10. End

277 13 1
                                    

Minho berdiri di depan rumah Jisung entahlah di hari hari sebelumnya rumah ini keliatan sepi banget walau emang biasanya sepi.

"Minho ngapain?" Ujar Seorang pria Minho yang mengetahui itu membungkuk hormat padanya.

"Pak Jinyoung Minho janji gak akan deketin Jisung lagi jangan apa apain Jisung" Pria manis itu tersenyum mengusap kepala Minho membuat Minho terkejut.

"Ngobrol di dalem aja yuk?".

Minho mengangguk lalu mengikuti Jinyoung di belakangnya.

" Minho maafkan saya ya? Waktu kemarin saya misahin kamu sama Jisung " Minho mengangguk.

"Gak apa apa tuan" Ujar Minho.

"Tapi sebaiknya kamu gausah berdiri di depan rumah ini dan nunggu Jisung keluar kamar" pernyataan Jinyoung membuat minho mengernyit.

"K-kenapa?".

" Jisung udah pergi Minho, dia gak mungkin bukain jendela atau pintu balkon buat kamu. Maafkan saya" Minho tersentak kaget kekasihnya tak pernah bercerita apapun padanya.

"P-pergi?".

" Dia pindah ke Inggris Minho maafin saya ya, itu keputusan papa nya".

Hati minho sakit mendengar kabar ini seperti tersambar petir di siang bolong.

"Kamu gak usah berdiri lagi, rumah ini bakalan di kosongin".

Minho menangis masa bodoh ia di sebut lemah atau bagaimana yang jelas hatinya sakit sekarang.

" kalau gitu saya permisi" Minho melangkah keluar Jinyoung memandangnya iba.

"Entah berapa banyak orang yang saya sakitin karna ego saya".

.

.

.

.

Minho berjalan menyusuri jalanan sore langit nampak cerah sekarang namun tak begitu dengan suasana hatinya.

Dirinya duduk di salah satu bangku taman tempatnya pertama kali mengajak Jisung keluar dulu.

" kamu gak pernah bener bener terbuka sung, kamu gak percaya sama aku" Lirihnya menatap langit jingga.

'Aku suka langit'.

Minho terkekeh memandangi langit cerah yang seolah olah mengoloknya yang sedang bersedih.

'Aku benci awan'.

"Kamu bohong kamu tetep aja ninggalin aku".

'Aku benci kamu jisung!'.

.

.

.

.

" kakak ngelamun terus" itu Felix Saat Jisung sudah sampai di inggris tempat barunya tinggal.

"Kakak kangen sama kak Minho ya?" Jisung menggeleng.

"Kakak gak kenapa napa, ayo turun paoa udah masak buat kita"

"Kakak" Felix menahan lengan Jisung.

"Ya?".

" apapun yang terjadi sedown apapun kakak Felix mohon jangan sakit lagi ya? Kakak gamau kan buat kak Minho disana khawatir sama kakak?".

Jisung menggeleng melepaskan genggaman tangan Felix.

"Kakak janji bakalan terus sehat demi kamu, papa mama dan...Minho".

" semangat ya kak? felix juga kehilangan kak Changbin ".

Jisung mengangguk menatap layar ponselnya yang berwallpaper ia dan Minho saat di korea dulu.

" kamu harus janji bakalan bahagia".

"Aku juga bakalan janji bahagia walau gak sama kamu".

.

.

.

.

END.

Geje gak sih? Auah:(.

Don't Go✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang