"Saya mau bawa kamu ke suatu tempat. Saya rasa kamu bakal suka. Karena di sana tempatnya adem banget." aku fokus mengendarai mobilku.
"Hmm di mana pak kalau boleh tau?" tanya Rere penasaran
"Kita lihat nanti saja ya Re." aku melemparkan senyuman ke Rere
Beberapa waktu kemudian kami sudah sampai di tempat tujuan.
Aku memakirkan mobilku di Taman yang udaranya lumayan sejuk ini dan menurutku tempat ini tidak asing juga untuknya.
Setelah kami turun dari mobil, Rere sempat berdiam diri melihat suasana Taman ini.
Taman Panti Asuhan yang dulu sering kami pakai untuk berlarian kesana kemari.
"Re? Ada apa?" aku memundurkan kembali langkahku dan menghampirinya
Rere tidak menjawab pertanyaanku.
"Re?" aku memanggilnya agar ia tersadar dari lamunannya.
"Eh iya pak?" akhirnya dia tersadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa?" aku memastikannya lagi
"Hmm gapapa pak. Kita mau kemana setelah ini pak?"
"Ikut saya dulu yuk." aku jalan lebih dulu, dan diikuti Rere di belakang.
-SKIP-
"Kamu kenapa Re? Kok jadi lebih sering diem gitu pas udah sampe sini?"
"Gapapa pak, cuman ngebuka kenangan lama aja." Ucapnya, dan masih melihat keadaan sekitar
"Kenangan? Kenangan apa kalau saya boleh tau?"
Rere menengadahkan kepalanya ke atas, menghela nafasnya sebentar lalu menceritakan semuanya.
*Flashback On*
"Bunda?!!! Bunda kenapa bun? Bunda bangun. Huaaa Bunda." Seorang gadis kecil itu menangis di tubuh Ibunya.
"Bunda, jangan pergi. Kalo bunda pergi, nanti aku sama siapa?" Gadis kecil itu menangis sejadi-jadinya
Lalu, gadis kecil itu menemukan sepucuk surat yang terdapat ceceran darah. Surat yang telah ditulis oleh ibunya tadi.
Teruntuk putriku, Rere.
Rere putriku yang manis, maafkan bunda. Maafkan bunda belum bisa mengurusmu dengan sepenuh hati bunda, tidak bisa mengurusmu sampai kamu dewasa. Tumbuhlah jadi anak yang cantik, pintar, dan kuat. Bunda yakin, pasti kamu bisa. Bunda harap, kamu tidak bersedih. Jangan bersedih ya? Janji sama bunda. Kamu harus tumbuh jadi anak yang kuat nak. Jangan pernah ngerasa sendiri dan kesepian ya! Bunda akan selalu ada sama kamu walaupun kita sudah berbeda tempat. Berbahagialah selalu dan jaga kesehatanmu. Setelah ini, kamu minta tolong sama om Dimas ya untuk menaruhmu ke Panti Asuhan miliknya. Supaya kamu punya banyak teman. Jangan lupa untuk selalu rajin belajar, supaya cita-cita rere bisa tercapai. Okay? Sekali lagi maafkan bunda, karena bunda sudah pergi meninggalkan kamu sendirian. Bunda harap sekali kamu tidak kecewa dan tidak benci dengan bunda. Selamat tinggal nak. Bunda selalu mencintai kamu.
Salam hangat dari bunda♥
Tangisan gadis kecil itu semakin menjadi setelah membaca surat dari ibunya.
Bagaimana tidak? Rere sekarang hidup sebatangkara.
Hidup sendirian di dunia yang penuh dengan kejahatan.
-SKIP-
"Aku boleh main sama kamu gak?" Tanya Rere kecil.
Semuanya yang berada di Taman menoleh ke arah Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Fanfiction"Every precious moment doesn't fade, but lingers. Pages of emotion come together, upon waves curling and stretching out. We recall the warmth of our past days." -Day6