🌌 10. Amarus Izin

20 4 0
                                    

(*Budidayakan menekan tombol bintang di bawah pojok kanan. Terima kasih.)

***

🌈🌈HAPPY READING 🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈HAPPY READING 🌈🌈

Saat ini Zio dan Alettha tengah berada di dalam mobil Zio.

"Kita mau kemana?" Tanya Alettha dan hanya dijawab dengan angkatan kedua bahu Zio.

"Tau gitu tadi Alettha ke rumah Rion." Gerutu Alettha yang masih bisa didengar oleh Zio.

"Lo milik gue." Kata Zio dengan penekanan setiap kata.

"Hah? Alettha itu bukan milik Zio doang, Alettha itu milik ayah Alettha, milik Rion, milik semua orang." Jelas Alettha pada Zio yang membuat Zio ingin membuka kepala Alettha dan melihat di otaknya, apa aja yang ada di otaknya sampai-sampai sepolos ini.

'Heran gue, apasih isi otak cewek ini. Lama-lama gue kotorin juga tuh otak.' Batin Zio.

"Lo pacar gue." Jelas Zio singkat, padat, dan jelas.

"Hah? Alettha pacar Zio?"

"Hm"

"Alettha ngga mau." Jawab Alettha sambil menggelengkan kepalanya seperti anak kecil. Sedangkan Zio menaikkan salah satu alisnya.

"Kata ayah sama Rion, Alettha itu ngga boleh pacaran dulu. Kalau ada yang mau jadi pacar Alettha harus berani ngomong dulu ke ayah Alettha sama Rion juga. Jadi kalau Zio mau jadi pacar Alettha, Zio harus ngomong ke ayah Alettha sama Rion dulu." Jelas Alettha.

"Hm, tapi ngga sama Rion."

"Kenapa? Kalau Zio ngga ngomong sama Rion, berarti Zio ngga bisa jadi pacar Alettha."

"Emang Rion siapa?"

"Zio belum tahu? Rion itu kan sahabat Alettha udah lama.... banget."

"Terus?"

"Ya pokoknya Zio harus ngomong dulu ke ayah Alettha sama Rion, baru Zio jadi pacar Alettha."

"Hm" setelah itu suasana di dalam mobil kembali hening. Alettha yang sibuk melihat pemandangan luar, sedangkan Zio yang memikirkan bagaimana ia bilang ke ayah Alettha nanti.

***

Setelah selesai jalan-jalan ke taman, Zio segera mengantarkan Alettha pulang. Dan saat di perjalanan pulang, sama seperti tadi, suasana di dalam mobil yang hening.

Lama perjalanan, akhirnya sampai juga di rumah Alettha dan disambut oleh ayah Alettha di teras rumah.

"Kamu itu yang mengantarkan Alettha pulang malam hari itu ya?"

"Iya om, saya temannya Alettha sekolah om."

"Masuk dulu."

"Iya om, lagian saya mau ada yang dibicarakan sama om." Setelah itu Alettha segera mendorong kursi roda ayahnya masuk ke dalam rumah dan diikuti sama Zio di belakang mereka.

"Ayah, Alettha mandi dulu ya di kamar Alettha." Kata Alettha setelah meletakkan dua gelas air putih untuk ayahnya dan Zio.

"Iya." Setelah mendengar jawaban ayahnya, Alettha segera pergi menuju kamarnya.

"Oh iya, kamu tadi mau bicarakan apa sama om. Tapi sebelum itu nama kamu siapa nak?"

"Nama saya Zio om. Saya disini mau bicarakan maksud saya yang ingin menjadikan Alettha pacar saya om."

"Kamu yakin? Sebuah hubungan itu tidak mudah."

"Saya sudah yakin dengan diri saya sendiri om."

"Apa kamu sanggup untuk menjaga Alettha."

"Tanpa om minta pun saya akan menjaga Alettha om."

"Apa kamu sanggup untuk tidak membuat Alettha sedih? Apalagi meneteskan air matanya?"

"Saya akan membahagiakan Alettha om. Saya juga tidak akan membiarkan air mata kesedihan keluar dari mata Alettha om, saya hanya akan membiarkan air mata kebahagiaan yang keluar dari mata Alettha om."

"Baiklah, om serahkan semuanya sama Alettha."

"Makasih om."

"Tapi sebelum itu kamu harus ngomong dulu ke sahabatnya Alettha, apa kamu sudah tahu sahabatnya Alettha?"

"Rion?"

"Iya Rion, dia yang selama ini menjaga Alettha selagi saya tidak bisa menjaga Alettha."

"Apakah harus om?, saya ngomong dulu ke Rion om?"

"Iya harus, kalau kamu mau jadi pacar Alettha, kamu harus ngomong sama Rion dulu."

"Baiklah om, akan saya usahakan." Setelah itu tiba-tiba Alettha datang dengan penampilan yang terlihat lebih segar dan mengenakan pakaian sederhana.

" Setelah itu tiba-tiba Alettha datang dengan penampilan yang terlihat lebih segar dan mengenakan pakaian sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, Alettha mau kerja dulu ya.."

"Baiklah, hati-hati dijalan."

"Saya permisi mau antar Alettha dulu om." Setelah itu Zio menjabat tangan ayah Alettha dan disusul dengan Alettha juga melakukan hal yang sama ditambah pelukan dari Alettha.

***

"Aku udah ngomong sama ayah kamu."

"Terus ayah jawab apa?"

"Ayah kamu boleh in aku jadi pacar kamu."

"Ok baiklah, sekarang tinggal Zio ngomong sama Rion."

"Hm" tiba-tiba mood Zio turun saat mengingat ia harus bilang ke Rion, jika ia ingin jadi pacar Alettha.

"Semangat Zio!" Kata Alettha sambil memperlihatkan gigi putihnya.

***(*Terima kasih karna telah membaca dan vote cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
(*Terima kasih karna telah membaca dan vote cerita ini. Sampai jumpa minggu depan.)

AmarusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang