Dalam keheningan malam kerap kutulis rubaiyat atas namamu
Saat bulan dan bintang kudzikirkan pada telapak tangan
Saat doa-doa penuh air mata kugayung dari atlantik hati
Saat kelam itu membubu dan menjatuhkanmu dalam nanar
Aku pun bersimpuh pada kedua lututku
Jatuh pada sujud yang penuh
Dan kau adalah tangkup dari segala doa itu,
Pada keheningan malam pula
Saat burung-burung malam berkeciau
Saat pucuk-pucuk bambu terlelap
Saat embun masih memeluk kelam
Halimun mengabu
Maka mataku kian terjaga melelehkan namamu sebagai rinainya
Dalam doaku yang penuh sungguh
Kucoba mengetuk gerbang surga
Dan menitipkan namamu pada pintu-pintunya,
Kini harap pada segala pinta
Hatur kutambatkan pada segenap rasa
Doa kuulas pada semua laku
Fitrah yang kumau atas dirimu
Agar bisa kau rengkuh aku dalam putih kapasmu
Menjadikannya titik tuju dari saling kita mengeja waktu.
_r
YOU ARE READING
ANTOLOGI PUISI
Poetrymerindukanmu adalah tahiyat akhir pada sembahyang berujung salam setelah sebelumnya berbisik pada bumi yang tenang -r-
