Epilog

4.8K 221 17
                                    

Drama pun dimulai. Naruto datang menuju lokasi yang diminta Shion. Ia terlihat membawa sesuatu yang sepertinya memang diinginkan oleh Shion.

Wanita itupun datang bersama Bolt yang tentunya dalam kondisi terikat. Batin Naruto berkecamuk, ingin sekali ia membunuh wanita itu dengan tanganya sendiri. Namun ia harus tetap mengikuti permainan jika tak ingin semua ini kacau.

Sai, Shikamaru, Sasuke, dan para polisi tengah berjaga di sekitaran lokasi. Mereka menyamar menjadi warga sipil biasa agar Shion tidak menaruh curiga.

"Kau membawanya?"
"Tentu"
"Apa ini asli?"
"Kau meragukanku?"

Naruto pun menyerahkan berkas tersebut. Wanita bersurai pirang pucat itu membuka map dokumen milik Naruto. Matanya meneliti setiap jengkal kertas itu. Mencoba mencari tau apakah Naruto menipunya atau membohonginya. Tapi dokumen itu benar-benar asli, menurutnya.

"Kau tau, kau begitu bodoh"

Setelah berucap demikian, Shion pun lari dan membawa Bolt pergi. Naruto langsung mengejar wanita itu. Seluruh polisi dan kawan Naruto turut mengejar wanita licik itu.

Akhirnya Shion tersudut dan makin memberontak. Tapi ia tak hilang akal, ia memukul salah satu anggota polisi dan berhasil melarikan diri.

Geram karena wanita itu lolos, Naruto mengambil pistol yang sengaja ia simpan. Ia menarik pelatuk pistolnya dan membidik kedua betis Shion. Ia tak mau berurusan panjang karena menembak jantung seseorang.

Doorr
Dorrrrr

Dua bidikan itu tepat mengenai sasaranya. Shion jatuh tersungkur ke tanah. Naruto segera merebut Bolt dari Shion. Namun pria itu masih mengarahkan pistolnya ke kepala Shion. Ia masih begitu dendam karena wanita telah berani mengusik kehidupanya.

"Kau akan membusuk di penjara!", ancam Naruto.

Polisi dengan sigap memborgol dan membawa Shion. Tak berselang lama, Hinata datang bersama Sakura dan Karin. Hinata datang dengan menyeret Kou.

"Polisi! Dia juga terlibat penculikan ini!", teriak Sakura sambil menunjuk Kou.

Kou terlihat buruk. Wajahnya penuh luka dan lebam. Bahkan bajunya koyak seperti dirobek paksa.

"Kumohon, Nona! Jangan masukkan aku ke penjara, aku hanya disuruh oleh wanita itu", mohon Kou yang juga menunjuk Shion.
"Fufu~ Maafkan aku, Tuan Kou. Masa kerjamu sudah habis, saatnya menikmati hasilnya", balas Hinata.

Hinata menendang perut Kou berulang kali. Wanita turut merasa geram dengan tingkah Kou. Ia sudah mempercayainya sepenuh hati tapi mantan pelayanya itu justru berkhianat.

Salah seorang anggota polisi datang dan menyeret Kou. Semua bersorak sorai atas kembalinya Bolt.

Kehangatan keluarga Uzumaki telah kembali.

---

Hari yang cukup melelahkan. Pria pirang itu terus berkutat dengan berbagai mesin dan kopi. Pensiun dari mafia dan mendirikan sebuah kafe memanglah tidak buruk.

"Kau harus menuang airnya searah jarum jam, Sayang", kritik Hinata.

Wanita cantik itu benar-benar teliti dengan pekerjaan suaminya. Tak dapat dipungkiri jika ia memiliki keahlian dalam meracik kopi, walaupun ia pernah bekerja sebagai bartender cocktail.

"Bukankah rasanya akan sama saja?"

Sambil menyangga perutnya yang membesar, Hinata meraih gelas dan meracik kopi dengan caranya. Ia tampak begitu terampil dan lihai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hostage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang