Halo.. ini adalah chapter terakhir dari thread yang aku buat di twitter ku (cek etRhea_im). Jika teman teman bingung, boleh cek threadnya terlebih dahulu. Semoga teman teman senang ya dengan chapter terakhir ini hehe..
(part 1 https://twitter.com/Rhea_im/status/1202468969858207744?s=20)
(Part 2 https://twitter.com/Rhea_im/status/1203694868108697600?s=20)
sekali lagi terimaksih untuk kalian yang sudah membaca threadnya dari awal ^_^ i heart you!
~Rheacho Present~
Mark Lee and Lee Haechan
BxB
(18+)
.
.
Malam itu mereka memutuskan untuk tidak pulang kerumah masing masing. Tapi mereka sepakat untuk menginap di villa milik keluarga Mark. Perjalanan menuju villa seperti biasa si pintar selalu setia mendampingi di manapun dan kapan pun Mark membutuhkannya. Pria pemilik rahang tegas itu benar-benar mengganggap si pintar tidak hanya sebagai kendaraan biasa, melainkan peliharaan kesayangannya.
"Sudah bilang pada ibu untuk tidak pulang?" Tanya Mark yang baru saja menutup pintu masuk villa tempat mereka menginap.
Si kekasih manis hanya mengangguk menandakan ia sudah mengabari sang ibu.
Ketika Haechan sedang sibuk memeriksa dan melihat-lihat ruangan villa tersebut, secara tiba-tiba Haechan merasakan sebuah tangan besar melingkar di pinggang rampingnya. Merapatkan dekapannya dan bahkan mulai menciumi leher jenjang miliknya.
Sebuah gelenyar hebat merambat secara perlahan memenuhi sekujur tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Haechan melenguh, dan bahkan mengangkat tangannya untuk meraih pucuk kepala Mark untuk memperdalam kecupannya.
Haechan mengangkat kepalanya, menikmati segala kecupan dan bahkan sudah mulai menjadi sebuah jilatan jilatan halus yang mengundang bulu kuduknya meremang hebat.
"Hngg.. kak...." Lenguhnya sulit terbendung.
Mark hanya terus melanjutkan apa yang sudah ia perbuat dengan semakin memperdalam hisapan dan kecupannya di leher kekasih manisnya itu. Haechan adalah definisi manis yang sebenarnya. Tidak perlu gula, atau bahkan madu. Tapi Hanya menjadi Haechan saja sudah cukup membuat Mark semakin tergila-gila.
Melepaskan bibirnya secara terpaksa yang terus menempel nikmat disana, Mark mulai bicara seakan meminta izin. Membalikkan tubuh Haechan untuk menatapnya, dan mengecup lembut bibir bagian atas dengan sedikit gigitan halus yang mengundang deru nafas Haechan yang semakin panas.
"Boleh?" Tanya Mark seraya mengusap pipi bulat sang kekasih.
Haechan membuka matanya perlahan. Nafasnya memburu menerpa permukaan wajah Mark, "Ibu bilang tidak melewati batas kak."
Mark tersenyum manis. Ia benar-benar menyayangi lelaki ini dengan sepenuh hatinya. Ia tidak ingin merusak Haechan dengan keegoisannya.
"Tapi, kalau hanya cu..cu..ddle dan mm..make o..o..out, tidak apa-a..ppaa." Lanjutnya malu-malu. Menenggelamkan kepalanya ditubuh tegap kekasih tampannya.
Mark mengusap surai halus kecoklatan milik Haechan dan menaruh dagunya disana lalu tersenyum menahan kebahagiaannya.
'bagaimana bisa manusia ini begitu menggemaskan.'
.
.
.
Malam itu mereka menghabiskan waktu dengan tidak melepas satu sama lain. saling berpelukan, saling berciuman, saling mengecup dan bahkan terkadang ciuman mereka menjadi sangat erotis secara tidak mereka rencanakan.
Cumbuan demi cumbuan Mark berikan ditubuh setengah telanjang Haechan. Oh ya, mereka memutuskan untuk membuka baju bagian atas tubuh mereka untuk bisa saling menghangatkan. bahkan si pejantan sudah meninggalkan beberapa tanda merah keungunan di dada Haechan tepat diatas puting pinknya. jangan tanya ada berapa tanda yang sudah singa mesum itu buat. itu hanya akan membuat diri kalian malu jika melihatnya.
Sekarang mereka sedang berada di kasur ukuran king size di kamar utama villa tersebut. Posisi mereka bahkan sulit untuk dijelaskan. Jika mereka sedang berhubungan sex, mungkin mereka sudah mencoba beberapa posisi yang terdapat di buku kamasutra. Berhubung mereka hanya cuddle dan menyelipkan kegiatan hisap,jilat dan emut, mungkin sudah cukup untuk tidak sampai kelewat batas.
"Terimakasih sayang." Ucap Mark lembut tepat di hadapan wajah Haechan.
Pemilik Plum sexy itu hanya menyunggingkan senyuman senyuman malu yang ia tahan karna melihat keadaan tubuhnya yang sudah tidak terlihat tubuh lagi. Tapi tempat Mark Lee meninggalkan tanda cinta.
"Kenapa? Malu?" Sambung Mark saat melihat kekasih manis di hadapannya ini merapatkan tubuh mereka.
"Dipeluk kakak hangat. Aku suka. Coba saja ibu tidak bilang mengenai batasan. Mungkin aku tidak akan ragu membuka bajuku di hadapanmu dan melakukan hal hal gila lainnya."
Mark tersenyum.
"Nanti... pasti... ada waktunya." Balasnya sambil terus mengeratkan pelukannya.
"Sekarang apalagi?" Tawar Haechan.
"Aku hanya ingin seperti ini sampai pagi."
Haechan memanyunkan bibirnya. "Hanya seperti ini?"
Mark mengangguk.
Tapi siapa sangka si manis itu begitu nakal. Tangannya dengan sengaja mendarat manis diatas permukaan celana Mark yang sedikit menggembung karna kegiatan mereka beberapa saat lalu. Mark mendesis.
"Padahal aku ingin sekali melihat ukurannya." Ucapnya sambil terus mengusap permukaan itu dengan lembut. Membuat si pemilik semakin merapatkan matanya menikmati segala sentuhan yang Haechan berikan.
"Masukan saja tangan mu jika memang ingin tau." Tantang Mark.
Mata si pudu manis nan mesum itu berbinar. Ia benar-benar ingin tahu ukuran benda panas yang berada di selengkangan kekasih tampannya itu.
Dengan sangat berani dan bahkan tidak ragu sama sekali ia memasukan tangan berjari lentik itu kedalam celana training kekasihnya. Mark menggeram, menahan desahannya ketika tangan itu dirasa sudah mengusap ujung kepalanya, dan bahkan turun ke batangnya.
Kulit bertemu kulit, menghantarkan gelenyar aneh ke tubuh Haechan. Pria manis itu segera menarik tangannya untuk tidak tetap disana. Ia menutup mulutnya dengan tangannya yang satunya.
"Besar." Ucapnya tidak percaya.
Mark menghela kecewa ketika tangan berjari lentik itu sudah tidak disana. Ia membuka matanya saat sang kekasih mengklaim miliknya itu besar. Ia tersenyum malu.
"Makanya, jangan dulu ya... kamu pasti belum siap."
Haechan mengangguk pasti.
"Terus kalau sudah bangun lagi seperti ini bagaimana?" Kata Mark lagi sambil menunjuk si Junior yang sudah menggembung sempurna.
Haechan membalikkan tubuhnya memunggungi sang kekasih tampan, membiarkan lengan kekasihnya itu melingkar nyaman diperutnya.
"Kalau hanya bergesekan, tidak apa-apa kok kak."
Cukup, kata kata itu akhirnya menjadi lampu hijau untuk Mark melanjutkan kegiatannya. Tidak sampai berhubungan sex. Hanya sampai 'bergesekan' saja.
Mereka benar-benar melampiaskan semuanya. Menikmati malam berdua tanpa ada seorangpun yang mengganggu. Mereka bahagia. Mereka sudah melupakan kejadian pahit yang beberapa jam lalu mereka alami. Mereka sudah kembali, ke hati masing-masing pemilik hati.
.
.
.
Finnnn~
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fiksi PenggemarYou and I will be Us. MH oneshoot collection. bxb (mature content will be adjusted) Thankyou <3