🌌6. Amarus Hujan

11 4 0
                                    

(*Budidayakan menekan tombol bintang di bawah pojok kanan. Terima kasih.)

***

🌈🌈HAPPY READING 🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈HAPPY READING 🌈🌈

Setelah insiden di lapangan, Alettha ingin berterima kasih kepada Zio. Saat ini sudah waktunya jam pulang. Saat Alettha melihat Zio hendak keluar kelas, segera Alettha menghentikannya.

"Zio" ucap Alettha berusaha memanggil Zio. Yang dipanggil pun membalikkan badan dan memasang wajah datar seolah bertanya 'apa?'

"Itu.. yang tadi.. Alettha cuma mau ngomong makasih."

"Hm" setelah itu Alettha ingin pergi meninggalkan Zio, tapi tiba-tiba tangannya dipegang oleh Zio. Dan Alettha pun menoleh ke Zio.

"Ada apa?" Tanya Alettha pada Zio. Tapi tidak di balas oleh Zio, malahan Zio saat ini sedang menarik tangan Alettha dan berjalan entah kemana.

"Eh, eh, Zio mau bawa Alettha kemana?" Tanya Alettha yang penasaran. Tapi sayang, Alettha tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan yaitu diamnya Zio tanpa menoleh kearahnya.

Tiba-tiba mereka sudah berada di parkiran mobil. Entah apa yang akan dilakukan oleh Zio. Dan tiba-tiba lagi Zio langsung membuka bagasi belakang mobilnya, disana terlihat sepeda Alettha yang kemaren tertinggal disana.

"Sepeda Alettha!! Kenapa Alettha bisa lupa sama sepada Alettha ya?" Tanya Alettha pada diri sendiri, lalu ia langsung mengambil sepedanya. Tapi saat Alettha ingin mengambil sepedanya, tiba-tiba hujan turun. Dan Zio langsung menarik Alettha untuk masuk ke mobilnya setelah menutup bagasi belakang mobilnya.

"Yah... hujan..." ucap Alettha sambil melihat kearah luar jendela sampingnya. Sementara Zio hanya menatap datar. Tiba-tiba Zio menyalakan mobilnya dan segera meninggalkan area parkir tersebut.

"Loh.. kita mau kemana?" Tanya Alettha penasaran dan lagi hanya mendapat jawaban Zio yang mengangkat bahunya malas.

"Hah? Maksudnya apasih?" Tanya Alettha lagi yang tak paham sama jawaban Zio.

"Bawel." Jawab Zio yang membuat Alettha cemberut dengan memajukan bibirnya beberapa senti ke depan dan mengembangkan pipinya. Dan aksi cemberut Alettha tidak sengaja terlihat oleh Zio yang berhasil menciptakan sedikit tarikan di ujung bibir Zio. Ingat SEDIKIT. Setelah sadar, Zio langsung mengubah ekspresinya sebelum Alettha melihat.

***

Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Alettha. Sebenernya Alettha bingung, diluar masih hujan deras, sedangkan saat ini dia tengah di dalam mobil yang berada di depan pagar rumahnya, apa Alettha harus menerobos derasnya hujan?. Saat Alettha tengah berfikir, tiba-tiba Zio mengeluarkan sebuah jaket yang tak lain adalah jaket tadi yang dipakai oleh Alettha dan segera keluar dari mobil sambil berlari kecil. Zio membuka pintu tempat duduk Alettha. Saat Zio tidak mendapatkan respon apa-apa dari Alettha, ia langsung menarik tangan Alettha dan langsung menuju ke arah rumah Alettha dengan cara Zio yang menutupi atas kepala mereka menggunakan jaketnya tadi dan berlari kecil.

"Makasih ya.." Ucap Alettha kepada Zio setelah sampai di depan pintu rumahnya.

"Hm" jawab Zio sambil mengacak-acak rambutnya yang basah. Alettha melihat bahwa seragam belakang Zio basah.

"Gimana kalau Zio masuk dulu ke rumah Alettha, pulangnya nanti nunggu hujan reda. Lagian ngga baik juga nyetir saat hujan deras, jalanan licin." Jelas Alettha.

"Hm" jawab Zio singkat dari ucapan Alettha yang panjang tadi. Setelah itu mereka segera masuk ke dalam rumah tersebut. Saat mereka masuk, suasana rumah sepi. Biasanya jam segini ayah Alettha tengah berada di dalam kamarnya, tidur. Alettha emang menyuruh ayahnya untuk banyak istirahat.

"Oh iya! Kenapa Alettha bisa lupa kalau Alettha harus bekerja, gimana ini?" Panik Alettha. Zio yang melihat itu pun hanya dengan wajah datar.

"Alettha pasti dipecat besok." Ucap Alettha lagi yang masih khawatir dan dengan wajah sedih.

"Ayo" Ucap Zio tiba-tiba.

"Ha?"

"Ke tempat kerja lo."

"Eh, ngga u-" ucap Alettha terpotong oleh ucapan Zio.

"Besok."

"Baiklah." Setelah itu Alettha segera pergi ke kamarnya untuk mandi agar ia tidak sakit. Meninggalkan Zio yang berada di ruang tamu.

"Oh iya," ucap Alettha dan membalikkan badannya. Sedangkan Zio hanya mengangkat salah satu alisnya.

"Zio ada baju ganti ngga?" Tanya Alettha.

"Ngga."

"Kalau begitu Alettha pinjemin baju ayah Alettha aja ya. Zio harus mengganti baju Zio yang sudah basah dan mandi."

"Hm" setelah itu Alettha pergi ke kamar ayahnya untuk mengambil baju untuk Zio.

"Ini."

"Hm"

"Maaf ya kalau bajunya jelek."

"Hm."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

(*Terima kasih karna telah membaca dan vote cerita ini. Sampai jumpa minggu depan.)

AmarusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang