JAKARTA

18 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada berjalan ke arah balkon kamarnya dengan senyum yang tak henti-hentinya lepas dari raut wajah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada berjalan ke arah balkon kamarnya dengan senyum yang tak henti-hentinya lepas dari raut wajah. Ia sangat senang bisa kembali ke negaranya lagi setelah beberapa tahun lamanya. Nada memejamkan mata dan menghirup udara Jakarta pagi ini. Rasanya lebih menenangkan bisa kembali menghirup udara di tempat kelahiran sendiri.

Pagi ini tidak begitu cerah namun tidak juga hujan. Nada sangat menyukainya, entahlah, mungkin Nada akan suka dengan semua yang ada disekitarnya sekarang dibanding saat dia masih berada di New York.

Nada beranjak dari sana dan berkeliling melihat-lihat rumah barunya, ia sangat suka rumah pilihan Papanya ini. Sesuai dengan keinginan Nada. Andra akan melakukan apa saja untuk membahagiakan anak semata wayangnya ini, karena dia-lah satu-satunya permata yang Andra miliki saat ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 11:00 WIB itu berarti matahari mulai menembus mendung yang sejak tadi menyelimuti kota Jakarta. Nada masih bergemul dengan selimutnya saat ini, hingga dering telepon membuatnya beranjak dari tempat tidur.

Revaldi is Calling

"Iya, apa?" tanya Nada pada orang di seberang sana

"Lo, dimana sekarang?"

"Di rumah? Kenapa?"

"Om Andra mana?"

"Papa tadi pagi langsung ke luar kota, soalnya ada urusan bentar"

"Lo, bisa bantuin gue gak?" pinta Revaldi pada Nada

"Apaan?" terdengar suara sedikit ketus dari Nada

"Tolong jemput kakak tiri gue dong di Bandara sore nanti. Ini gue gak bisa, soalnya ada pertandingan futsal nanti. Dan gue bisa di marah bokap kalo gak jemput kakak gue"

"Males ah! Baru aja tadi pagi gue landing, ini aja masih jetlag. Gak mau!"

"Ayolah, Nad. Tolong sekali ini aja. Gue bisa digantung sama kakak tiri gue kalo gak ada yang jemput dia"

"Derita lo! Apa urusannya sama gue?"

"Kok lo gitu amat ke gue, Nad."

"Kenapa harus gue coba?"

AstillbeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang