8.Kenapa harus?

176 12 0
                                    

Sudah hampir dua bulan ini Minho dan Jisung menjadi sepasang kekasih keduanya makin lengket apalagi jisung di nyatain sembuh makin kayak perangko aja.

Felix sering jadi kambing conge kalau ada pasangan MinSung di rumah nya itu yang buat Felix kesel.

Apalagi hubungan dia sama changbin di gantung Changbin sering perhatian ke Felix ngajakin Felix jalan tapi Felix nya gak pernah di tembak.

Felix kan kesel.

Saat ini dia lihat kakaknya yang duduk di meja makan sambil senyam senyum sendiri buat Felix kaget apa kakaknya sakit lagi?.

"Kenapa ngeliatin kakak gitu? Sini" Felix menghampiri jisung dan memeluk kakaknya itu penuh sayang.

"Kakak" Felix ndusel manja di pelukan Jisung.

"Apa? Sana ah manja manjaan nya sama Changbin masa sama kakak terus" Ujar Jisung ngebuat adiknya itu cemberut udah tau dia lagi badmood soal Changbin malah di bahas sebel deh.

.

.

.

.

"Ho papa mau ngomong" Minho mengangguk mengikuti papanya dan duduk di teras rumah.

"Ho kamu punya pacar?" Minho mengangguk.

"Papa gak pernah larang sama siapa kamu sama sama tapi bisa gak Kamu putusin Jisung?" mata minho membulat emang apa salah nya dengan Jisung?.

"Pa tap----"

"Papa tau ini berat tapi kamu tau kan kalau pak Jinyoung atasan papa? Dia gak suka anaknya berhubungan sama kamu ho" Mata Minho memanas apa gak cukup Jisung yang menderita karna ibunya itu?.

"Pa minho gamau!" Sentak Minho.

"Kamu harus relain dia Ho, kamu gak mikirin kalau kalian terus sama sama? Pak Jinyoung juga gaakan tinggal diam dia bakal bertindak kamu gak kasian sama Jisung ho?" Minho menangis dan menggeleng masa bodoh ia terlihat lemah di depan papa nya yang jelas saat ini hatinya sesak.

"Papa gak ngerti!".

" kamu yang gak ngerti ho! Papa juga gamau keluarga kita kena imbasnya lepasin Jisung minho!".

"Papa egois!" Minho berlari pergi dari rumahnya.

Ia menangis di sepanjang jalan orang orang natap dia dengan pandangan aneh ya gak aneh gimana orang lari lari pakek kolor rumahan kaos tipis gak pake sendal lagi.

Orang lain pasti ngira minho gila.

"Sung" Panggil minho di pagar rumah Jisung.

"Sung ini gue! Sung buka!!".

" minho? Kamu kenapa?" Jisung keluar dari rumahnya panik melihat Minho berdiri di depan pagar rumah nya sambil menangis pula.

"Sung... Hiks gue gamau pisah!"

"Kamu kenapa ho? Ayo masuk dulu" Minho memasuki rumah Jisung kemudian ia duduk di sofa masih menangis.

"Kenapa? Cerita sama aku" ujar Jisung.

"Mama kamu, mama kamu suruh kita pisah" Jisung terkejut mendengar nya sebisa mungkin dia berpositif thingking.

"Ho maafin aku, ini yang mau aku bicarain ke kamu nanti siang" Jisung menghela nafasnya berat cukup bingung ia sekarang.

"Ho kamu percaya kan kalau aku sayang kamu?".

" percaya "

"Lepasin aku ho".

.

.

.

.

" apa apaan ini? Kamu gak cukup buat anak itu menderita Jinyoung? Kamu emang gak punya hati!" Pria berjas hitam mewah itu menatap nyalang sang istri di depan nya.

"Tapi aku gak suka jack! Aku gak suka anak aku berhubungan sama kalangan bawah apa yang bakal orang la-----".

" cukup! Kamu selalu bilang apa yang orang lain pikir tentang kamu! Kenapa kamu repot repot mikirin orang lain kalau anak sendiri aja gak di fikirin?".

"Tapi aku gak suka jack!" Sentak Jinyoung.

"Kamu gak ada niatan buat Jisung bahagia? Kamu gak senang dia sembuh gara gara anak itu? Dimana hati kamu sebagai ibu?"

"Jack aku cuman mau yang terbaik buat anak anak ku aku gamau nantinya anak aku di hina gara gara dia gagal jadi orang".

" aku ngerti itu tapi kamu gak bisa maksain anak kamu sekehendak kamu sayang" nada bicara jackson sedikit melemah.

"Aku bakalan bawa anak anak balik ke Inggris."

.

.

.

.

Malam tiba minho sama sekali gak ada niatan pergi dari hadapan rumah Jisung ia terus memandangi jendela kaca kamar Jisung yang lampunya menyala.

"Sung!" Panggil Minho kesekian kali tapi tak ada ciri ciri jika jisung keluar dari kamarnya.

Setelah mereka mengalami peedebatan panjang antara putus dan enggak sampe akhirnya Minho di usir jisung dan sampe sekarang minho nunggu di depan rumah Jisung.

"Sung maafin gue!" Minho terus berteriak dia gak perduli semisal di seret satpam komplek gara gara buat keributan disini.

"Sung! Gue gaakan pulanh sebelum lo muncul Jisung!!".

" sung!".

"Kak Minho" Bukan, itu bukan Jisung yang keluar hanya Felix yang keluar rumah dengan pandangan iba nya.

"Maafkan Felix kak, kak Jisung gamau buka pintu kamarnya ayo kak Minho masuk di luar dingin" Minho menggeleng.

"Gue bakalan nunggu Jisung disini".

" Kak di luar dingin".

"Gapapa gue gapapa" Felix memberikan hoodie nya pada Minho.

"Pake ya kak, jangan sampe kakak sakit Felix masuk dulu" Minho tersenyum lalu memakai hoodie yang Felix berikan.

Malam semakin larut jisung tak tertidur ia mengintip di balik gorden nya dimana Minho berdiri sambil menatap ke arah jendela kamarnya.

"Bodoh! Sana pulang nanti sakit" Ujar Jisung kesal tapi ia tak membuka pintu balkon kamarnya hanya mengomel melihat minho yang berdiri bodoh.

"Udah malem bego ih!" Kesalnya.

Akhirnya ia melihat motor Changbin dapat dilihat pria itu menarik narik lengan Minho untuk pergi dari hadapan rumah Jisung.

.

.

.

.

TBC.

Bucin banget si Minho:(.

Don't Go✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang