Jika kopi adalah antusias, kau adalah prioritas.
Disetiap seduh kopi yang ku putar penuh gemuruh, akan ada senyummu.
Namun, disetiap dirimu berputar dan berlalu lalang di pikiranku, hatiku bergemuruh.Layaknya pelengkap,
Kau seakan ada di setiap kecupan, hangatnya pelukan, dan kopi yang ku suguhkan.
Memang, tak ada waktu tertentu untuk menikmati kopi.
Namun, akan ada waktu yang aku tentukan, untuk sekedar menyeduh hangat senyum yang tak pernah kau lewatkan, dan takkan sanggup aku tangguhkan.Dari kopi manis hingga senyum termanis,
Masih teramat ku ingat akan rautmu, yang menyengat hatiku hingga tak mengenal tangis.Semoga kau tak lupa takaran kopiku, juga takaran rasa dariku.
Kopi pertama dan kedua yang kusajikan berbeda untuk kamu yang tidak akan memperdulikan itu
Seperti halnya nanti kau tmukan kekuranganku dan kau tetap kembali menikmati secangkir rasa yang tak pernah mati._s
YOU ARE READING
ANTOLOGI PUISI
Poetrymerindukanmu adalah tahiyat akhir pada sembahyang berujung salam setelah sebelumnya berbisik pada bumi yang tenang -r-