part 2

8.1K 465 3
                                    

Taehyung memasuki ruangan dengan pintu besar itu. Ia ingin mengistirahatkan otaknya setelah semua yang terjadi di kantornya. Ia merasakan begitu lelah entah kenapa.

Taehyung membuka pintu itu menampilkan seorang namja yang sedang terkagum kagum akan lukisan milik taehyung. Rahangnya mengeras, berani beraninya seseorang memasuki ruangannya tanpa ijin.

"Apa yang sedang kau lakukan?" ucap taehyung menahan amarahnya, walau ia sudah menahannya, namun suara beratnya membuatnya lebih menakutkan.

Jungkook tak menghiraukan pertanyaan taehyung, ia malah melamun entah membayangkan apa. Taehyung mulai geram akan tingkah jungkook.

"Aku tanya apa yang sedang kau lakukan di ruangan ku. " taehyung sekali lagi bertanya pada jungkook, ia tersadar akan lamunannya, dan menatap takut pada taehyung.

Jungkook menjawab dengan terbata bata, dia agak takut dengan tatapan yang dilontarkan taehyung padanya.
"A-aku tak tahu jika ini ruangan mu, orang orang itu memasuk kan ku ke sini dan meninggalkan ku"

Taehyung ingat, tadi pagi ia menyuruh jongin untuk menjemput jungkook yang pastinya sedang berduka karena kehilangan kedua orang tuanya. "Kau jeon jungkook? " taehyung mendekati jungkook yang terpepet di tembok ruangannya.

"Lebih cantik dari yang ku bayangkan. " taehyung bisa melihat guratan merah di pipinya, ia malu.

"Duduklah disana, aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu. " taehyung duduk dikursinya, diikuti jungkook yang buru buru duduk didepannya.

Tak banyak basa basi taehyung menjelaskan kenapa jungkook ada disini. Jungkook nampak tak terima dengan kepitusan sepihak taehyung yang memang begitu berat. Taehyung tak mempermasalahkan akan menikah dengan siapa, toh hanya status semata. Ia bisa bercerai jika mau, yang terpenting sekarang ini adalah cara agar bisa menguasai perusahaan Jcom itu.

Taehyung memaksa jungkook untuk menandatangani. Mau tak mau jungkook menandatangani kontrak itu. Nah kalau seperti ini kan cepat selesai, segala protes membuat pekerjaan taehyung bertambah saja. "kurung dia dikamar" perintah taehyung pada kedua orang berbadan besar itu. Jungkook meronta saat kedua tangannya dipegangi. Tahyung hanya abai, tak memperdulikan jungkook dan melanjutkan pekerjaannya.

"jongin cepat urus pernikahan itu, jangan sampai ada halangan apapun aku tak mau pekerjaan ku bertambah hanya karna gagal menikahinya dan pastikan tak ada yang tahu kecuali kelompok kita. Dia juga harus dikenal sebagai istri seorang Kim Taehyung" ucap taenyung pada jongin yang setia dibelakang taehyung, taehyung menyeringai saat mengatakan kalimat terakhir.

"baik" ucap jongin lalu pergi dari ruangan taehyung.

Setelah jongin tak terlihat lagi taehyung membuka laptopnya dan kembali berkutat dengan pekerjaan nya.

Hampir berjam jam taehyung mengetik di laptop itu. Dan selesai. Taehyung menutup laptopnya dan meregangkan tubuhnya yang kaku karena terlalu lama duduk.

Beberapa menit kemudian ponsel taehyung bergetar, ada sebuah panggilan masuk dari seseorang tak dikenal.

"Hallo tuan kim apa kabar, anda pasti tahu siapa saya, jangan pura pura bodoh. Kau berniat menikahinya? Apa kau bercanda, seorang kim taehyung menikah? Hahahah" suara tawa yang memekakan telinga disebrang sana membuat taehyung meremas ponselnya kuat.

"Apa kau fikir aku sebodoh itu? Aku tau rencana busukmu Kim namjoon oh maksutku jung namjoon" taehyung bersemirk saat mendengar deru nafas marah namjoon disebrang sana.

"Sebenarnya aku tak ingin berurusan denganmu lagi kim. Tapi karena kau berniat menikahi nya aku tak bisa tinggal diam. Dia itu berlian yg sangat langka aku tak bisa membiarkanmu mendapatkannya semudah itu"

A Mafia Is My husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang