Satu Atap

510 7 0
                                    

Malam kini menyapa.
Aku berdiri menatap bulan dan bintang di langit.
Inginku ajak bercengkerama, membahas tentangmu yang kini telah seatap denganku setelah ikrar janji sucinya.
Namun dingin mulai menyelimuti.
Aku coba untuk menghangatkan diri dengan selimut.
Ku biarkan selimut memelukku.
Namun tiba-tiba kamu hadir, hangat memelukku.
Kamu bisikan kata sayang.
Seketika lekuk senyum terbingkai di bibirku.
Duniaku terasa indah semenjak seatap dengan.
Kamu yang datang waktu itu ketika aku tertunduk layu di sudut ruang.
Menangis tersedak dalam kegelapan.
Merasa hancur bagai terdampar.
Namun kau dengan sigap meraih tanganku, menarik ke dalam genggamanmu, memeluk bahuku, dan kau tegakkan dengan gagah bahuku.
Duniaku terang seketika, meski ada jalan juang yang harus aku tempuh sebelumnya.
Namun aku tak ragu menuju terang, karenamu di sisiku waktu itu.
Terimakasih, karna hadir di waktu yang tepat.
Terimakasih, karena mengajarkanku bahwa berjuang menuju terang itu keharusan.
Terimakasih, karena menyatakan cinta kepadaku.
Dan terimakasih, untuk janji suci yang kamu berikan.
Serta satu atap yang kini dalam genggaman.

#28 November 2019

puisikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang