Happy reading....
.
.
.
.
.
.
.
Mobil sedan hitam melaju dijalan raya dengan kecepatan tidak waras. Bahkan sang pengemudinya seolah tak peduli rambu-rambu yang tersebar di sepanjang jalanan. Lelaki dengan rambut bermodelkan pantat ayam itu memandang lurus depan dengan pikiran yang berkecamuk. Pembicaraannya dengan ayahnya sangat mengganggu, dan terus teriang hingga ia beberapa kali memukul setir mobil sebagai pelampiasan rasa kesalnya.flasback on
Keheningan sepertinya begitu mendominasi ruang yang terdapat dua lelaki yang saling menatap tanpa membuka suaranya. Wajah tegas keduanya terutama sang ayah, memperkuat jika ada hal yang penting yang ingin dibicarakan. Merasa jenuh karna hanya beradu pandangan tanpa bersuara membuat lelaki dengan karismatik yang menawan, membuka suaranya.
"Hn. Hal penting apa yang ingin ayah bicarakan kepadaku, jika itu perihal tentang perusahaan kurasa kita bisa bicarakannya lewat telpon atau perantara. Setengah jam lagi aku akan meeting bersama kolega-kolega penting."lelaki tersebut hendak beranjak dari kursi yang didudukinya, namun suara lain menginterupsinya.
"Duduk Sasuke!!"perintah orang itu dengan nada tegasnya hingga berdengung di dendang telinga lelaki tersebut.
Tak ingin membantah, lelaki tersebut menurut saja. Dia kembali duduk sambil menatap onyx ayahnya yang sulit dibaca sekaligus mengundang rasa penasarannya karna tak biasanya ayahnya seperti ini, jika tidak ada hal yang benar-benar penting yang ingin disampaikan.
"Ayah akan menikah"
Duarr
Ekspresi Sasuke berubah ketika, mata kelamnya membulat tak percaya. Dia masih mencerna dengan baik apa yang baru saja diucapkan ayahnya. Helaan nafas panjang ayahnya terdengar jelas.
"Ayah bercanda!!"Sasuke meninggikan volumenya, tak peduli jika itu tindakan tak sopan seorang anak pada ayahnya.
"Tidak Sasuke!! Ayah serius, ayah harap kau akan menerima dengan suka cita," sahut lelaki paruh baya tersebut dengan tegas, bertanda ia tidak sedang bercanda seperti yang dikatakan oleh putranya.
"Hhaaaa..."gelak tawa dari mulut Sasuke begitu menyedihkan."Ayolah ayah apa tidak ada lelucon lain selain mengatakan itu, hhaaaa"dia berusaha menyakinkan dirinya sendiri jika itu hanya lelucon yang dibuat ayahnya untuk membuatnya tertawa.
"Hentikan Sasuke!!"titahnya membuat Sasuke berhenti tertawa."Sudah cukup ayah sendiri. Ayah kesepian, tak ada sosok yang memperhatikan ayah semenjak ibumu meninggal 2 tahun yang lalu. Dan sekarang ayah putuskan untuk menikah sebagai penghormatan terakhir jikalau umur ayah tak panjang lagi."
Sinting!! Alasan tak logis bagi Sasuke. Apa ayahnya melupakan sosok ibunya? Apa ayahnya tak mencintai ibunya lagi? Apa begitu mudahnya ayah melupakan ibunya sedangkan ia masih terbayang? Begitulah pertanyaan yang menggerogoti isi pikirannya. Namun dia tak melontarkannya dan memilih diam saja.
"Ayah mohon Sasuke, to-"
"Beri aku waktu?!"potong Sasuke seraya bangkit dan meninggal Fugaku begitu saja. Dia paham jika Sasuke butuh waktu untuk menerima keputusannya.
flasback off
"Sial, sial, sial"umpat Sasuke memukul setir mobilnya yang tak bersalah.
Setelah pembicaraan tersebut, dia pergi tanpa arah dan tujuan. Niat awalnya meeting pun hancur lebur begitu saja. Puncak marahnya mencapai ubun-ubun, hingga menimbulkan geraman dari gesekkan gigi gerahamnya.
Ibunya Mikoto meninggal belum lama ini, tapi apa? Ayahnya ingin menikah lagi!! Dan menghianati cinta ibunya. Dia kenal ayahnya hingga tak mungkin melupakan ibunya dengan mudah. Ia yakin ayahnya pasti diguna-guna oleh orang itu-calon istri ayahnya. Kira-kira itulah kesimpulan sepihak dari seorang Sasuke yang dikenal dengan kejeniusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stepmother's Love
Fanfiction21 ++ Disclaimer : Naruto(c) Mashashi Kishimoto Pairing : SasuSaku Rated : M Genre : Romance, Lemon Perasaan memang sulit ditebak, dia datang kapan saja dan dengan siapa saja. Dan bagaimana kalau perasaan itu justru memba...