RAFAEL || 01

801 19 0
                                    

( Revisi 27-03-2020 )

Sebelumya, terimakasih buat kalian yang sudah baca dan vote cerita ini.
Cerita ini sudah saya Revisi Sinopsis dan Per Bab nya supaya tepat sama alurnya, insyallah.
Dan, buat kalian yang sudah membaca maaf kalau ada perubahan dan buat yang belum membaca selamat membaca.
Semoga kalian suka dengan cerita ku ❤️

.
.
.
.
.

Happy Reading guys ! ❤️

Perpustakaan dalam kondisi yang sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan dalam kondisi yang sepi. Hanya ada sosok gadis cantik, dengan rambut nya yang terurai, poni tipis yang menghiasi wajahnya, lesung pipi dengan kedalaman yang pas, juga pakaian SMA yang rapih.

Pemilik ciri-ciri tersebut bernama Luna Arika Leo, posisinya sebagai siswa kelas 11-Ipa 2. Dari ciri-ciri diatas, bisa membuat kaum Adam tergoda kapan saja. Ditambah ia adalah juara paralel di sekolahnya.

SMA Filosofi. SMA favorit yang digemari siswa manapun. Yang menjadi tujuan sekaligus pilihan pertama mereka. Pada seleksi hari itu, Luna nyaris tidak di terima di sekolah ini. Tapi berkat otaknya yang cerdas dia akhirnya lolos dan resmi menjadi murid SMA Filosofi. Pertama kali dia memasuki sekolahnya, dimana hari itu adalah masa MPLS, Luna menjadi pusat perhatian dari kalangan Siswa-siswi. Selama di kelas 10 dia adalah Siswi terbaik di sekolah ini dimana dia sudah melampaui para Seniornya. Ada segelintir orang yang iri kepadanya. Dan sekarang, ia adalah murid kelas 11 yang sedang sibuk di perpustakaan.

"Debu-debu jahat. Kalo gue jadi Hermione, udah gue sihir kalian semua!" Luna mengoceh dengan tangan yang sibuk merapikan dan membersihkan buku-buku di perpustakaan.

Hari ini adalah jadwal piket Luna di perpustakaan. Sejujurnya ia malas jika harus datang kesini, aroma buku terkadang membuatnya ingin cepat pergi dari sini. Kadang dia hanya betah selama 5 menit saat dirinya terbebas dari tugas sebagai anggota perpustakaan. Menjadi anggota perpustakaan bukanlah keinginan seorang Luna melainkan teman perempuannya yang sudah jahil menulis namanya.

Selesai membersihkan buku-buku yang acak, ia mengambil  tumpukan buku di meja putih itu. Buku yang dipinjam kelasnya untuk mengerjakan tugas matematika. Saat Luna sudah siap dengan barang bawaannya, dia berbalik dan berjalan ke arah rak buku.

Bruk

Saking terburu-buru Luna sampai tidak melihat situasi dan akhirnya ia menabrak seseorang.

"Woy! Lo punya mata gak sih? Gk liat ada orang bawa buku setumpuk gini?" Merasa yang dimaksud, lelaki itu hanya menatap Luna dan berlalu dari hadapannya.

"Woy! Rafael! Enak Lo main jalan aja?" Langkah Rafael terhenti, karena Luna yang menghadang langkahnya.

"Minggir!" Sangat datar, dan tatapannya yang begitu dingin

Rafael [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang