Chapter 2 : Rumah Nenek

58 8 2
                                    

Masih kenangan dari masa kecil tentang pengalaman supranatural yang ada di sekitar gue.

Waktu itu kami pergi ke rumah nenek di cipanas seperti biasa. Waktu menunjukan pukul setengah dua belas malam ketika kami tiba di suatu lokasi yang disebut beunying. Mobil bergerak lambat karena pencahayaan yang kurang. Maklum, beunying itu sebener nya sejenis jalan alternative yang jarang dilewati kendaraan. Jalanan beraspal yang melewati beberapa bukit. Nggak ada lampu penerangan jalan, kanan kiri Cuma ada jurang yang dibatesin pake tanaman hias. (tanaman hias nya tuh kecil kecil guys, jadi kalo ada apa apa kaya rem blong... ya wassalam). intinya, kami tiba di rumah nenek menjelang tengah malam.

Rumah nenek ini, bisa dibilang cukup luas. Sebagai gambaran, dibagian belakang rumah ada kolam renang yang gagal dibikin jadi kolam renang gara gara air nya kotor mulu. Jadilah kolam itu disulap jadi kolam ikan. (kolam ikan mana yang ada tangga tangga nya coba gaes :v) sungguh inovatif. Di halaman depan juga ada sebuah pohon jambu air. (yang dikemudian hari, baru gue tau ada penunggu nya). mobil diparkir di lahan kosong samping rumah. Dan kami yang sudah kelelahan karena perjalanan jauh, pengen nya sih langsung tidur.

Tapi, si Dera berulah.

Sesampai nya di salah satu kamar, tiba tiba si Dera nangis, minta pindah kamar.

"di pintu ada kepala laki laki bun..." ucap nya sambil menahan tangis. Tanpa pikir panjang, kami pun memindahkan Dera ke ruangan lain.

Tapi di ruangan lain, dia tantrum lagi. Tiba tiba dia buka baju sambil teriak "BUKA RUMAH NYA!! BUKA RUMAH NYA!!" like... wtf? Dibuka gimana? soal nya dia nujuk ke langit langit rumah.

Semalaman, Dera tidur dengan tubuh mengigil sambil di peluk nyokap. Badan nya mendadak demam tinggi. Kami anggap, dia mungkin berhalusinasi karena demam nya.

Tapi keesokan hari nya, si Dera kembali mengeluhkan hal yang sama. Soal kepala laki laki di pintu (?). dia tiba tiba panic nyari bokap. Padahal bokap gue ada tepat di depan mata nya sendiri. Dengan mata nyalang dan air mata yang berderai derai (ebuset), si Dera lari mengitari mobil yang terparkir di lahan kosong di samping rumah. Nyokap dan bokap gue ngejer lah.

Si Dera ngitarin mobil sambil teriak "Keluar! Keluar!" entah apa yang dia suruh keluar. Yang jelas, saking heboh nya, kejadian ini sampe disaksikan oleh warga sekitar yang mengira bahwa si Dera ini lagi di pukulin (?). "sanes bu, sanes dicarekan. Ieu budak nuju sasah" (tidak bu, tidak sedang dimarahi, anak ini sedang panik/tantrum). Nenek gue menjelaskan ke warga sekitar. Setelah sebisa mungkin di tenangkan, akhirnya si Dera bersedia untuk kembali ke rumah.

Kembali ke rumah? Enggak. Dia menolak masuk ke dalam rumah dan lebih milih buat duduk di teras deket kolam.

"Dera, Dera kenapa? Dera nya ngeliat apa?" tanya nyokap.

Yang serem nih ya, si Dera yang tadi nya tantrum mendadak tenang. tenang banget. Matanya masih basah sama air mata, muka nya masih merah, dan rambut nya kusut. Tiba tiba dia ketawa. Anjir, freak banget.

"sini, sini" ucap nya pada sosok tak kasat mata dari arah kolam. Nyokap bingung.

"Dera manggil siapa?" tanya nya lagi. Lalu dengan sorot mata ceria, si Dera berucap.

"Pssssttt.... Jangan berisik" ucap nya riang. "aku mau cerita, tapi jangan disini. Nanti kedengeran"

"kedengeran sama siapa?"

"Psssttt!!! Dia denger" ucap nya lagi. Tiba tiba Dera bangkit dari lantai, tapi ditahan oleh nyokap.

"Dera mau kemana?" tanya nyokap khawatir.

"aku mau cerita, tapi cerita nya disana ya. Biar dia nggak denger" ucap Dera sambil menunjuk kearah kolam.

Ke tengah tengah kolam sedalam kira kira dua meter.

Shit.

"jangan kesana ah! Disini saja, cerita pelan pelan" pinta nyokap. Akhirnya si Dera pun nurut dan kembali duduk.

"ada perempuan di dalem mobil, di tempat duduk bunda" Dera memulai cerita nya. "dia ketawa ketawa, makanya Dera suruh keluar"

Dera yang waktu itu masih berumur sekitar lima tahunan, nggak bisa nyeritain secara jelas tentang apa yang dia lihat. Tapi waktu dia udah SMA dan gue tanya lagi soal kejadian itu, dia masih ingat dengan jelas. Intinya, sejak masuk wilayah beunying, sepertinya ada se sosok cewek yang mengikuti. Dan akhir nya berdiam di mobil, lebih tepat nya di tempat duduk nyokap. Dera mendeskripsikan sosok makhluk itu sebagai perempuan dengan kulit pucat dan berbaju putih dimana rambut nya menutupi nyaris seluruh wajah nya. matanya yang secara keseluruhan hitam mengintip dari sela sela rambut, dan menyunggingkan senyum kearah Dera yang kala itu panik. Dera memastikan bahwa makhluk itu sudah hilang entah kemana begitu ia meninggalkan mobil.

Lalu di lanjut dengan kejadian dekat kolam. Rupanya, disana ada sosok perempuan lain yang ingin membawa dera. Yup, ternyata dia yang bikin Dera teriak teriak minta rumah di buka pada malam sebelum nya. dia ngajak Dera ke tengah kolam supaya bisa di tenggelemin.

"ada yang ngajak main"

Begitulah ucap Dera ketika si makhluk berusaha mengajak dia ke tengah kolam. Andai tidak di cegah, entah apa yang akan terjadi pada adik gue yang satu ini.

Lalu, bagaimana dengan kepala yang ada di pintu?

Dera bilang, dia melihat kepala laki laki 'mengganjal' di pintu. Cuma – kepala – aja. dalam keadaan penuh darah dan nyaris hancur. Lalu nenek pun cerita kalau sekitar seminggu sebelum kami tiba disana, di depan rumah memang terjadi kecelakaan. Belakangan, baru diketahui bahwa korban kecelakaan itu meninggal dunia setelah kepala nya remuk tergilas truk. (fyi, nggak jauh dari rumah nenek memang ada area proyek penggalian pasir gitu. Jadi memang banyak truk bolak balik ngangkut pasir). Korban memang dikebumikan hari itu juga. Namun tampak nya... hal tersebut membawa pengaruh negative ke rumah nenek yang lokasi nya tak jauh dari tempat kecelakaan. Syukurlah setelah memanggil ustadz, semua kembali normal. Tapi soal cewek yang dikolam... hmmm, terakhir gue kesana sih, masih ada dan sehat wal afiat :v.

***

Gimana nih chapter dua nya?

Kalo ada kritik atau saran, silahkan komen ya. Jangan lupa Vote. Oh, lebih bagus lagi kalau di share ke temen temen yang suka cerita kaya gini. Intinya, ini berdasarkan pengalaman pribadi, jadi sorry kalo gue cerita seadanya atau kurang serem. Tujuan cerita ini dibuat adalah untuk sharing pengalaman, jadi gue memang bener bener cerita sesuai pengalaman doang.

See you next time~

***

The Untold story of the UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang