II

12 2 0
                                    

Aeri menatap barang-barangnya yang sudah ia tata rapih di koper besarnya. Ia menghela nafasnya pasrah, usaha penolakannya kemarin malam sia-sia karna,

“bagaimana mungkin, harga diriku hanya sebatas….” Ucapnya sembari melirik selembar kertas di atas kasurnya.

“Tiket Konser EXO.”

Wajahnya semakin lama semakin memberengut, “Aish!!”
Tadi malam setelah acara mengamuk menolak perpindahan sekolah, Ahra dengan wajah sombongnya melemparkan selembar kertas tiket konser EXO tepat di hadapan Aeri, yang membuat Aeri terdiam seribu bahasa.

Astaga tiket konser vip, EXO.

Bagaimana ini? Apa aku menyerah saja? Atau aku pertahankan?!

“Aeri, kau sudah siap?.”Tanya  Ahra dari luar kamarnya.
Aeri memejamkan matanya, ia melirik tiket yang kini sudah berada di tangan kirinya.

Ah tidak! Aku tidak boleh lengah hanya karna tiket ini!!.

“Aeri?,” panggil Ahra lagi.
“Ne!, Akus sudah siap, sebentar lagi aku keluar.”

Baiklah-baiklah, demi menonton konser vip yang menghabiskan uang jajanku selama satu tahun, lebih baik aku menurut, lagi pula ini kesempatan besarku.

Aeri mencoba untuk tersenyum, namun lagi-lagi ia menggurutu setelah senyumnya, “Aish! Lagi pula kenapa sih eomma menyogokku dengan tiket ini!!!.”

Aeri dengan malasnya menyeret koper besar miliknya ke luar kamar, ia sedikit terkejut karna Minhyuk, pria berjas itu sudah ada dihadapannya dengan membungkuk sopan.

“selamat pagi nona,” sapanya sangat sopan, yang membuat Aeri yang melihatnya ikut membalasanya dengan lemah lembut.
“biar saya bawakan barang anda, nona.” Minhyuk dengan cepat mengambil alih koper besar milik Aeri dan membawanya ke bagasi mobil.
Sebenarnya dia siapa sih?, apa pentingnya peran dia disini?
Entahlah, yang penting ia tidak susah payah mengangkut koper besarnya, karna walaupun ia memiliki adik tampan namun Kai sangat tidak bisa diandalkan.

“eomma benar-benar tidak ikut?” Tanya Aeri dengan sedikit nada kecewanya, ya walaupun ia kesal setengah mati dengan ibunya, Ibu tetaplah ibu, yang selalu ada untuk anaknya setiap saat dan itu yang membuat Aeri berat meninggalkan rumah ini.
“hey, disana akan ada hoseok yang menjagamu, ibu sudah menitipkan kalian kepadanya.”
Ujar Ahra dengan seyum manisnya, astaga dia sudah berumur tapi kenapa tidak ada wajah keibuannya sih?
“Hoseok? Siapa Ho…oh! Jey?!” mulut gadis itu sedikit terbuka, hey sejak kapan bocah itu sekolah?

“dia sekolah? Disekolah sama denganku? Astaga..”
“dia sudah lebih dulu disana Aeri-ya, Hoseok lebih tua darimu dia seniormu, bersikap sopanlah padanya.”
Oh bagus, jadi si pria berpenampilan gembel itu ternyata kaka kelasku.

“semua sudah siap nona.” Minhyuk yang entah datang dari mana, mengejutkan Aeri tentu saja.

“kai mana?” Tanya Aeri setelah sadar ia tidak melihat adik bodohnya, apa jangan-jangan dia tidak jadi pindah?!

“aku disini.” Aeri menoleh saat mendapati suara kai didalam mobil, ia sedang bermain video game di ponselnya. Sangat tidak ada rasa berat sedikitpun untuk jauh dari orang tua.

Dasar anak kecil!

Aeri melambaikan tangannya pada Ahra saat ia sudah berada di dalam mobil yang entah milik Minhyuk atau Minhyuk hanyalah supir disini.

“eomma aku akan meridukanmu!!” teriak Aeri dengan kencang, karna
mobil yang ia naiki sudah berjalan sedikit jauh.
“berlebihan, kau kan biasanya kabur ke rumah teman selama berhari-hari.” Dengus kai yang sedikit kesal melihat Aeri yang seperti drama di matanya.
“diam kau!, hari dan bulan itu beda!” sungut Aeri yang ikut kesal.

Kai memilih untuk diam, melanjutkan gamenya, sedangkan Aeri menatap kearah luar jendela.

Hufft, Jeong-dong, apa aku akan baik-baik saja disana?.

×××××

SORRY BANGET KALO BANYAK TYPO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SORRY BANGET KALO BANYAK TYPO

Jangan lupa vote and comment ya :)

Sweet Hidden AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang