[ 01 ] Exhausted

8.4K 876 94
                                    

Akademi Fukurodani , salah satu sekolah ternama dimana para siswa di kota Tokyo menempuh ilmu. Kini di setapak jalan raya, salah seorang siswa disana melangkah dengan helaan nafas kelelahan. Akaashi Keiji, siswa tahun ke dua dan merupakan anggota dari Klub Voli Fukurodani. Pukul 18.40 , Akaashi baru saja menyelesaikan rutinitas latihannya setiap hari dan kini memutuskan untuk melepas rasa jenuh nya.

"Kurasa cafe ini cukup bagus." gumam Akaashi, kakinya kini berhenti didepan sebuah Cafetaria kecil dengan nuansa coklat dan warna emas. Tangannya terulur membuka pintu

TING!

"Selamat datang !"

Akaashi masuk , kemudian menolehkan kepalanya. Situasi disini cukup ramai, namun masih dalam kategori normal. Suara yang ada juga tidak terlalu riuh. Hanya ada suara percakapan bersahut-sahutan , suara dentingan besi dan keramik dari piring dan sendok, dan suara menapak kaki dari beberapa orang pelayan yang berjalan kesana kemari mengantarkan pesanan.

"Selamat sore, Tuan. Selamat datang di HQ Cafe. Butuh kursi untuk berapa orang?"

Seorang gadis bersurai [h/c] [h/s] , mengenakan pakaian yang sama dengan yang dipakai oleh semua pelayan yang ada. Dress hitam panjang dengan apron putih panjang, sebuah bandana putih dikepala mempermanis tampilan sang pelayan. Akaashi menoleh, kemudian menaikkan alisnya.

"Untuk 1 orang saja, tolong."

"Baik, Mari ikuti saya."

Akhirnya Akaashi mendapat kursi dekat sudut, disamping jendela lebar yang menjadi spot favorit setiap orang yang ingin menghilangkan rasa jenuh sambil merilekskan diri dengan secangkir minuman manis.

"Silahkan.." Setelah Akaashi duduk, gadis itu mengulurkan sebuah daftar menu pada Akaashi.

"Hm.. Apa menu favorit disini?" Tanya Akaashi tanpa mengalihkan penglihatannya dari buku menu.

"Menu favorit disini adalah parfait strawberry dan unicorn cake. Tapi kalau boleh saya sarankan, sore ini paling enak untuk minum Caramel Macchiato panas dan makan Strawberry shortcake." Jelas si Pelayan. Akaashi menaikkan alisnya.

"Kalau begitu aku pesan itu saja." 

"Baiklah, Mohon ditunggu. Pesanannya akan segera datang. Kalau perlu sesuatu , Tuan bisa panggil saya. Permisi." Gadis itu membungkukkan tubuhnya, terukir sebuah senyum manis dari bibir pink itu. Membuat si penerima senyum merasakan sesuatu yang aneh bergemuruh dalam dadanya.

'Gejala normal bagi seorang pelanggan..' pikirnya mencoba positif. Sedetik kemudian , Akaashi merasakan getaran di saku celananya. HP-nya berdering. Sebenarnya cukup malas untuk membuka hp namun ia terpaksa melakukannya, siapa tahu itu pesan penting.

Ah, tidak.

Sama sekali tidak penting bagi Akaashi.

Tertulis nama kontak pengirim pesan via e-mail, Bokuto Koutarou. Ada 12 pesan yang masuk ke dalam inbox Akaashi. 

'Akaashi! Kenapa kau mengabaikanku tadi?'

'Akaashii!! Maafkan aku!'

'Akaasheee!! Tolong balas pesanku !!'

'Besok pagi kita latihan bersama lagi dan berikan aku toss andalanmu!'

Ya , setidaknya itulah inti dari 12 email dari Bokuto.

Akaashi menggaruk kepala. Kesal menghadapi senior kelas 3 yang tak kunjung berhenti mengganggunya. Memang itu sudah menjadi kewajiban , hubungan seorang setter dan ace di tim voli manapun harus kompak dan saling mengerti agar saat pertandingan , setter dan ace bisa saling menyelaraskan pukulan. Namun, kali ini, sepertinya Bokuto sudah kelewatan. Tidak heran jika Akaashi pergi meninggalkannya. Ia jenuh dan ingin mendinginkan kepala. Ditempat tenang , damai dengan alunan musik jazz yang mengalir melalui speaker. Cafe ini memiliki semua yang dicarinya, termasuk pelayan barusan.

« Cafetaria » - Akaashi K. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang