18 Days in Uzumaki's Mansion.
Hinata tengah berkeliling di taman belakang. Terus-terusan di kamar membuatnya merasa jenuh. Lantas ia putuskan untuk menghirup udara segar.
Hinata berlari dan menari kesana kemari seperti kupu-kupu. Namun, waktu menyenangkanya harus terganggu lantaran kegaduhan dari dalam mansion.
Hinata lantas berlari memasuki mansion.
"LEPASKAN!!"
"Nona! Tuan Uzumaki sedang di luar!"Terlihat beberapa pelayan mencekal lengan wanita itu. Siapa dia? Batin Hinata bergejolak.
Apakah ia budak penggantiku?
Atau ia calon istri Tuan Uzumaki?Hinata merasakan hal ganjal dalam hatinya. Seolah-olah ia baru jatuh cinta dan cemburu akan gadis di depanya. Tunggu! Hinata jatuh cinta dengan Naruto?
Wanita itu menaruh perhatian pada Hinata. Matanya menata tajam, seolah ia tidak senang dengan kehadiran Hinata. Tanganya langsung mencengkeram baju Hinata.
"Kau!?"
Mimik mukanya makin tak bersahabat. Hinata makin takut dibuatnya. Dan cengkraman wanita itu makin membuatnya sesak.
"Akkh .. "
"Kau!? Berani-beraninya kau merebut lelakiku!"Hinata terhuyung saat wanita itu melemparnya ke tembok. Badanya terasa remuk. Wanita itu kembali mencengkram Hinata.
"Katakan! Apa yang kau inginkan?! Hah?!"
"Aakh .. K-Kumohon l-lepaskan, N-N-Nona"Lagi, Hinata kembali dibanting oleh wanita itu. Kali ini menghantam lantai. Cairan merah anyir merembes dari pangkal kakinya.
Saat itu pula Hinata tak sadarkan diri.
Seorang pelayan berinisiatif membawa Hinata untuk menepi.
---
"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Nona Hinata mengalami keguguran"
"A-Aku hamil?!"
"Benar. Dan kandunganmu sudah mencapai 2 minggu"Dua minggu? Bahkan ia baru 18 hari di tempat gila ini. Dan dokter itu tak mungkin membohonginya.
Hinata teringat akan peringatan Sakura.
"Jika Tuan Uzumaki memberimu obat, maka segera minum obat itu. Namun, jika kau tidak melakukanya lalu kau mengandung anaknya, maka Tuan Uzumaki akan menyiksamu sebelum mengusirmu dari tempat ini"
Benar, ia telah mengandung, meskipun akhirnya keguguran. Sakura yang duduk di sebelah Hinata merasa iba. Baginya, Hinata adalah orang baik, yang tidak pantas dijadikan budak ataupun disiksa.
---
Naruto sampai di mansionya setelah mendapat laporan dari pelayanya. Dan benar, seorang wanita telah menunggunya di ruang tamu. Wanita itu pun melangkah angkuh menuju Naruto.
"Hello, Daddy. Nice to meet you"
"Shion!? Apa yang kau lakukan di sini?!"
"Hanya ingin menemui Daddy-ku saja, apa itu tidak boleh?"
"KELUAR!"Wanita bernama Shion itu kemudian memasang mimik muka marah. Tanganya mengepal kuat hingga kuku cantiknya patah.
Naruto masih mencoba untuk tenang. Dalam hatinya, ia sangat dongkol dengan wanita pirang di depanya itu.
"Apa kau tuli!? KELUAR!"
Shion akhirnya pergi meninggalkan mansion megah milik Naruto. Warna mukanya tampak begitu merah meredam amarah.
Naruto segera berjalan menuju kamar Hinata.
Saat sampai di kamar, Naruto terkejut karena banyak orang mengerubungi Hinata. Bahkan ada seorang dokter di sebelah Hinata. Apa yang terjadi?
Melihat kehadiran Naruto, Hinata segera memalingkan wajahnya. Hinata sudah sangat siap jika Naruto akan menyiksanya, lalu mengusirnya dari tempat ini.
"Apa yang terjadi?", tanya Naruto kebingungan.
"Istri anda keguguran, usia kandunganya baru dua minggu. Hal ini terjadi karena benturan keras yang ia alami hingga kandunganya berkontraksi. Saya permisi", terang sang dokter.Dokter itu pergi meninggalkan ruangan, diikuti dengan para pelayan. Hanya tersisa Naruto dan Hinata di ruangan ini.
"Maaf jika aku tak pernah meminum obat itu", jelas Hinata.
"Kau tau jika itu melanggar aturan, kan?"
"Aku sudah sangat siap jika harus di beri hukuman dan pergi dari tempat ini"Naruto keluar dari ruangan itu, meninggalkan Hinata sendirian.
---
"Apa ia menolakmu lagi?"
Wanita berambut merah itu berbasa basi sambil berusaha menyalakan rokoknya. Bagi sebagian orang, wanita merokok adalah hal yang tabu, kecuali bagi mereka yang memang gemar dan bergelut dengan dunia malam.
"Jika ia menerimaku, aku pasti akan langsung tinggal disana, Karin"
"Sepupuku itu memang orang yang sulit ditebak, Shion"Shion mengambil sebatang rokok milik Karin lalu menyalakanya. Ia sendiri tidak tau mengapa ia begitu gemar menghisap lintingan tembakau itu.
"Saat aku kesana, aku melihat seorang gadis. Ku rasa gadis itu budak baru Naruto"
"Naruto akan mengganti budaknya selama 3 bulan sekali. Bahkan ia tak segan menyiksa dan mengusir budaknya yang tak sengaja mengandung anaknya"
"Fufu, kejam sekali. Apakah seluruh garis keturunan Uzumaki memang kejam?"
"Tidak semuanya, tapi setidaknya mereka tetap memiliki sifat kejam"Shion tertawa mendengar penjelasan sahabat merahnya itu. Berteman dengan sepupu pujaan hatinya sungguh menyenangkan. Selain karena Karin mudah bergaul, Shion juga dapat mengulik berbagai informasi tentang Naruto.
"Aku harus mendapatkan lelaki itu, bagaimanapun caranya"
"Semoga kau bisa melunakkan hatinya, Shion"
"Aku pasti bisa"-To Be Continued-
Yosh!
Balik lagi!
Maaf kalo di part ini jelek dan kurang memuaskan
Jangan lupa vote dan comment ya!
Thank You :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Hostage (End)
FanfictionHyuuga Hinata : "Biarkan aku pergi, aku tak bisa bertahan di tempat ini. Ini seperti neraka bagiku" Uzumaki Naruto : "Kau milikku, kau harus mematuhi semua aturanku! Jangan pernah mencoba lari, jika tak ingin mencicipi hukuman dariku" Warning! - Men...