I

9 1 0
                                    

Hidup itu benar-benar berputar, tidak selalu berada dalam kenyamanan yang tiada henti. Suatu pelajaran hidup ketika kalian merasakan berada jauh didalam kesengsaraan dan kebingungan mencari jalan keluar.

Gadis itu menghela nafasnya panjang, helaan nafasnya yang terdengar berat sudah dapat menggambarkan bahwa ia sedang dalam kebingungan.
Tatapannya tertuju pada langit mendung diatas sana. Langit yang kini menjadi alasan ia mendapat ketenangan selama masa yang ia alami, juga rerumputan hijau yang selalu ia duduki.

“kau tau? Aku lelah berjalan di atas tanah ini.” Ujarnya pada sang langit yang hanya mengeluarkan suara gemuruh.
“bisa kau bawa aku keatas sana?.” Kali ini ia menatap sendu langit diatasnya.

GLARR!!

Hingga suara petir yang sangat nyaring terdengar jelas. Gadis itu melotot terkejut pasalnya ia lumayan membenci hujan apa lagi disertai badai, ia hanya gadis penyuka langit.
“aish! Kalau tidak mau yasudah! Tidak usah marah begitu!.” Kesalnya memberengut.
Ia akhirnya berdiri dari duduknya, menatap langit yang kian menggelap itu dengan sinis.

“aku akan pergi dari sini!  Jadi tolong jangan turunkan hujan atau badai mu itu sebelum aku benar benar pergi!.” Teriaknya.

GLARR!!

Bukannya mereda petir dan kilatan cahaya itu semakin menjadi-jadi. Membuat gadis tadi terloncat kaget.

“iya baiklah aku pergi!!” ujarnya seraya berlarian menuju pagar perbatasan jalanan dengan ladang rumput.

“dasar langit yang mudah terbawa perasaan.” Umpat gadis dengan rambut panjang yang tergerai bebas itu.

“hei, Jung Ae Ri.” Panggil salah seorang penghuni salah satu rumah di perumahan yang sedang gadis itu lewati. Ae Ri, gadis itu menoleh saat mendengar namanya terpanggil.
“berbincang dengan langit lagi huh?” Tanya laki-laki itu dengan santainya.

Ae Ri mengangguk kala mendapati Hoseok yang memanggilnya.
Hoseok tersenyum, “kali ini apa topik pembicaraan kalian?.” Tanyanya dengan menyandarkan badannya pada pagar rumahnya. Aeri berjalan mendekati laki-laki itu dengan tatapan kesal.
“kau tau jey?” nama hoseok itu terlalu panjang, jadi Aeri menggantinya dengan jey. Entah dapat dari mana panggilan tersebut yang pasti hanya Aeri yang memanggil hoseok dengan sebutan Jey.
Hoseok mencondongkan badannya keluar pagar saat Aeri sudah berapa di depan pagar rumahnya. “tadi aku menceritakan tentang sekolahku yang ingin aku di hukum berat dengan mengeluarkan aku dari sana lalu aku memintanya untuk membawaku ke atas sana, tapi kau tau? Dia malah marah dengan ku dengan mengeluarkan kilat petir gemuruh dan semacamnya!.” Cerita Aeri dengan raut kesal setengah mati.
Hoseok tertawa kecil melihat gadis dihadapannya yang sedang kesal, bukan hal aneh lagi melihat kenakalan Aeri yang bisa dibilang sedikit keterlaluan.

“bisakah kau diam?!. Berisik sekali!.”

Aeri menoleh pada bangku taman di halaman rumah Hoseok, lalu memberengut saat tau siapa yg memprotesnya. “jey, ada apa sih dengan sepupumu itu?! Menyebalkan! Padahal kan aku berbicara dengan mu bukan dengannya yang sok keren itu!.” Ucap Aeri yang semakin kesal dibuatnya.

“aku mendengarnya Aeri bodoh!”

sahut pria dengan earphone yang selalu setia menggantung di lehernya. Aeri mendelik, “baguslah agar kau tau wahai si pintar Min Yoon Gi!.”

“dasar zombie cantik! Sudah numpang dirumah orang, tidak tau diri juga.” Umpat Aeri lagi.

“aku masih bisa mendengarmu bodoh!!.”

Mulut Aeri tergerak mengikuti ucapan yang Yoongi katakan tanpa suara dengan ekspresi mengejek. Membuat pria bermarga min tersebut menatapnya tajam.

Sweet Hidden AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang