[ 10 ] Memo Board

2.7K 444 131
                                    

"Selamat datang , Tuan. Butuh kursi untuk berapa orang?" Gadis cantik berjalan dengan anggun dengan nampan di peluk di dada. Kemudian dengan langkah gemulai ia menunjukkan kursi pada tamu berseragam sekolah itu.

"Silakan, mau kopi, teh, parfait?"

"Kau saja bagaimana?"

Si gadis merona sambil memainkan celemeknya. Kemudian melirik-lirik ke arah pelanggan itu dengan malu-malu.

"Maaf Tuan T-tapi.. Aku bukan minuman."

"Tidak apa-apa." Ia menggenggam tangan sang gadis dengan lembut kemudian menciumnya lembut.

"Tapi baumu enak seperti kopi."

====

"Matikan film dewasa mu, Suzumeda-san." Akaashi menyingkirkan tablet putih itu dari pandangannya. Suzumeda cekikikan kemudian mem-pause film romansa itu.

"Ini film terbaik bulan ini lho. Ceritanya tentang pelanggan yang jatuh cinta pada seorang pelayan cantik karena secangkir kopi. Manis sekali ya." Goda Suzumeda dengan lirikan dan seringai dibibirnya.

"Ini film yang harusnya kau tonton sendirian di rumah , Suzumeda-san." Keluh Akaashi sambil menyeka keringat yang mengucur di pelipisnya

Kini gym sedang sunyi. Hanya ada Akaashi , Konoha dan Suzumeda disana. Ini memang belum jam latihan, jadi wajar saja gym yang dominan dengan teriakan Bokuto kelihatan damai saat ini. Akaashi yang baru menyelesaikan latihannya dengan Konoha bergabung dengan Suzumeda yang asik di bench.

Dan berakhir melihat film tak pantas.

"Padahal ini film yang menggambarkan kejadian nyata untukmu."

Akaashi terdiam sambil tetap menyeka keringatnya.

Setelah semua yang ia lewati bersama [Full Name], Akaashi merasakan debaran yang makin diluar ritme. Pemuda itu gelisah sepanjang malam dan akhirnya Akaashi memutuskan untuk mengakui perasaannya sebagai emosi yang disebut

'Cinta'

Setelah mengakuinya memang tidak terasa begitu berat. Malah perasaan ini menimbulkan kehangatan dan rasa bersemangat pada Akaashi tiap kali ia memikirkan [Name].

Cinta memang mengubah segalanya. Benar begitu, kan?

"Lempar kemari!"

"Nice cover!"

"Akaashi , kuserahkan padamu."

"Bokuto-san!"

Iris biru tua menangkap bayangan bola dengan cepat, Akaashi menerima bola lalu mengumpan ke arah Bokuto yang tepat berada dibelakangnya. Sangat akurat sampai membuat tembakan lurus berhasil mendarat di sisi dalam lapangan.

"Kupikir itu akan gagal-"

"Keren! Keren!" Suara tepuk tangan dan kekaguman mengalir dari pinggir lapangan. [Name] menatap Akaashi dengan iris bersinar sambil tersenyum manis.

"AKU MEMANG KEREN , HEY HEY HEY!" Bokuto besar kepala, padahal itu bukan pujian untuknya.

"Dia sedang memuji Akaashi! Kurangi kepedeanmu itu, Kou!"

"HEH JANGAN RUSAK KEBAHAGIAAN ORANG!"

Akaashi menoleh ke arah [Name]. Gadis itu mengacungkan jempolnya. Si penerima hanya merona sambil tersenyum tipis, memberi sinyal 'Aku akan berikan yang lebih baik' kemudian permainan dilanjutkan.

"Sekali lagi, nice serve!"

Konoha melakukan serve dan langsung diterima oleh Kuroo , pemuda itu melirik ke Akaashi dengan seringai jahatnya.

« Cafetaria » - Akaashi K. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang