IV

5 1 0
                                    

Kai menahan tawanya,
“kau terlihat lucu memakai baju itu, nuna.”

Aeri mendelik “diam kau!”

Aeri benar-benar memakai dress yang tergantung di ruang pakaiannya, dan ini benar-benar bukan Aeri sekali. Terlalu anggun dan bukan gayanya.

“ayo cepat.” Kai yang sedari tadi bosan menunggu Aeri berjalan duluan keluar kamar melalui pintu kamar Aeri.
“kai.” Panggil Aeri dengan sedikit teriak membuat Kai menoleh dengan wajah malas.

Aeri mengulurkan tangannya, “bantu aku.” Ucapnya dengan sedikit memohon.

“apa?”

“tidak ada sepatu yang cocok dengan seleraku, maksudku sepatu-sepatu disana semuanya tinggi.”

Kai melirik kaki Aeri, benar saja tidak berbalut alas kaki apapun.

Kai dengan cepat berlari kedalam kamarnya melalui pintu rak buku dan kembali dengan sandal rumah berbulu ditangn kanannya. “pakai ini, jangan jalan berjalan tanpa alas kaki, nuna kan tidak bisa dingin."Ucapnya sembari menyimpan sandal itu di depan kaki telanjang Aeri.
Aeri tersenyum, walaupun menyebalkan Kai itu sangat peduli padanya.

Mereka pun turun ke lantai utama dengan memakan waktu sedikit lama karna lupa akan letak lift yang sebelumnya mereka naikki.

“selamat datang tuan muda jung, dan nona Jung” para pelayan itu segera mengelilingi meja makan yang benar-benar luas dan panjang itu, yang di tengahnya sudah tertata rapi berbagai macam makanan.
“silahkan.” Aeri dan Kai duduk bersampingan saat kursi untuk mereka di sediakan oleh salah satu pelayan.

“silahkan makan dengan nyaman Tuan dan Nona, selagi menunggu pangeran datang.”

Hah? Apa? Siapa? Pengeran?

Tidak peduli dengan hal lain, Kai yang terlihat sangat kelaparan dengan segera menyantap makanan yang terlah dihidangkan.
“nuna ini enak.” Ujar Kai dengan mulut yang penuh.
Aeri yang memang memiliki ikatan batin dengan Kai dan memang jika soal makanan adalah nomor satu, akhirnya ikut menyantap makanannya.
Astaga, benar-benar enak!!

“hmm, khaw hwenar.” Balas Aeri dengan sembari memasukkan makanan demi makanan ke mulutnya.
Setelah mereka benar-benar kenyang dan menutup acara makan mereka dengan pudding dan segelas air putih.

“aku pulang!.” Teriak seseorang dari arah pintu utama. Aeri dan Kai langsung menoleh saat beberapa pelayan dengan cepat menghampiri pintu utama. Kai menatap Aeri dengan tatapan seakan bertanya,siapa?”

Aeri menggeleng, hingga tatapannya tertuju pada pria tampan dengan rambut hitam yang sedang tersenyum padanya.

“oh hai!” sapanya dengan riang.
Aeri menatap pria tersebut dengan bingung, apalagi Kai yang hanya terdiam tanpa berkata.

Pria berambut hitam dengan mata sipit itu berjalan menuju meja makan setelah menyerahkan tas sekolahnya pada pelayan di sisinya.
ya, dari kelihatannya sih, pria itu baru saja pulang dari sekolahnya melihat ia masih memakai seragam yang terlihat menawan dan elegan itu.

“kalian sudah makan?” Tanyanya dengan ramah, ia mengambil tempat duduk yang berhadapan dengan Aeri.
Aeri dan Kai mengangguk kompak, mereka memang selalu kompak disaat yang membingungkan seperti ini, bisa dibilang bodoh berjama’ah.

Pria itu tertawa kecil melihat tingkah laku Aeri dan Kai yang mambuat mata sipitnya semakin tidak terlihat, namun itu terlihat lucu di mata Aeri.

“jangan terlalu kaku, aku tidak buas.”
Kai mengacungkan tangannya, membuat Aeri menoleh kepadanya yang duduk disamping.
“boleh aku bertanya, tuan?”
Aeri melongo, apa bertanya harus mengacungkan tangan seperti itu? Memangnya kita sedang berada di kelas Tanya jawab?!

Sweet Hidden AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang