Bab 47

85 3 0
                                    

BAB 47 – PENGADUAN DILAPORKAN KEPADA PEJABAT YANG SALAH, TUAN MUDA PALSU DAPAT DIKENALI

Zhao Hu berpikir, "Tuan Perdana Menteri berhati setia kepada kerajaan, tetapi tidak disangka keponakannya melanggar hukum seperti ini. Mengapa aku tidak mengarahkannya ke kantor Kaifeng dan melihat bagaimana Tuan kami mengurus hal ini? Apakah beliau akan bertindak adil atau justru mementingkan keluarganya sendiri?" Lalu ia berkata, "Kakek harus menulis surat pengaduan kepada pejabat yang berwenang."

Zhao Qing membalas, "Saya datang ke ibukota, selain untuk mencari kerabat saya, juga untuk melaporkan hal ini kepada pejabat yang berwenang." "Tetapi ke manakah kakek akan melaporkannya?" tanya Zhao. "Saya mendengar Tuan Wen dari Pengadilan Kerajaan lebih baik."

"Walaupun Tuan Wen pejabat yang baik, tetapi tidak sebaik Guru Besar Bao (Bao Taishi) dari kantor Kaifeng." "Walaupun Guru Besar pejabat yang baik, tetapi takutnya karena ini melibatkan anggota keluarganya, ia akan melindunginya dari hukumannya dan justru memberikan keputusan yang tidak memuaskan atas kasus ini," kata Zhao Qing.

"Kamu tidak tahu saja, dalam menangani kasus Guru Besar Bao sangat adil, tidak memandang orang dekat atau bukan, dan selalu menegakkan kebenaran dan membasmi kejahatan. Jika kasus ini ditangani oleh orang lain, pejabat itu mungkin saja mempertimbangkan hubungan sosialnya; jika ditangani oleh Tuan Bao, beliau langsung menangani kasus ini dengan adil dan tidak memihak."

Mendengar perkataan Zhao Hu yang masuk akal, Zhao Qing pun berkata, "Baiklah, besok saya akan melaporkan hal ini ke hadapan Guru Besar." "Kakek tidak perlu terburu-buru. Saat ini Guru Besar Bao sedang berada di dalam istana. Sekitar lima belas hari lagi kakek kembalilah ke ibukota untuk menghalangi tandu beliau dan melaporkan pengaduan."

Kemudian Zhao Hu menyuruh sang kakek makan sampai kenyang lalu dari dalam kantong dadanya mengeluarkan setengah keping uang emas dan berkata, "Ini cukup untuk lima sampai enam hari agar kakek tidak kelaparan. Ambilah sebagai biaya perjalanan." "Saya telah diberi makan makanan kecil, bagaimana mungkin masih berani menerima uang ini?" kata Zhao Qing. "Tidak apa-apa. Kakek ambil sajalah. Aku akan marah jika kakek tidak mengambilnya."

Zhao Qing terpaksa mengambilnya dan setelah mengucapkan banyak terima kasih, ia pun pergi. Setelah kakek itu pergi, Zhao Hu minum beberapa cangkir arak lalu meninggalkan kedai makan itu. Ia tidak melakukan penyelidikan lagi, melainkan menelusuri jalan yang ia lalui sebelumnya untuk pulang. Dalam hati ia memikirkan kasus tersebut dan merasa Bao akan mengalami kesulitan karenanya. Jika kasus ini dilaporkan, Bao pasti akan sangat marah, tetapi bagaimanakah ia akan menyelesaikannya?

Ia juga berkata pada dirinya sendiri, "Zhao Hu, Zhao Hu! Ketika kembali ke Kaifeng hari ini, kamu bagaimana pun tidak boleh membocorkan kejadian ini. Ini adalah hal yang sangat penting." Walaupun berpikir demikian, Zhao Hu tidak mengetahui bahwa segala sesuatunya tidak dapat diprediksi. Jika saja ia membawa Zhao Qing ke Kaifeng, maka tidak akan terjadi kesalahan. Namun siapa sangka Zhao Qing tidak berhati-hati sehingga terjadi kesalahan yang besar.

Di kantor Kaifeng Zhao Hu menunggu selama beberapa hari, tetapi tidak terlihat Zhao Qing mengadukan ketidakadilan. "Kakek itu mengatakan bahwa ia pasti akan datang, tetapi kenapa sama sekali belum tiba? Jangan-jangan ia seorang yang menipu untuk mendapatkan makanan? Jika demikian, maka setengah keping uang perakku terbuang sia-sia," pikir Zhao Hu.

Tahukah kalian mengapa Zhao Qing tidak datang? Setelah hari kelima, pada suatu pagi ia pergi ke ibukota. Ketika ia sedang berjalan di tengah-tengah keramaian, tiba-tiba orang-orang di kedua sisi berteriak, "Minggir! Minggir! Tuan Guru Besar telah tiba!" Mendengar perkataan "Guru Besar", Zhao Qing langsung menghentikan langkahnya dan segera mendekati tandu itu.

Dengan mengangkat tinggi surat pengaduannya sambil berlutut, ia berteriak, "Ketidakadilan! Ketidakadilan!" Terdengar suara ketukan dari dalam tandu dan seseorang turun dari kuda mengambil surat pengaduan itu lalu menyerahkannya ke dalam tandu. Tak lama kemudian terdengar dari dalam tandu seseorang berkata, "Bawa orang ini ke kediamanku untuk ditanyai." Petugas di sisi kiri dan kanan pun mengiyakannya. Pengangkut tandu langsung mengangkat tandu dan melanjutkan perjalanan. Seakan-akan terbang mereka dengan cepat tiba di kediaman Pang.

KISAH HAKIM BAO DAN PARA PENDEKAR PENEGAK KEADILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang