PART 3

12.3K 414 30
                                    


Happy reading....
.
.
.
.
.
.
.
Sehari setelah pernikahan berlangsung, baik Sasuke maupun Sakura begitu sangat akrab satu sama lain, selayaknya sekarang ini Sasuke membantu Sakura menyiapkan sarapan. Lelaki itu melakukan sesuai intruksi wanita yang sekarang telah menjadi ibunya. Menurutnya tak masalah jika ayahnya menikahi Sakura karna dengan ini ia bisa lebih dekat dengan wanita gulali tersebut. Mungkin cukup gila melakukan pendekatan pada istri ayahnya sendiri, namun ia rasa Sakura lebih cocok dengannya ketimbang dengan ayahnya yang hampir menua.

Sakura tersenyum tulus ketika mendapati Sasuke yang malah melamun dan menghentikan kegiatannya memotong sayur dan buah.

Wanita itu mendekat kemudian memegang pundak Sasuke,"Sasuke-kun apa kau baik-baik saja? Kau duduklah biar aku yang ambil alih!"

Sasuke tersentak dan menatap Sakura tanpa ekspresi,"Hn. Aku baik, jangan mengkhawatirku,"ucapnya dan kembali melanjutkan mengiris wortel.

Sakura mengangguk mengerti, dia berdehem pelan,"Hmm Sasuke-kun, apa kau memang seperti ini?"Sasuke menghentikan aktivitasnya dan segera menoleh pada Sakura dengan alis terangkat."Ah,maksudku menyiapkan makanan setiap pagi."

Sasuke tidak menjawab langsung pertanyaan Sakura, ia mencuci tangannya dan berjalan menuju kulkas.  Lelaki itu mengambil air putih didalamnya lalu meneguknya. Netra hijau Sakura terus mengikuti apa yang dilakukan Sasuke.

"Tidak juga, kadang-kadang saja," jawabnya singkat setelah selesai meneguk air putih dan menutup pintu kulkas.

Sejujurnya Sasuke tidak pernah membuat sarapan pagi sebelumnya, hanya saja ia tidak menyatakan hal tersebut pada Sakura. ketika ia bangun dari tidurnya, para maid telah siap menghidangkan makanan tanpa diperintah karna sudah tugas mereka. Ia selalu bangun pagi untuk bersiap-siap kekantornya, namun pagi ini entah mengapa ia ingin ke dapur dan dengan sangat kebetulan ia mendapati Sakura ditemani para maid yang sedang memasak makanan. Rasa inisiatifnya pun tergerak hingga ia ikut bergabung dengan Sakura.

Wanita tersebut sangat senang kala ia menawarkan diri hendak membantu dan dengan senyum yang mengembang dibibir itu, Sakura menyuruh maid yang tadinya membantunya untuk mengerjakan hal yang lain dan tinggallah dirinya dan wanita itu disini, berdua. Sakura memang pengertian, tau saja jika ia ingin berduaan dan mengenalnya lebih dekat lagi.

Mendapat jawaban singkat Sasuke, Sakura hanya tersenyum dan ber-oh ria. Setelahnya tidak ada yang membuka suara baik dari pihak Sasuke maupun pihak Sakura. Keduanya nampak sibuk dengan aktivitas memasaknya, sampai akhirnya suara serak khas orang bangun tidur memecang keheningan keduanya.

"Sayang kau memasak?" Fugaku berdiri diambang pintu dan menghampiri wanita yang telah resmi menjadi istri sahnya."Eh Sasuke kau juga memasak?!"tanyanya dengan rasa terkejut pasalnya sejak kapan putranya memasak, namun pertanyaan justru bagai angin lalu di telinga Sasuke. Dasar anak durhaka!!

Tak ingin Fugaku terbawa emosi karna ucapannya tak digublis oleh Sasuke, Sakura melingkarkan tangannya dileher lelaki tersebut dan mencari topik lain."Sayang pagi ini kau terliat segar?!"pujinya tak lupa dengan senyum menawan kesukaan Sasuke.

Fugaku terkekeh dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Sakura sebelum akhirnya ia mendaratkan ciuman selamat pagi di dahi wanita itu."Tentu saja, hidupku lebih berwarna karna adanya dirimu"

Huekk, Sasuke ingin muntah mendengarnya. Perkataannya ayahnya barusan benar-benar menjijikan. Tak ada gunanya tetap disini sedangkan hatinya mulai memberontak karna menahan rasa ketidaksukaannya kala ayahnya mencium Sakura.

My Stepmother's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang