Jungkook berniat melanjutkan tidurnya namun berakhir dengan dirinya yg mematung di ambang pintu. Ia baru ingat tentang taehyung yg melarangnya berkeliaran.
Taehyung berdiri dari duduknya, menghampiri jungkook yg tak bergerak sama sekali. "Aku tak harus mengulang pertanyaan ku kan? " tanya nya tepat didepan jungkook dengan suara berat yg mengintimidasi. Jungkook semakin menunduk kala taehyung berusaha menatap matanya.
"A-aku... Y-yoongi hyung mengajak ku ke studio" taehyung mengerutkan keningnya heran, tak seperti biasanya yoongi berinteraksi dengan orang baru. Bahkan ia masih dingin dengan taehyung dan yg lainnya.
"Yoongi? Sejak kapan ia mengijinkan orang lain ke studionya? Bahkan ruangan itu dikunci dengan sidik jari" ucap taehyung heran. Itu bukan yoongi yg ia kenal. Jungkook hanya mengangguk meyakinkan. Namun jawaban itu tak mampu membuat taehyung cepat cepat pergi dari hadapan jungkook. Ia malah semakin menatap jungkook tajam.
"Dan sepertinya kamu tak mendengarkan perintah ku, kamu tetap pergi keluar tanpa sepengetahuanku, kau ingin aku kurung disini sampai hari pernikahan tiba? " ancam taehyung semakin mengeluarkan aura memyeramkan. Jungkook semakin tertunduk, ia tak mau dikurung lagi, ia tak suka sendirian, ia takut.
"Ku mohon jangan kurung aku lagi" ucap jungkook dengan suara bergetar. Taehyung tetap menatap jungkook walau ia tak menatapnya. Taehyung tahu sekarang jungkook ketakutan, tapi ia sama seklai tak peduli dengan itu, ia paling tak suka jika ada seseorang yg tak menuruti perintahnya. Untung saja jungkook masih berguna jadi ia tak akan mengarahkan pistolnya pada jungkook.
"Lalu kenapa kamu tidak bisa diam di kamar ini. Aku sudah sangat memberimu kelonggaran, pintu sama sekali tak ku kunci dan kau ku beri makan tiap hari, apa kau ingin ku perlakukan seperti budak, hah! " jungkook semakin menunduk, ia tak berani menatap mata taehyung yg terlihat sangat marah. Lalu kemudian jungkook mengangguk brutal.
"I-iya, iya aku akan menuruti semua perintah mu, tapi tolong jangan kurung aku. Aku tak akan ingkar lagi kumohon. " ucap jungkook menatap taehyung dengan air mata mengalir. Taehyung semakin mempertajam tatapannya tak peduli dengan air mata jungkook yg semakin deras. Ia sama sekali tak kasihan pada jungkook, dihatinya sudah tak ada belas kasih untuk siapapun.
"Aku akan pegang kata katamu, jika kau tak menuruti perintahku, aku tak bisa jamin seterusnya kau akan hidup tenang. Jadi pikirkan lah dulu sebelum bertindak. Kau tak ingin mati muda kan? " ucapan taehyung membuat jungkook terisak, ia takut pada taehyung. Kemudian taehyung berlalu dari sana tanpa menoleh pada jungkook yg terlihat lemas, ia terhuyung pelan lalu berpegangan pada tembok di dekatnya.
.
.
.
.
.Yoongi seokjin dan beberapa rekan lainnya sekarang sedang berkumpul di ruangan taehyung berbaris rapi menunggu perintah. Tak lupa dengan seragam serba hitam dan masker menutupi separuh wajah. Taehyung yg tadinya duduk di kursinya kini berdiri berjalan ke depan meja kerjanya dan menatap anak buahnya.
"Seperti yg sudah direncanakan, kita akan mengepung pemilik perusahaan TmJ malam ini. Tepat seperti dugaan dia memang pergi ke hotel Roxstar, jika ada beberapa hal yg melenceng kita masih ada plan b. Yoongi, kau yg akan mengintai presdir wooli. Dia akan pergi ke club malam ini, dia berencana bertemu dengan seorang bandar narkoba, aku tak tahu siapa yg melakukan penjualan tanpa sepengetahuan ku. Cari tau orang nya. Aku tak akan meloloskan siapa saja yg tak mengindahkan peringatanku. " perintah taehyung. Mereka mendengarkan dengan baik. Semua menggangguk lalu bergegas pergi.
Taehyung menatap mereka semua yg satu persatu hilang dari balik pintu. Lalu ia menatap berkas yg ada diatas mejanya. Senyum tipis tercipa disana. "Jongin carikan aku beberapa data dari orang ini. Aku tak tahu apa yg sedang ia lakukan tapi dia sangat menarik. "
.
.
.
.
.
.
.
.Seseorang dengan seragam hitam dan penutup wajah sedang mengintai diatas sebuah gedung didepan hotel Roxstar. Ia mengarahkan sniper nya pada seorang berbaju jas yg sedang dikelilingi pengawalnya dibawah sana. "Hei mingyu, apa kau tak merasa jika misi ini terlalu mudah? Para pengawal bodohnya itu hanya mengelilinginya dan tak menyadari kalau kepala boss nya sebentar lagi akan berlubang. " ucapnya.
"Kau terlalu menyepelekan pekerjaanmu, jakson. Kau tau apa yg terjadi tahun lalu, tengkorakmu hampir berlubang karena menyepelekan misi seperti ini. " jakson menatap mingyu malas.
"Jangan mengungkit masa lalu aku tak suka itu" kesal jakson.
"Apa aku terlihat peduli dengan apa yg kau suka?" mingyu menjawab tanpa mengarahkan pandangannya pada jakson. Ia sedang sibuk meretas cctv di hotel itu. Sedangkan jakson kembali gokus pada sasarannya.
"Sial!! " jakson menarik snipernya dan berlindung saat suara tembakan terdengar mengarah padanya.
"Sudah ku bilang jangan lengah! Di arah angka jam sembilan dekat pohon!" mingyu berucap geram pada jakson.
Dorr.
Suara tembakan jakson terdengar lirih, dan tepat di bawah pohon dengan pakaian biasa tergeletak dengan darah disekitarnya. Beberapa pejalan kaki berteriak histeria. Meminta pertolongan. Lalu suara tembakan kembali terdengar dari arah kiri jakson. Mingyu yg melihatnya reflek menarik jakson mundur dari tempatnya. Jika terkena tembakan itu bisa bisa kepalanya langsung berlubang.
Dorr
Dorr
Migyu mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak dua orang di gedung sebelah. Mereka tak menyadari jika ada seseorang disana. Merasa takada orang lagi ia beralih menatap layar laptopnya. "Dijendela bagian atas sebelah kiri, deret ke dua" instruksi mingyu. Dengan cekatan jakson langsung menembak kan tepat seseorang disana.
Yugyeom yang ada di dalam gedung memberikan perintah agar memusatkan tembakan pada sasaran mereka. Aba aba diberikan dan bunyi tembakan dari segala arah tertuju pada orang itu. Sialnya para pengawalnya lebih gesit, mereka mendorong bossnya ke bawah meja besar. Para pengawal itu tergeletak dengan darah mengalir keluar dari tubuh mereka. Beberapa pengawal yg bersembunyi pun membalas tembakan itu.
"Kita beralih ke rencana B. Sekarang! "
.
.
.
.
.
.
.
.Yoongi duduk disebuah bangku yg berada jauh dari orang orang sedang menari dengan lentik diatas panggung. Yoongi hanya menatap malas mereka, hanya dengan musik seperti itu mereka bisa terhipnotis. Matanya beberapa kali menatap presdir wooli yg masih duduk dibangku tak jauh dari tempatnya.
Dengan penampilan seperti itu yoongi terlihat cukup manis, switer rajut yg memiliki sela sela besar. Sampai bagian tubuhnya hampir terlihat jika ia tidak mengenakan dalaman.
Seseorang dengan kemeja hitam di meja bartender melambaikan tangannya pada temannya yg sedang menghampirinya. "Heeeiii wonwoo, kau dari mana saja. Seminggu ini aku tak pernah melihatmu di sini. Jangan bilang kau keluar? " ucapnya memeluk wonwoo yg terlihat risih dengan tingkahnya.
"Jimin aku akan memghajarmu jika kau bertingkah lagi. Aku sedang sibuk akhir akhir ini" ucap wonwoo melepas pelukan sepihak itu. Jimin nampak sedih saat wonwoo melepas pelukannya. "Yah, tak masalah jika itu kau, hehehe. Tapi biasanya kau akan tetap datang jika sibuk tapi kenapa kemarin tidak"
"Kali ini aku benar benar sibuk sampai tak sempat kesini. Untuk istirahat saja aku tak bisa. Makanya hari ini aku kesini karena ingin melepas lelah. " jimin nampak sumringah saat mendengar alasan wonwoo. Ia bangkit dari duduknya. "Kalau gitu kau pasti akan suka jika aku memainkan beberapa lagu untukmu! " wonwoo menyeringai, sepertinya ide yg bagus baginya.
"Tentu saja, aku akan dengan senang hati mendengarkannya" jimin kemudian berlalu dari sana dan berjalan ke arah sebuah ruangan DJ yg berada dia atas lautan manusia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mafia Is My husband
Fiksi Penggemar[Hiatus] [taekook, minyoon] BxB Romantis BL Jungkook yang terpaksa menikahi seorang mafia terkejam, Taehyung. Pernikahan yang hanya sebatas kontrak kerja, agar taehyung dapat menguasai seluruh perusahaan mendiang ayah jungkook.