Ending

1.2K 77 9
                                    


"Kau ingin menang kan anak muda? Khehehee" Tawa nenek tua itu

Pemuda itu nampak tersenyum bisu.

"Khehehehe... sayangnya tidak bisa nak... aku sudah dibayar begitu besar.. untuk memenangkan lawanmu.. khehehehe.. aku tidak bisa kan memenangkan dua orang sekaligus kan?"

"Tidak Nyai.. aku tidak ingin menang.."

"Khehehee.. lalu untuk apa kau datang kemari.."

"Haha.. aku ingin Nyai melemparkan santet.."

"Khehee.. anak bodoh.. bagaimana mungkin aku membunuh orang yang membayar aku begitu banyak Khehehehe..."

"Aku tidak menyuruh Nyai untuk membunuhnya.. aku hanya ingin Nyai melukainya sedikit.. bisa kan?"

"Khehe.. keras kepala.. memangnya kau berani membayarku berapa?"

Pemuda itu lalu menyodorkan sebuah koper yang penuh berisi uang.

"KHEHEHEHEE.. ini lebih dari cukup untuk sekedar melukai.. KHEHEHEHE.. baiklah anak muda bagaimana kau mau melukainya?.. tapi aku ingatkan sekali lagi, aku hanya melempar santet untuk melukainya.. khehehehe"

"Aku hanya ingin Nyai mengirimkan santet pada gambar dirinya di semua kertas suara pemilu besok.. sehingga setiap paku yang menusuk gambarnya benar-benar melukai dirinya yang asli.. mudah bukan?

Nenek tua itu terdiam kaget

"Nyai juga tidak akan dipersalahkan... Nyai kan hanya menyantet untuk melukai.. tusukan paku kecil tidak akan membunuhnya kan?"

"KHEHEHEHEHEHEHEHE... Cerdas sekalikau anak muda... KHEHEHEE!!!"

Politik BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang