Suara lantunan piano mengalihkan atensi Jihoon yang baru saja keluar dari kamar mandi. Matanya melihat Bae Jin Young yang telah berganti pakaian rumahan tengah memainkan lagu yang sebelumnya belum pernah didengar oleh Jihoon. Namun bukan lagu itu yang membuat Jihoon terpaku di depan pintu kamar mandi. Di sana, Jihoon melihat Bae Jin Young sedang tersenyum, seniornya yang selalu tak memiliki ekspresi itu tersenyum.
"Kemarin dia terlihat frustasi dan sekarang dia tersenyum ? Bae Jin Young- ssi kau penuh kejutan ya?" ucap Jihoon pelan
Ingatan Jihoon kembali membawanya pada malam di saat ia membawa Jinyoung ke apartemennya ketika mabuk. Masih ia ingat jelas raut muka Jinyoung yang sedih dan putus asa yang menarik lengannya dan berkata 'jangan pergi' berulang kali itu.
"Hei junior, sampai kapan kau akan berdiri di sana? Cepat kemari dan coba dengarkan lagu-lagu yang sudah ku aransemen ini"
Jihoon tersentak akan suara Jinyoung yang membuyarkan lamunannya. Dan kembali ia disambut dengan wajah tanpa ekspresi khas seorang Bae Jin Young.
'Baru saja ia tersenyum dan sekarang wajahnya kembali tanpa ekspresi dan terlihat menyeramkan, jangan-jangan dia berkepribadian ganda?' pikir Jihoon dalam hati
Jihoon yang tak ingin ribut dan mendengar omelan Jinyoung lebih lanjut pun segera menghampiri Jinyoung. Ia kaget ketika melihat banyak sekali tumpukan partitur disekeliling piano itu.
"Berantakan sekali, lihat kertas dimana-mana" ucap Jihoon sembari membereskan kertas-kertas tersebut.
"Cerewet sekali, coba kau lihat lagu-lagu itu dan coba bantu aku untuk menyelesaikan aransemen lagu ini. Kau mandi terlalu lama, sampai bosan aku menunggumu"
"Ini semua, kakak sendiri yang mengaransemennya? banyak sekali" takjub Jihoon melihat banyaknya kertas yang sudah berisi aransemen- aransemen ciptaan Jinyoung
"Lalu siapa lagi? Aku tidak seperti dirimu yang menghabiskan waktu mu dengan bermain, aku menggunakan waktu ku dengan baik"
'Padahal siapa yang mabuk-mabukan sampai menyusahkan ku waktu itu? dasar tidak tahu diri' ucap Jihoon dalam hati
Jinyoung dan Jihoon pun mendengarkan hasil lagu aransemen Jinyoung melalui mp3, Jinyoung tidak hanya menulis tapi juga sudah membuat midi untuk lagu-lagu tersebut. Tidak dipungkiri lagu-lagu aransemen Jinyoung itu sudah bagus, Jihoon mengakuinya. Mereka pun berdiskusi lagu mana saja yang akan mereka gunakan dalam pertunjukan nanti. Memang Jinyoung mengambil alih sebagian besar peran dalam diskusi malam ini, Jihoon hanya membantu memberi pendapat dan melakukan sedikit perubahan pada hasil aransemen Jinyoung itu.
Mereka berdua bekerja sampai tak terasa sinar matahari mulai masuk ke ruangan melalui jendela besar yang terletak di samping piano Jinyoung.
"Sudah pagi? Ahhh......pegal sekali punggungku" ucap Jinyoung sambil merenggangkan otot - otot tubuhnya, semalaman ia duduk sembari berkutik dengan piano dan menuliskan beberapa not di partitur untuk menyempurnakannya.
Pandangan Jinyoung tak sengaja menangkap Jihoon yang tengah tertidur pulas di atas sofa. Tidurnya tengkurap dengan satu tangannya menggantung kebawah. Tepat dibawah tangan itu berserakan kertas-kertas partitur yang Jinyoung yakini sebagai partitur yang Jihoon pakai untuk menyempurnakan aransemen lagu yang Jinyoung buat sebelumnya.
Jinyoung pun bangkit dari kursi pianonya, menghampiri Jihoon kemudian berjongkok dan membereskan 'kekacauan' yang dibuat Jihoon.
"Kau bilang aku berantakan? Look, who's being messy now"
Selesai merapihkan partitur-partitur itu dan meletakannya ke meja yang ada di dekat sofa, pandangan Jinyoung berhenti ke arah Jihoon. Sepertinya Jihoon sangat pulas dengan tidurnya, sehingga tidak merasa terganggu saat beberapa helai rambutnya menutupi hampir sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Good
FanfictionManusia tidak akan pernah bisa tau apa yang akan mereka temui di masa depan. Termasuk siapa yang akan kita temui nanti. Tapi siapa sangka pertemuan yang berawal tidak menyenangkan berubah menjadi pertemuan penuh arti di akhir nanti. Genderswitch :...