🌌 11. Amarus Milik Aku

18 2 0
                                    

(*Budidayakan menekan tombol bintang di bawah pojok kanan. Terima kasih.)

***

🌈🌈HAPPY READING 🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈HAPPY READING 🌈🌈


Saat ini Zio tengah berjalan di koridor sekolah yang terlihat sepi, ia barusan dari toilet. Saat tengah menyusuri koridor, tiba-tiba di depan sana terlihat Rion yang sedang berjalan kearahnya.

"Ekhm!" Sapa Zio berharap Rion mendengarnya mengerti arti sapaannya.

"Ada apa lo?" Tanya Rion yang peka terhadap sapaan yang diberikan Zio.

"Alettha pacar gue."

"Ha? Ada hak apa lo ngaku kalau Alettha pacar lo?"

"Pacar." Ucap Zio yang singkat padat dan jelas.

"Kalau gue ngga izinin, apa mau lo?"

"Ga perduli." Setelah ngomong seperti itu, Zio mulai melangkahkan kakinya meninggalkan koridor tersebut. Tapi sebelum itu, Rion mencegahnya dan berbisik padanya.

"Jangan sampai gue lihat kesedihan di wajah Alettha, lo akan berurusan sama gue!" Setelah Rion membisikkan kalimat tersebut, ia segera meninggalkan Zio.

~~~~~

Setelah tadi Zio bertemu dengan Rion, ia sekarang tengah berada di dalam kelas sambil terus memperhatikan gerak-gerik sang pacar, siapa lagi kalau bukan Alettha. Dan tanpa sadar kelakuannya itu membuat Devan sang sahabat terheran-heran dengan tingkah Zio.

"Lo kenapa yo? Dari tadi gue perhatiin lo lihatin Alettha mulu, lo suka ya sama Alettha.."

"Pacar." Jawab Zio singkat yang membuat Devan menampilkan wajah tidak percaya nya.

"Haha.. candaan lo lucu yo."

"Terserah" setelah menjawab itu, tiba-tiba bel istirahat berbunyi, dan Zio pun langsung beranjak dari kursinya menuju tempat sang pacar.

"Ayo." Ajak Zio kepada Alettha dan tak lupa juga dengan memegang pergelangan tangan Alettha.

"Zio mau ngajak Alettha kemana?"

"Kantin."

"Tapi Alettha bawa bekal Zio.."

"Ambil." Setelah mendengar perintah dari Zio, Alettha langsung mengambil bekal dari dalam laci yang tadi ia bawa dari rumah. Bekal itu Alettha sendiri yang memasaknya. Alettha sangat suka memasak.

Zio dan Alettha berjalan di sepanjang koridor sekolah yang saat ini cukup ramai dikarenakan waktunya jam istirahat. Alettha kira Zio akan membawanya ke kantin, mengingat tadi ucapan Zio. Tapi Alettha bingung, karena ini bukan jalan mau ke kantin.

"Zio kita mau kemana? Katanya tadi mau ke kantin.." tanya Alettha dan hanya dibalas Zio dengan mengangkat kedua bahunya.

Setelah lama menelusuri koridor sekolah, akhirnya mereka sampai di atap sekolah. Sebenernya tempat ini sangat jarang di datangi oleh siswa, tetapi terkadang Alettha pergi kesini karena menurut Alettha tempat ini sangat nyaman dan bisa membuat Alettha merasa damai.

"Zio kok tau sih kalau Alettha sering ke tempat ini.."

"Hm"

Zio pun segera menarik Alettha dan mengajak untuk duduk di sebuah kursi yang ada disana. Alettha pun nurut saja. Setelah berhasil duduk, Alettha segera membuka bekal yang ia bawa dan akan memakannya.

"Zio ngga makan?"

"Hm"

"Zio mau makan bekal Alettha?"

"Hm"

"Hm apasih Zio.. Alettha tuh ngga ngerti."

"Suapin."

"Ohh.. Zio mau disuapin Alettha, bilang dong dari tadi."

Setelah itu mereka memakan bersama bekal Alettha bergantian. Hingga sekarang bekal Alettha sudah habis. Segera Alettha mengambil minum yang sudah satu paket dengan bekalnya tadi di dalam tas kecil. Zio pun meminumnya dari botol yang sama.

Setelah selesai makan, tiba-tiba Zio menidurkan dirinya dengan berbantalkan paha Alettha.

"Zio ngapain tidur di paha Alettha?"

"Ngantuk."

"Kayak Rion aja, kalau ngantuk sering tidur di paha Alettha terus minta dielusin rambutnya." Dan perkataan Alettha tadi sukses membuat Zio bangun dari tidurnya dan segera menatap Alettha tajam.

"Ngga boleh."

"Ha? Apa yang ngga boleh?"

"Rion."

"Rion? Kenapa sama Rion?"

"Ini milik aku." Ucap Zio sambil menunjuk paha Alettha.

"Kenapa sih Zio selalu bilang milik aku, milik aku terus, Alettha itu ngga ngerti."

"Kamu itu milik aku. Semua milik aku."

"Terserah Zio deh, pusing Alettha."

Setelah perdebatan mereka dan sudah pasti dimenangkan oleh Zio. Melihat itu, Zio sangat senang karena gadisnya sangat penurut dengannya. Zio pun melanjutkan acara tidurnya tadi yang terganggu, jangan lupakan dengan paha Alettha yang menjadi bantalnya. Saat asik tidur wajah Zio terkena sinar matahari dan membuat Zio langsung menyembunyikan wajahnya di perut rata Alettha yang membuat Alettha geli.

"Zio geli tau.."

"Hm"

"Hm"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

(*Terima kasih karna telah membaca dan vote cerita ini. Sampai jumpa minggu depan.)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmarusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang