Prolog

1.7K 90 3
                                    

Hana Sachiko meneliti lagi checklist yang ada di tangan kirinya. Tangan kanannya menggenggam pulpen yang kadang tak luput dari gigitan kala ia nampak mengingat sesuatu. Sebenarnya ia sudah yakin dengan apa yang ia lempar ke dalam kopernya, namun demi menghindari kakak iparnya yang kadang seperti petasan, ia memilih jalan aman dengan memeriksa sekali lagi.

Siang ini, ia akan dijemput Riko, kakak kandungnya dan Izza, kakak iparnya. Selama ia menempuh pendidikan S1, ia akan tinggal di rumah mereka. Tentu saja ini bukan kemauan Sachi dari hati. Ini sebagai pelicin saja supaya ibunya tercinta tidak nekat ikut ngekos dan tinggal di samping kamarnya.

"I'm ready to be college student."

Sachi sekeluarga berasal dari pinggiran kota yang merupakan dataran tinggi. Kampus pilihannya berada di pusat kota yang jarak tempuhnya 1,5 jam dengan kendaraan bermotor. Sebenarnya jarak rumah Riko dan kampusnya pun tidak dekat, Baramena nama wilayahnya. Butuh 20-30 menit untuk sampai di sana. Namun, wanita yang melahirkannya memberikan sepeda motor baru sebagai hadiah kalau Sachi tidak banyak meneriakkan protes.

Dengan bersemangat, Sachi menjalani proses ospek yang berlangsung selama 3 hari. Natasya, seorang sahabat yang langsung Sachi dapatkan di hari pertama masuk perkuliahan. Sama-sama supel dan periang, mereka masuk dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang sama.

Sachi sempat mengenal pacaran, walau hanya berumur 4 bulan. Ia tak suka dengan pergerakannya yang menjadi sempit. Ia bosan harus melaporkan segala kegiatannya pada sang pacar. Ia kesal karena terus-terusan dimonitor seolah-olah dirinya tahanan kota. Ia memilih putus supaya kebebasannya terbuka lagi.

Kehidupan rumahnya pun cenderung tanpa rintangan yang berarti. Selain uang saku dari ibunya, Izza sang kakak ipar pun memberinya jatah bulanan. Soal uang jajan, Sachi tak pernah khawatir. Ia hanya perlu berhemat agar punya banyak tabungan dan menjadi wirausaha seperti cita-citanya.

Memang ketenangannya mulai terusik di awal tahun 2018, ketika Izza dianugerahi kehamilan. Kondisi mood swing ibu hamil membuat Sachi harus tetap melangkah di rel agar terhindar dari omelan panjang berjilid-jilid.

Usia kehamilan Izza hampir mencapai 38 minggu. Riko, sudah berkali-kali meminta Sachi untuk menjadi adik yang bisa diandalkan. Entah Sachi harus kesal atau tertekan. Yang jelas, setelah itu, hidup Sachi tak lagi semulus pantat bayi.

Kehadiran mantan pacar Natasya yang ternyata ada modus untuk Sachi, membuatnya memilih antara cinta atau sahabat.

------------------------------------------


Halo Teman-teman.

Sudah lama banget, nih, saya libur nulis, bahkan cerita Hana Sachiko ini sampai terbengkalai begitu saja.

Hana Sachiko ini akan kembali terbit setiap hari. Hanya saja supaya tidak ada benang merah yang terputus, kita akan kembali mulai dari part pertama, ya. 

Yup, betul. Saya akan ulang publish dari part satu lagi. Sebagai permulaan, tiga part sekaligus saya hadiahkan buat Teman-teman semua.

Selamat membaca.


Hana SachikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang