Pagi yang sangat cerah untuk sebuah pernikahan. Yap, Naruto dan Hinata akhirnya memutuskan untuk menikah. Bahkan pernikahan mereka digelar sehari setelah drama menyedihkan mereka.
Seluruh undangan kompak memakai busana bernuansa gelap. Hanya sedikit yang diundang karena Naruto sendiri meminta agar pernikahan ini digelar tertutup.
Sang pengantin wanita telah hadir. Hinata tampak begitu cantik dengan gaun pengantin bermodel sabrina dengan belahan punggung yang begitu rendah. Ia tampak begitu elegan dan seksi. Riasanya pun tak kalah menawan, mungkin ia akan sangat berterima kasih pada Sakura yang secara sukarela mau meriasnya.
Wanita cantik itu berjalan menuju altar didampingi Sasuke. Naruto sendiri yang mununjuk Sasuke sebagai wali Hinata. Dan pria pantat ayam itu bahagia sekali saat diminta menjadi wali Hinata.
Kini Hinata telah berdiri di altar bersama Naruto. Tiba saatnya mereka mengucap janji suci pernikahan. Mereka tetap saling berpegangan tangan saat mengucap janji.
"Kalian sudah sah menjadi suami istri, silahkan cium pasangan anda", ucap pendeta.
Naruto pun membuka tudung Hinata. Meskipun ia sering mencium Hinata, ia tetap merasa gugup, karena ini merupakan kali pertama ia mencium Hinata dalam ucapara sakral dan juga di depan orang banyak.
"Lakukan saja, Daddy", yakin Hinata.
Naruto pun mendekatkan wajahnya. Kemudian memangut bibir seksi berlapis lipstik itu cukup lama. Bahkan, ia tak sadar jika selama ciuman tanganya merayap dan meremas pantat sintal Hinata.
"Cih! Dasar kuning mesum!", dengus Shikamaru.
Ciuman itu pun berakhir. Seluruh undangan bertepuk tangan riuh. Kemudian acara dilanjutkan hingga malam hari. Hari yang benar-benar menyenangkan untuk Naruto dan Hinata.
---
Acara pernikahan selesai tepat tengah malam. Namun pasangan baru itu tak lantas pergi mengarungi pulau kapuk. Mereka tengah menikmati malam pertama sebagai pengantin.
Namun malam mereka terpaksa dibatalkan karena laporan pelayan tentang hilangnya Bolt. Ya, Bolt hilang setelah acara resepsi mereka.
Lantas, Naruto pun memanggil seluruh anak buahnya. Ia juga memanggil para sahabatnya dalam misi ini. Uang takkan berarti apa-apa jika salah satu keluarganya hilang. Ia juga merutuki dirinya sendiri yang lalai dan tidak mengawasi Bolt.
"Tenanglah, Daddy. Aku yakin Bolt akan segera kembali", tenang Hinata.
Bahkan wanita itu tak segan duduk di pangkuan Naruto dan memberinya ciuman hangat. Hinata berharap agar Naruto sedikit tenang dan tidak memberontak. Namun Hinata salah, pria itu malah membawanya ke kamar dan meminta jatah. Hei! Anakmu hilang, Naruto! Jiwa mesumnya benar-benar tak bisa dihilangkan.
Mereka tidak menyadari jika salah satu pelayan mereka juga ikut menghilang bersama dengan Bolt.
---
"Ahh ... T-Tidak Ahh .. "
Hinata terus berkata tidak di sela eranganya. Naruto terus bergerak dan itu membuatnya sakit. Namun pria itu tiba-tiba berhenti bergerak.
Saat Hinata mendongak, ia melihat Naruto tengah menangis. Ya, pria itu menangis dalam kegiatan panasnya. Tangan mungil itu mencoba menyentuh wajah pria yang kini menjadi suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hostage (End)
FanfictionHyuuga Hinata : "Biarkan aku pergi, aku tak bisa bertahan di tempat ini. Ini seperti neraka bagiku" Uzumaki Naruto : "Kau milikku, kau harus mematuhi semua aturanku! Jangan pernah mencoba lari, jika tak ingin mencicipi hukuman dariku" Warning! - Men...