Chapter 3 : Teman Imajiner

38 9 4
                                    

gue, lo, atau orang orang yang suka halu dan menganggap oppa dan waifu 2D sebagai pasangan hidup, mungkin pernah mengalami suatu fase  dimana kita punya teman imajiner. walau teman imajiner itu keberadaan nya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Gue pun punya teman imajiner, waktu gue masih kecil. Tapi gue udah lupa. Satu satu nya hal yang gue inget dari teman imajiner itu adalah... perasaan sedih yang nggak bisa gue jelasin. Rasanya, gue pernah bersedih karena gue akan tumbuh dewasa sementara dia tidak.

"kalo aku udah gede, nanti aku nggak bisa main sama kamu lagi dong?"

Cuma ucapan itu yang gue inget. Setelah gue mengalami menstruasi untuk pertama kali nya, ingatan tentang teman imajiner itu lenyap begitu saja. Dan selama bertahun tahun, entah gimana gue di bikin lupa tentang keberadaan dia. ingatan tentang dia dan semua yang kita lalui baru kembali lagi, saat suatu peristiwa memicu terbuka nya mata batin gue ini.

But, let's save it for later. Sekarang, gue mau nyeritain tentang kelakuan aneh adik gue yang satu lagi. Adik bungsu yang bernama elif.

Si Elif ini, hampir didiagnosa mengalami hiperaktif, dan ambang rasa sakit nya berbeda dengan manusia normal seperti kita.

Dia pernah jatoh dari kursi sampai kepala nya berdarah darah, dan dia nggak nangis.

Kuku dia pernah kejepit/ketimpa lemari sampai rusak. Dan dia, secara suka rela mencabut kuku itu dengan tangan nya sendiri tanpa reaksi apapun selain "ih, kuku nya copot"

Dia pernah berantem sama anak cowok di kelas nya sampe berdarah darah. Lo tau apa yang dia bilang pas nyampe rumah? "iya, dia ngeledekin aku terus sih! jadi kami pukul pukulan. Aku kira dia yang luka, soal nya dia nangis. Ternyata aku yang berdarah"

Freak? Iya. anggap saja itu bakat bawaan.

Tapi diantara semua kelakukan nya yang aneh bin ajaib, ada satu yang paling unik menurut gue. si Elif ini, bahkan di usia yang belom genap lima tahun, dia bisa mengarang bebas puluhan nama dan cerita.

Unik nya, nama nama ini bukan lah nama yang umum kita dengar dalam kehidupan sehari hari. Dia pernah bercerita kalau dia diajak jalan jalan sama seorang anak laki laki bernama Petruk ke sebuah daerah bernama manukan. Dia ceritakan secara Detail mengenai kejadian itu. sampai sampai kami pun heran, ini anak punya kemampuan mengarang dari mana? Atau... dia mendengar cerita ini dari mana?

Elif nggak punya banyak temen, Karena saat itu dia masih di gendong ke mana mana sama pengasuh kami. Walau begitu, tampak nya si Elif punya teman yang tak kasat mata.

Elif kecil yang hampir didiagnosis hiperaktif, memang sering di kurung di sebuah kamar di lantai dua. Ini bukan bentuk penyiksaan anak ya, ini dilakukan demi keselamatan dia sendiri. (walau ada saat nya si elif ini bisa nge buka jendela dan manjat ke genteng, meniru bapak nya yang pernah benerin genteng). Si Elif nggak bisa diem banget banget. Jadi hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan seperti pada saat Elif memanjat pagar rumah, atau jendela di lantai satu. Setidak nya, dilantai dua jendela dan pintu nya terkunci rapat, jadi si elif nggak bakal bisa ke mana mana.

Ketika sedang beres beres rumah, nyokap sering mendapati suara anak kecil lain di kamar tempat Elif dikurung (aduh, ada istilah lain selain dikurung nggak sih, ini kesan nya agak gimana gitu kaaaan~). Begitupun dengan pembantu kami. Tapi pas di datangi, Cuma ada Elif dan kamar yang berantakan kaya kapal pecah. (What the fuck are you doing there, brats?)

Selimut yang berantakan

Meja rias berantakan

Seprai yang tercabut dari tempat nya

Bahkan kasur nya geser (?)

Kami nggak habis pikir gimana cerita nya anak kecil seperti Elif bisa menyebabkan kekacauan seperti ini. yang jelas, Elif sendiri terlihat sangat bahagia. Tiap kali di tanya "Elif main sama siapa?" dia selalu menyebutkan beberapa nama anak anak yang berbeda tiap hari nya. (fyi, Elif ini belom bisa baca). Apa dia berkhayal? Kalau memang benar begitu... daya khayal nya luar biasa.

"terus sekarang temen nya kemana?" tanya nyokap.

"udah pulang, waktu bunda masuk kamar... dia langsung pulang"

Oke, kalau begitu sudah jelas teman nya ini bukan manusia. Manusia umur lima tahun mana yang bisa pulang dari lantai dua rumah tanpa melewati tangga? Atau jangan jangan Elif berteman dengan anak nya spiderman?

Pada suatu hari, salah satu temen nyokap yang punya indera keenam main ke rumah. Nyokap menceritakan kegelisahan nya perihal kelakukan Elif dan teman imajiner nya ini pada teman nya. lalu si teman berkata kalau itu bukan imajinasi, melainkan se sosok makhluk tak kasat mata berwujud anak laki laki kecil yang sering menemani Elif bermain.

Setelah ngobrol, Nyokap pun diajak untuk mengintip Elif di dalam kamar melalui jendela. Mereka benar benar mengendap endap tanpa sepengetahuan Elif.

Dan betapa terkejut nya nyokap ketika mnedapati Elif tengah main Tarik tambang (memakai selimut) dengan seorang bocah laki laki berkulit pucat dan bermata hitam yang entah dari mana asal nya.

Temen nyokap ini bilang, kalo si hantu anak kecil ini memang teman bermain nya Elif. Dan nanti, kalau si Elif sudah cukup umur untuk mengetahui mana yang baik dan yang buruk, si bocah hantu ini akan pergi meninggalkan Elif dengan sendiri nya.

Dan Elif, tidak akan ingat lagi mengenai kejadian itu.

Benar saja, begitu Elif masuk TK dan mulai punya teman sungguhan, kejadian ganjil itu tidak pernah terjadi lagi. Bahkan Elif sendiri tidak pernah ingat kalau kejadian itu pernah terjadi pada diri nya.

***

Tbh, ini rada sedih sih ya...

Lupa sama temen sendiri, dasar manusia :(

Btw, jangan lupa Vote dan comment nya ya~

Untuk sementara, ini masih kejadian disekitar gue yang nggak gue alami secara langsung. Cerita dari sudut pandang gue yang gue alami sendiri, mungkin nanti kalau cerita tentang kejadian supranatural di masa lalu gue udah puas gue ceritain. Kan sekalian curhat :v :v :v

Btw, bosen nggak nih?

See you next time~

The Untold story of the UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang