"Far, sejauh apapun jarak yang memisahkan kita, kamu harus yakin ada aku yang selalu merindukanmu dan kembali padamu"
Farah membuka kembali pesan-pesan di aplikasi Facebooknya. Farah memang sudah lama tidak menggunakan akun Facebooknya ini, tapi entah kenapa malam ini tangannya jail ingin membuka akun nya dan memilih untuk membaca pesan-pesan lawas yang membuatnya malu. yaa, malu karena ke-alay-annya dulu kala.
"Far, apa kabar? Canberra ternyata luar biasa! Kapan-kapan main yuk kesini. Gue pengen ngenalin lo sama saudara lo wkwkwk"
"Ada emak kangguru, hari ini gue diajak ke kebun binatang. hehe, soalnya gue pengen liat langsung kangguru disini."
"Halooo!! Sombong amat deh sekarang gak mau chattingan sama aku :(. Far, gue masih suka sama lo tau!"
"Faraaaahh yuhuu. Far?"
"Heii. kok di read doang? aku salah ngomong lagi ya?:(("
"yauda gpp. aku bakalan nungguin sampe kamu suka. Sukses ya, Far. I'll always waiting here for u! *btw gmn bahasa inggris guee? heheh. Lap u Far!"
Farah menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menarik sedikit bibirnya menahan tawa ketika membaca pesan-pesan tersebut.
Galih apa kabar kamu? gumam Farah sambil terus menatap Profil Facebook Galih.
Galih Atmadja teman semasa SMP Farah. Galih adalah sosok yang baik, ramah, dan humoris. Meskipun wajahnya terkesan biasa saja namun Galih mampu memikat banyak hati perempuan-perempuan dikelasnya. Entah pelet apa yang Galih pasang sehingga miliki penggemar yang lumayan banyak. Sampai-sampai Farah yang saat itu masih terkesan polos dan enggan membahas masalah perasaan jadi terhanyut dengan bualan-bualan Galih.
"Sumpah! gue kangen Galih!" batin Farah. Tangannya mendadak gatal ingin sekali mengetikkan beberapa kata di kolom pesan pada profil Galih.
"Lih apa kabar? Masih di Australi kah?"
Farah mengirim pesan tersebut ke Galih. Jujur saja, setelah mengirim pesan tersebut detak jantung Farah berdegup tak karuan. Fikirannya melayang-layang mencoba mencari bagaimana nanti respon yang akan ia terima. Semoga baik.Drrrttttt....
Dua puluh menit selepas mengirimkan pesan tersebut, tiba-tiba layar handphone nya muncul notifikasi dari aplikasi Facebook. Benar saja, malam ini Farah tengah beruntung!
"Baik, Far. Kmu apa kbr? Masih kok ini. Kmu sndiri msh d jkt?"
Tidak perlu menunggu lama lagi Farah segera menjawab pesan masuk dari Galih dengan cepat.
"Aku baik2 saja. Alhamdulillah sejauh ini msih betah di Jkt sih.. hehe. kuliah jurusan apa,Lih? dmn?"
"Wah, betah bgt ya hehe. Oiya aku di University of Canberra, ngambil jurusan Bisnis Internasional"
"Hmm. penerus bokap y Lih? mantap dong"
"Maybe,, tp itu bukan aku bgt"
"Why? Kalo bukan pasion kamu knp ttp d jalani? knp ga pindah aja dri awal?"
"I dnt knw, u knw lah my daddy .. Dy itu keras kepala bgt.. Tp aku udh blg sih ke papah klo udh bres kuliah mau lanjut kerja d Indo aja"
"Oh, Sorry.. Aku gatau klo trnyata masalahnya seperti itu. Ywda, di Australi jam brp skg? malam hari juga?"
"Sudah lewat malam sih, malahan udh ganti hari wkwkwk"
Farah melihat jam dinding yang tertera di hadapannya, menunjukkan pukul 21:33, ternyata perbedaan waktu di Australia lebih cepat daripada di Indonesia sehingga di Australia sudah menunjukkan waktu kurang lebih pukul setengah dua dini hari.
"Ooopss. Sorry, Lih. Knp blm tidur?"
"Biasa aku suka nugas tengah malam. hehe, lah di Indo masih sore bgt emang?"
"Engga sih, udah hampir jam sepuluh malam. tp aku blm ngantuk"
"Oiya aku lupa nanya, kamu kuliah dmn? Jurusan apa?"
"Aku di Univ Negeri yg di Jakarta ajaa, ngambil jurusan akuntansi"
"Wih mantap. semangat ya kuliahnya. see u soon!!"
"Hehe siap. u too. see u soon !!"
Dilihat.Entah kenapa hati Farah malam itu berbunga-bunga. Dia kembali mengingat-ingat kapan terakhir kalinya Galih bisa sehangat itu padanya. Empat tahun? Apa Tujuh tahun yang lalu? Ah, dia pun sudah lupa. Tapi, malam ini semua yang Farah tunggu terjawab sudah lewat pesan singkatnya.
Farah segera merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk yang bermotif doraemon. Meskipun sudah menginjak kepala dua setahun yang lalu, tetap saja doraemon beserta aksesoris berbau doraemon menjadi favoritnya sampai detik ini. Wajahnya yang tidak menampakkan usia berkepala dua justru membuatnya lebih sering dikira anak-anak SMA. Hal ini justru Farah manfaatkan dengan baik terlebih ketika hendak ke pasar naik angkot. Meskipun jarak pasar dan rumahnya cukup jauh, Farah memilih untuk membayar angkot sesuai dengan ongkos anak-anak SMA. Berulang kali Farah diingatkan oleh bunda nya untuk tidak melakukan hal itu. Namun, Farah adalah gadis cerdik yang tidak ingin melewatkan kesempatan emas yang ada pada dirinya.
Farah memejamkan kedua matanya, menikmati setiap hembusan udara yang memasuki kedua lubang hidungnya. Malam ini terasa indah bagi Farah. Ternyata Galih yang sudah lama tak ia jumpai kini masih tetap menjadi Galih yang ia kenali.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan
General FictionKisah ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Farah Andriani yang hatinya selalu menunggu kehadiran Galih Atmadja yang berada di Australia. Selama penantiannya, Farah coba mencari makna apakah berbeda antara cinta, suka, dan kagum. Di si...