafasnya,entah ini sudah yang keberapa kalinya dia melakukannya.dia benar benar lelah,kenapa orang-orang hanya bisa menjudge dirinya tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.

TBC...

Yang diatas itu Castnya Wang Hara👆🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang diatas itu Castnya Wang Hara👆🏻

Jika kalian suka cerita ini jangan lupa untuk klik ⭐&💬 agar author semangat buat lanjutin partnya

Sweet Regard💌

TPisces🖤

Peace Out✌🏻

Chambre DépriméeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang