12 1 0
                                    

"kamu itu seperti angin, tiba-tiba datang dan dalam sekejap menghilang"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rama menyenderkan kepalanya pada sederan kursi kerjanya.
Rama memijit pelipisnya untuk mengurangi sedikit rasa sakit pada kepalanya.

Sudah satu Minggu sejak ke jadian ajaib itu terjadi.
Rama menikah dengan seorang wanita dan di tinggal menghilang begitu saja hanya berpamitan dari sebuah chat.

Dia sedikit membayangkan sekilas bagaimana paniknya sang mama dan bundanya.
Saat bara memberitahu bahwa mesta pergi.

Tok..tok.. tok..

Suara ketukan di pintu ruangan kantor nya membuat Rama membenarkan posisi duduknya.

"Masuk"

Seorang wanita berpakaian khas pekerja kantoran masuk ke dalam dengan membawa beberapa berkas..

Dia berjalan mendekati Rama.
Meletakan beberapa barkas yang dia bawa di atas meja kerja Rama.

"Pak, ini data dari hasil penjualan dan pengeluaran bulan ini"

Rama tak menyaut, hanya mengangguk saja.

Sang wanita Segera keluar, dia cukup terbiasa dengan sikap sang atasan yang dingin dan cuek.

Rama meriksa berkas-berkas yang baru saja dia terima.
Tak begitu lama dia menutup kembali map tersebut.

"Kenapa di otak gw cuma ada wanita itu?"

Rama mengacak rambutnya frustasi.
Dari seminggu yang lalu, pikiran dan hatinya tak tenang.
Kemanapun dia pergi, dia hanya memikirkan keadaan mesta, lindia vamesta. Wanita yang berhasil membuat Rama tak konsentrasi selama satu Minggu belakang ini.

Rama meraih ponsel.
Dia membuat room chat yang selalu menjadi hal yang menarik untuk dirimu selama seminggu ini.

"Lo kemana sih?"

"Apa Lo baik-baik saja? Pasti ini semua sangat berat bagi Lo"

Rama terus menatap chat yang masuk sekitar seminggu yang lalu, dari pengirim bernama 'mesta.

Hufff

Rama menghela nafasnya kasar.
Dia menekan tombol home pada ponsel.
Melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangannya..

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore.
Rama meraih jas nyan, memakainya dengan asal, lalu beranjak untuk pergi dari sana.

~~~~~~~~~~~~~

18: 00 wib.

Rama memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah di kawasan perumahan elit.

Rama keluar dari mobil, tubuhnya berjalan gontai memasuki rumah.

Dia merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang tamu.
Rumah terasa sepi seperti biasanya, bagaimana tidak sepi, di rumah sebesar ini hanya di tempati oleh rama seorang diri.

Tuk!!!

Rama membuka matanya.
Padangan nya terfokus ke sebuah gelas berisi air putih yang terletak di atas meja.

FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang