[ 7 ] Take Care

3K 485 92
                                    

"Sudah 3 hari [Lastname] tidak masuk sekolah."

"Ku dengar dia terkena demam. Apa sebegitu parah, ya?"

"Entahlah, aku merasa kasihan karena tidak ada yang merawatnya."

Bersyukur Akaashi Keiji disitu untuk menguping percakapan itu, dan tentu saja pria itu lekas pergi ke kelasnya dengan sebuah inisiatif besar.

"Aku benar-benar minta maaf , Bokuto-san. Hari ini aku tidak bisa membantumu latihan." Permintaan izin itu disambut dengan Bokuto mem-pout kan bibirnya dengan gerutu. Akaashi menatap Bokuto sambil sweatdrop.

"Hmph! Aku jadi penasaran bagaimana penampilan gadis yang kau suka , Akaashe!" Gerutu Bokuto sambil menghentak-hentakkan kaki nya ke lantai. Sungguh kekanak-kanakan.

"Sudah kubilang , Bokuto-san. Aku tidak menyukainya.., belum." ujar Akaashi , dengan menggumamkan kata mungkin di akhir.

Bokuto semakin menggembungkan pipinya. Merasa sebal dengan Akaashi yang semakin hari semakin menghilangkan prioritas padanya. Bahkan sudah hampir 1 bulan Bokuto tidak menerima compliment dari Akaashi dan hal itu tentu saja mengurangi semangatnya dalam latihan. Tunggu, memangnya selama ini Bokuto itu prioritas Akaashi?

"ARGHKAASHEE! KUMOHON PADAMU TEMANI AKU LATIH-"

"Kou, bukannya hari ini kau harus menyelesaikan tugas tambahan dari Guru Biologi?" celetuk gadis berambut merah kecoklatan , Shirofuku Yukie. Gadis itu terlihat membawa tumpukan buku paket matematika dan sebuah kotak bekal berisi onigiri. "Kau tidak boleh mengikuti latihan sampai tugas tambahanmu selesai."

Bokuto memasang ekspresi syok. Kemudian pundung sambil misuh-misuh mendekati teman sekelas sekaligus manajer tim nya. "Hmph, mengganggu saja!

Setelah Bokuto berjalan melewatinya, Shirofuku menoleh ke Akaashi. "Tumben tidak latihan lebih lama. Ada sesuatu ?"

"Temanku sakit. Tidak ada yang menjenguknya, jadi aku ingin melihatnya hari ini."

"Oh, maksudmu si [Full Name] itu,ya? Suzumeda bilang kalian pacaran lalu kenapa kau bilang dia temanmu?" Tanya Shirofuku sambil cekikikan. Akaashi langsung merona,

"Tidak, kami hanya teman..." ujar Akaashi sambil menarik nafasnya, "..untuk saat ini." Shirofuku membulatkan mulutnya.

"Kalau begitu, semoga sukses. Traktir aku barbeque saat kalian sudah jadian,ya." Shirofuku melambai dan menjauh sambil menyeret Bokuto yang sudah masuk mode emonya.

Akaashi menghela nafas kemudian membungkuk mengucapkan terima kasih pada Shirofuku, karena gadis itu telah membawa pergi 'sesuatu yang bisa membuat kepalanya error'. Di sisi lain sempat berfikir, apa mungkin Akaashi dan [Name] bisa menjalin hubungan? Akaashi saja masih malu mengakui perasaannya.

Tapi , tentu saja hatinya menginginkan sesuatu yang lebih dari sebuah pertemanan.

---

"Selamat datang di cafe HQ." Seorang pelayan menghampiri Akaashi yang baru saja masuk ke cafe. "Ara ? Temannya [Nickname] ya? Hari ini , [Nickname] belum masuk. Dia masih sakit."

"Ya, dan aku ingin memesan untuk dibawa pulang. Dimana si.. Siapa ya, namanya..." 

"Ada apa? Aku yakin kau mencariku." Orang yang dimaksud Akaashi dengan santai memunculkan batang hidungnya secara tiba-tiba. Akaashi memasang wajah datar.

"Apa makanan yang disukai [Lastname]?" tanya Akaashi singkat.

"Oho, menu favoritnya disini itu Taiyaki Coklat dan Sup Miso. Karena aku tidak yakin dia boleh makan coklat saat demam , jadi kusarankan kau untuk membeli miso saja." Jelas Arisu sambil melipat tangannya didada.

« Cafetaria » - Akaashi K. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang