17 4 0
                                    

"aku merasa takut dengan rasa bahagia yang meluap-luap ini, apa tak apa aku merasakannya?"

~~~~~~~~~

Lindia yang telah siap dengan polesan make up tipis namun cantik di wajahnya duduk di depan cermin hias, di dalam salah satu kamar hotel tempat acara pernikahan nya.

Pikiran berkecamuk, dengan perasaan gugup,takut, bercampur rasa bahagia.
Sebentar lagi dia akan menikah, hidupnya pasti akan berubah.

Membayangkan kehidupan setelah menikah dengan arya, memiliki anak yang lucu-lucu dan hidup bahagia sampai tua membuat lindia mengulum senyumnya.

Krittt..

Bunyi pintu yang terbuka, lindia menoleh wajahnya ke sumber suara.
Senyum berkembang di wajah cantiknya, saat melihat seorang wanita paruh baya dalam balutan gaun kebaya masuk.

Wanita itu menunjukkan senyum bahagia nya, dia berjalan mendekati lindia.

"Aduhh, anak bunda kok cantik sekali"

"Ya iya lah cantik bunda, namanya juga anak bunda, hahah"

Wanita paruh baya itu tertawa mendengar penuturan putri tunggal nya.

"Kamu ini, PD nya kelebihan"

"Haha, tapi lindia agak gugup bunda, perasaan lindia juga tak enak"

Wanita tersebut tersenyum, dia mengelus puncak kepala lindia.
Senyumannya selalu dapat menenangkan kegelisahan lindia.

"Kamu gak perlu gugup, berdo'a dalam hati supaya nantik akad nya lancar."

Lindia hanya mengangguk sambil tersenyum, perasaan jadi sedikit lebih tenang.

"Arya gimana ya bunda? Dia udah sampe mana?"

"Tadi kontak terakhir, ayah bilang Arya udah di jalan.
Tapi dia dari mana? Seharusnya kan dia dari semalam udah ada di sini, di hotel. Keluarga nya juga udah dari semalam di sini semua"

Lindia menghela nafasnya.
"Namanya juga Arya ma, proyek di luar kota ada yang bermasalah, jadi kemarin dia ke sana dulu"

Bunda lindia hanya mengangguk mengiyakan saja.
"Seharusnya pengantin jangan pergi jauh-jauh dulu, tak bagus"

"Eh bunda jangan ke gitu dong, nantik kalau Arya kenapa-kenapa gimana?"

"Hus kamu, bunda kan cuma gomong. Kok kamu malah kepikiran yang aneh-aneh. Gak usah khawatir Arya udah mau nyampe sini kok"

"Bunda sih tadi ngomong nya kek gitu, lindia kan jadi mikir yang aneh-aneh, hahaha"

Perasaan llindia sedikit lega, berbicara dengan bundanya membuat dia menjadi lebih tenang.

Tok..tok..tok..

Suara ketukan di pintu kamar memutuskan pembicaraan di antara kedua ibu dan anak tersebut.

"Siapa Bun?"

"Gak tau, si Naila kali.
Biar bunda bukain"

FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang