RAFAEL || 04

198 11 0
                                    

Revisi ( 29-03-2020 )

"Rafael!! Aku marah sama kamu!!" Luna menggebu-gebu karena Rafael sudah menyenggol Es Krim miliknya dengan sengaja.

Rafael mencolek pipi Luna dengan gemas dan tertawa mengejek.

"Kamu makannya lelet sih ayak siput!" Rafael mulai memancing emosi Luna

Bugh

Satu pukulan keras tepat mengenai bahu Rafael. Ia hanya meringis kesakitan, lalu tertawa puas sebagai hiasan. Luna cemberut atas perlakuan sahabatnya itu, dia melirik Rafael dengan tajam lalu menggeser tubuhnya agar menjauh darinya tapi, Rafael malah ikut menggeser dan membuat Luna terkunci diantara pegangan kursi juga tubuh Rafael. Selang beberapa detik Rafael tersenyum di hadapannya lalu berbicara...

"Iya-iya aku beliin deh sebagai gantinya, mau kan?" Luna langsung tersenyum dan mengangguk memberi kepastian.

Rafael akhirnya membeli Ice Cream yang dimaksud Luna. Dari arah sana Luna melihat Rafael sedang berjalan terburu-buru, supaya Luna tidak menunggunya terlalu lama. Luna menerima nya dengan senang dan tersenyum sambil memperlihatkan gigi-giginya yang tertata rapi.

"Abang Alien, Makasih!!!" Wajah Luna berbinar-binar, Rafael yang melihat itu tertawa dan tersenyum dengan tulus sangat tulus.

Ini yang terakhir,
Jaga dirimu selama aku pergi.
Aku akan kembali tanpa Kau dan Aku sangka!

-Rafael

Dan hari itu, dengan matahari yang segera menghilangkan cahayanya, dan jalanan kota yang cukup ramai menjadi saksi bisu, 2 sahabat yang duduk di bangku kelas 3 SD dengan pakaian yang sengaja dikeluarkan, tengah memakan Ice Cream dan bercanda gurau sebelum waktunya tiba.

*****
Rafael terbangun dengan nafasnya yang tersengal-sengal. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 8 pagi. Dia mengusap wajahnya dengan kasar kemudian menghembuskan nafas ke udara. Dia menatap lurus dinding kamarnya kemudian larut ke dalam lamunannya.

Saat Rafael tengah mengingat mimpinya barusan, tiba-tiba suara keras yang berasal dari luar kamarnya datang dan Ini membuat Rafael tersadar dari lamunannya.

"Bang, Bangun Gc!!! PS Abang rusak Ama gue!! Teriak Sasha yang berusaha mengetuk keras pintu kamar kakaknya itu.

Sasha Eriko. Itulah namanya. Adik perempuan dari Rafael, yang kini duduk di bangku SMP tahun pertama. Sasha adalah harta paling berharga untuk Rafael, ia akan amat Tega, bila sesuatu buruk menimpa adiknya itu. Dan mendengar suara ketukan pintu semakin keras, Rafael berjalan menghampiri dengan langkahnya yang belum stabil.

"Sakit woy!" Sasha yang keasyikan menggedor pintu kamar kakaknya tak sadar bahwa sekarang ia sedang mengetuk muka Rafael dengan keras.

"Eh? Abaaang!!!!!" Sasha heboh sendiri, karena Kecoa itu tepat berada di samping kaki Rafael.

Saat mata Rafael menurun, kini gilirannya yang juga ikut heboh.

"Aaaa curut kuda tolongin gue!!" Sasha memandang kakaknya yang ketakutan. Rupanya tadi adalah peringatan Sasha bahwa hewan yang paling ditakuti olehnya tepat berada di samping kakinya.

Dengan jahilnya, Sasha malah mengambil Kecoa yang sudah mati itu. Ia mencoba untuk menakuti kakaknya. Naas, akhirnya Sasha kena imbasnya.

"Anjir!" Sasha mencoba untuk tenang, namun akhirnya "Cicakkkkk!!!" ia teriak juga.

Kaka - beradik ini meronta supaya hewan yang menempel ditubuh mereka melayang pergi untuk selamanya. Kecoa yang Sasha pegang, sempat terlempar karena Sasha yang heboh karena cicak.

Rafael [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang